***
'Ketemu Mantan'
"Hujannya deres banget sih, kapan berhentinya coba ? Masa sampe malem gue terjebak dihalte ini sih ?"Kookie mengalihkan pandangannya dari arah jalanan yang terlihat begitu licin karena air hujan kearah gadis manis berseragam sama dengannya namun gadis itu membalutnya dengan kardigan putih tulang sibuk menggerutu seraya terduduk resah dikursi panjang yang tersedia dihalte itu.
"Nih pake punya gue."Kookie hanya diam kala gadis itu hanya mengangkat sebelah alisnya sebagai respon.
"Engga sudi!"ujarnya sadis membuatnya berdecak lalu kembali keposisi semula, gadis itu memang tidak pernah berubah.
"Mau digimanain juga kardigan lo tetap aja basah, batu banget."ujarnya dengan wajah datar membuat gadis itu berasap lalu melemparkan tumblernya yang sudah tak berisi kearah Kookie yang menangkapnya dengan mudah lalu menyeringai geli melihat wajah manis itu berubah keki.
"Shut up!"
"Ck, katanya udah move on. Kok hadiah dari gue masih disimpan ya, dipake tiap hari lagi. Dasar muna."ujarnya dengan wajah minta dicium wajan, gadis itu mendengus keras.
"Lihat siapa yang bicara, sendirinya padahal terus pake jaket yang gue beli. Gue sanksi jangan-jangan engga pernah dicuci saking kangen tapi gengsi."sudut bibirnya berkedut mendengar cibiran pedas dari bibir tipis yang pernah ia cici----Oh ayolah ia harus segera menghentikan pikiran ambigunya sebelum sisi liarnya butuh pelampias---
"Berhenti mikir yang aneh-aneh, Kook. Otak lo emang perlu dibawa ke binatu pencucian otak biar bersih dari virus yang membebal karena kebanyakan baca komik hentai."Kookie tertawa kala kotak bekal berwarna mencolok mata mampir diwajahnya lalu sibuk memainkannya membuatnya mendapat cubitan maut pada perutnya, meringis membalas tatapan garang sang gadis manis yang kini berkacak pinggang.
"Engga usahlah cubit-cubit, Ra. Kalo lo kedinginan tinggal bilang sama gue, diri gue siap menampung kok."ujarnya menaik turunkan alis tebalnya membuatnya berteriak heboh kala rambut pendek kecoklatannya dijambak gemas sang gadis.
"Santai Ra, gue milik lo sepenuhnya kok."ia mengerling jahil lalu beringsut menjauh tak peduli kalau kini ia basah kuyup karena terkena hujan demi menjauhi serangan bertubi dari mantan kurang belaian.
"Pabo maknae!"
"Love you too, my ex."ujarnya dari balik jendela bus yang baru saja berhenti didepan halte meninggalkan si gadis manis yang kini menganga lebar seraya memegangi pipi kirinya dengan seburat merah samar dipipi hingga telinga, Kookie memang rajanya memporak porandakan hatinya.
**
~Her or Him ?
"Pelan-pelan kali, Ra. Dikira engga nyut-nyutan apa ?"protes Kookie kala luka disudut bibirnya yang sedikit mengeluarkan darah dan membiru ditekan sengaja oleh gadis berbando lucu yang tengah memasang wajah tak jauh beda dengan ibuk sang pengabdi mantan.
"Bacot! Makanya engga usah banyak gaya, udah tau letoy sok-sok'an ngajak ribut senior. Untung cuma bonyok bukan koma, bisa mati duduk Uti lo liat cucu semata wayang tinggal kenangan."sungutnya seraya merapihkan kembali obat luka yang tadi ia pakai kedalam kotak obat lalu berlalu kedapur entah mau apa meninggalkan Kookie yang kini menyandarkan tubuhnya disofa empuk yang ada dirumah gadis itu, tubuhnya rasanya remuk semua padahal dia hanya terhempas keatas matras karena tendangan kuat senior di club karatenya yang sudah sabuk hitam bukan menabrak tembok. Memang benar sih ia salah tapikan ia capek juga ditindas, ia hanya ingin mencoba menunjukkan pada teman satu club karatenya kalau ia memang niat dari hati untuk belajar ilmu bela diri itu bukan karena ia begitu memuja kakak Kinara Kanaya yang juga menjadi senior yang disegani disana, siapa lagi kalau bukan Nam Joon. Sang Monster kejuaraan, dari tingkat dasar sampai puncak diborong tanpa sisa. Abang Joon memang juaranya.
![](https://img.wattpad.com/cover/143095240-288-k7609.jpg)