Am I Wrong?

68 2 0
                                    

---

(02)

Jeongguk langsung beranjak keluar dari ruang kerjanya setelah panggilan dari Seongwoo terputus. Dokter muda itu mengatakan kalau istrinya berada disana. Dibawa oleh salah satu maidnya yang menemukannya tak sadarkan diri di lantai kamarnya dengan darah yang tercecer di sekitar tubuh lemahnya yang berasal dari hidung serta dari bagian bawah tubuhnya wanita itu dan menggenang di lantai. Taehyung mendapatkan serangan serta mengalami pendarahan yang mengakibatkan janin mereka harus di lahirkan segera jika tidak ingin terjadi hal yang buruk nantinya. Jeongguk menyetujui dan Taehyung menjalani operasi malam itu juga. Jeongguk hanya sendirian di rumah sakit dan Yeonjun di titipkan di rumah Jimin untuk sementara waktu walaupun dia segan mengingat Chaeyoung baru saja mengalami keguguran dan di haruskan untuk beristirahat total dan Jeongguk yakin, itu akan semakin membuat Jimin repot walaupun pria itu mengatakan kalau ia bisa menghandle semuanya. Namun, Jeongguk sendiri tidak memiliki pilihan lain. Sepupunya, Kim Seokjin berada jauh di luar negri karena putra semata wayangnya tengah menjalani pengobatan disana. Anak laki-laki berumur 11 tahun itu memiliki penyakit bawaan sejak lahir. Gagal jantung karena seringnya terpapar asap rokok dari lingkungan rumahnya dulu yang memang begitu padat. Bukan karena Seokjin tidak mampu, namun kala itu Jisoo, istrinya tidak bisa pindah karena keadaan ibunya yang tengah sakit parah kala itu jadi mengharuskan mereka untuk tetap menetap disana hingga putra mereka lahir dan di diagnosa mengidap gagal jantung. Bagaimana dengan keluarga Taehyung. Entahlah, Jeongguk tidak yakin untuk itu mengingat bagaimana hubungan ia dan Taehyung dengan keluarga Kim. Keluarga Taehyung memang menentang hubungan mereka sejak awal bahkan sampai tidak memberi restu. Taehyung di nikahkan oleh Yoongi setelah perdebatan panjang dan akhirnya mereka memutuskan untuk membangun sebuah keluarga kecil di kota hingga sekarang tanpa ada niatan untuk pulang ke rumah barang sekedar menengok orangtua mereka yang mulai renta. Namjoon, kakak laki-laki Taehyung sempat datang ke rumah dan meminta Taehyung untuk pulang karena Nyonya Kim sakit keras dan selalu menanyakan kapan putri tersayangnya kembali. Jeongguk kala itu tentu langsung memberikan ijin, mempersilahkan Namjoon untuk membawa adiknya pulanng sementara waktu namun jawaban Taehyung membuat ia dan Namjoon terkejut. Wanita itu menolaknya dan mengunci diri di kamar membuat Jeongguk kualahan menenangkan Yeonjun kecil yang mendadak rewel. Namjoon akhirnya memutuskan untuk pamit pulang. Melangkahkan kakinya keluar rumahnya dengan lesu. Jeongguk memandanginya dalam diam. Punggung itu terlihat rapuh. Taehyung melihatnya dari celah pintu kamar yang sedikit terbuka dan entah sejak kapan dia melakukannya dan bersembunyi disana. Taehyung menangis dan Jeongguk dengan cepat membawanya dalam rengkuhan. Wanita itu terisak pilu seraya menggumamkan kata maaf berulang kali diiringi tangisan Yeonjun kecil yang terbangun dari tidurnya yang singkat. Hati Jeongguk ikut sakit karenanya dan mulai merutuki diri. Andai saja saja dia tidak memaksakan kehendaknya, mungkin hidup Taehyung tidak semerana ini. Menjauh dari keluarganya hanya untuk pria yatim piatu yang di penuhi dengan kekurangan.

Jeongguk menarik nafas panjang. Mengusap wajahnya yang entah sejak kapan menjadi basah. Tangannya terulur dan memijat pangkal hidungnya yang pening. Semua permasalahan yang belakangan ini merundung keluarga kecilnya membuat kepalanya sering sakit. Jangankan menjaga kesehatannya, buat ingat untuk pergi mandi saja sudah untung. Bahkan Jimin seringkali mengomelinya karena kebiasaan buruknya itu. Namun, siapa peduli. Yang dipikirannya hanya Taehyung dan Taehyung. Bahkan dia tidak perduli jika bayi dalam kandungan selamat atau tidak.

Kejam? Jeongguk sudah tidak memperdulikan itu. Sungguh.

.

.

"Ayah! Ayah!"

Yeonjun berlonjak dalam gendongan Jimin meminta di turunkan dan membuat pemuda pendek itu sedikit kepayahan namun akhirnya menurutinya, membiarkan bocah 5 tahun itu berlari riang menuju ayahnya yang kini merentangkan kedua tangannya dengan seulas senyum lebar yang terhias di wajah tampannya. Bocah itu terkekeh lucu kala seluruh wajahnya diciumi dan berseru keras karena rasa geli. Jimin ikut terkekeh dan berjalan mendekati keduanya. Tersenyum pada Jeongguk yang juga membalasnya dengan senyuman.

BANGTAN COOKIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang