---
"Hari ini kau mau kemana lagi ?"
"Ah, aku diajak kak Yoongi untuk menemaninya belanja bulanan sembari membantunya mengasuh Yoonji."
Jungkook mendengus. Kakak iparnya itu suka sekali memanfaatkan kebaikan sunshinenya. Apa dia lupa kalau istrinya itu sedang berbadan tiga ?
"Apa kak Jimin tidak bisa menemaninya ? Kau bawa perutmu saja sudah susah, sok sekali membantu kakakmu mengasuh balita kelebihan tenaga macam ponakanmu itu. Tidak. Kali ini aku tidak memberimu ijin."putus Jungkook membuat Hoseok mendelik tak suka, mencoba bangkit dari kursi meja riasnya dan duduk ditepi ranjang. Mengembungkan pipinya kesal namun dibalas tatapan malas suaminya.
"Ayolah, Kookie. Aku ini bosan. Hanya menghabiskan waktu didalam rumah sembari melakukan hal-hal kecil yang membosankan bahkan untuk memasak kau tidak membiarkannya. Aku ini istri, Kook, bukan koleksi Ironman-mu yang bejibun itu."keluhnya dengan raut murung, Jungkook terkesiap lalu terdiam. Memilih beringsut mendekati sunshinenya dan memberinya dekapan hangat. Ibu hamil yang sensitif dan Jungkook tak pernah suka mentarinya meredupkan cahaya hangatnya. Ia tak ingin merasakan kelabu lagi.
"Aku hanya tak ingin kau kelelahan, sunshine. Ingatlah, sayang. Kini bukan dirimu saja yang harus dijaga tapi mereka juga. Kedua makhluk mungil yang akan segera terlahir kedunia, menjadi anggota baru keluarga kecil Jeon."ujarnya mencoba memberi pengertian mentarinya yang masih terlihat gloomy bahkan kini pipinya sudah basah. Jungkook menangkup kedua pipi Hoseok yang semakin berisi lalu menyeka bulir airmata yang menganak disana dan mendaratkan kecupan lembut membuat seburat rona merah disana. Pria itu terkekeh dan kembali mendekap istrinya yang kini membalas pelukannya tak kalah erat.
"Lalu sekarang aku harus bagaimana, Kookie ? Aku sudah terlanjur janji pada kak Yoon. Aku tak ingin membuat kakakku kecewa."Jungkook merutuk dalam hati, terkadang kebaikan hati istrinya itu terasa menyebalkan seperti sekarang ini. Rasa tak enak hati membuat seseorang yang disayangnya kecewa terlebih sang kakak---Jung Yoongi yang kini berganti marga menjadi Park itu. Jungkook menghela nafas perlahan lalu mengurai pelukannya, menatap lekat manik teduh istrinya yang selalu membuatnya hangat lalu mengulum senyum kala melihat raut kebingungan sunshinenya.
"Aku akan ikut menemani."putusnya membuat Hoseok mengerjapkan matanya, merasa sanksi yang malah membuat Jungkook terkikik. Istrinya menggemaskan sekali.
"Kau yakin ?"
Hoseok ragu sedangkan Jungkook mengangguk mantap bahkan kini mulai beranjak dari kasur empuk bersiap untuk mandi dan suara pintu kamar mandi tertutup pelan menyadarkan wanita yang akan menjadi ibu itu. Ia menghela nafas. Jungkook ikut berbelanja ? Yang benar saja ?!
"Sayang, bisakah kau ambilkan aku handuk ? Aku lupa membawanya."
Hoseok mendengus lalu membalas teriakan suaminya dan berjalan menuju lemari mereka, mengambil handuk suaminya. Kebiasaan buruk Jungkook setelah menikah, selalu lupa membawa handuk.
"Tak perlu luluran dulu, Kookie. Mandi biasa saja."ujarnya memperingatkan dan balasan suaminya membuat Hoseok cekikikan ditepi ranjang besar mereka.
.
.
.
"Apakah masih lama ? Aku sudah lapar."bisik Jungkook pada Hoseok yang sibuk melihat-lihat beberapa baju luaran yang menarik minatnya, kini mereka telah selesai berbelanja kebutuhan bulanan Yoongi dan berakhir disebuah butik karena kakaknya berniat membeli sebuah gaun untuk dipakainya disebuah pesta teman lama Jimin yang tak begitu dikenal Jungkook. Senior Jimin diUniversitas dan satu club futsal dengannya. Begitu cerita singkat sang kakak pada Hoseok.