---
(Yes or Yes sequel)
.
.
"Jung, kau putus dengan si Yein?"
Jungkook yang sedang asik bermain gim di ponselnya menoleh, mendapati Yugyeom yang kini duduk di sampingnya, menatapnya dengan tatapan menuntut membuatnya menarik nafas pelan sebelum akhirnya mengangguk kecil. Yugyeom tersentak kaget melihatnya dan langsung heboh sendiri. Tidak menyangka akan sang sahabat yang dengan mudahnya memutuskan hubungan dengan siapapun sekalipun umurnya masihlah muda. Tidak pernah melewati masa satu tahun pacaran. Keterlaluan sekali, kan?
"Kali ini alasannya apa lagi?"tanya Yugyeom gemas. Benar-benar tidak habis pikir dengan jalan pikiran sang sohib. Jungkook mengedikkan bahunya tak acuh lalu kembali melanjutkan kegiatannya, tak begitu peduli akan desakan Yugyeom yang penasaran sekali akan alasannya memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan Kim Yein sang putri sekolah Beyond bahkan sampai mengguncang-guncang tubuhnya dengan brutal, layaknya seorang bocah yang merengek minta di belikan kembang gula. Merepotkan.
"Ck, kau ini kenapa sih?"Jungkook benar-benar gagal paham pada sohibnya satu itu,"sana pergi makan saja dengan Mingyu. Jangan ganggu aku. Aku sedang sibuk,"ia berakhir mengusir Yugyeom yang kini misuh-misuh. Beranjak keluar tanpa mendapatkan penjelasan apapun dari pemuda itu. Ia mendengus kasar sembari menarik kerah belakang Mingyu yang malah asik menggombali kakak tingkat di koridor kelas, dan masih sempat-sempatnya melayangkan kedipan genit yang membuat Yugyeom bergidik jijik. Dan akhirnya melayangkan jitakan gemas di pucuk kepala pemuda bertubuh bongsor itu.
"Yak! Kau ini kenapa sih?! Salah makan atau sedang datang bulan? Marah-marah tidak jelas."Mingyu mengomel sembari mengusap pucuk kepalanya brutal. Jitakan Kim Yugyeom memang tidak pernah main-main. Yugyeom menarik nafas berat. Mendudukkan dirinya di bangku kayu panjang yang ada di teras kelasnya lalu menerawang jauh, bergumam tak jelas membuat Mingyu menatapnya aneh dan menjitak kepalanya. Yugyeom melemparkan tatapan mematikannya yang di anggap angin lalu oleh Mingyu yang bahkan kini merangkulnya dengan sok akrab.
"Kenapa sih? Memangnya kenapa kalau Jungkook putus dengan Yein, hn? Mungkin mereka memang tidak cocok saja. Iya, kan?"kata Mingyu, rasional yang sedikit di benarkan Yugyeom dalam hati. Keduanya lalu terdiam dan sibuk dengan pikirannya masing-masing sampai akhirnya celetukan Mingyu membuat Yugyeom membeku di tempat. Menatap nanar kearah Mingyu yang malah menampilkan cengiran bodoh, seperti biasa.
"Yak! Kau bilang apa barusan, hah?!"
"Apa sih? Aku kan hanya mengutarakan apa yang ku tahu, dan sudah sangat jelas bukan, kalau kau memang menyukainya? Memangnya kalau iya kenapa? Toh, sekarang pun gadis itu bukan milik siapa-siapa. Sah-sah saja kalau dia di dekati pemuda lain, bukan?"jawab Mingyu dengan nada kelewat santai, tidak peduli dengan aura suram yang menguar dari punggung tegap Yugyeom yang kini mengerang frustasi. Seharusnya, tidak ada seorang pun yang mengetahuinya, bukan? Bathinnya menjerit frustasi. Masih tidak menyangka rahasia terpendamnya akan terbongkar dalam sekejap mata. Hh, sialan!
"Aku masuk dulu,"pada akhirnya, dia lebih memilih menghindar. Menyisakan Mingyu yang kini tersenyum tipis sembari memperhatikan Yugyeom dari kejauhan. Merasa maklum akan sikap sang sohib. Ya, wajar saja dia begitu, mengingat gadis yang selama ini di sukainya adalah seseorang yang pernah mengisi hari-hari sahabatnya sendiri.
"Hh, mungkin dia memang butuh waktu untuk memikirkan segalanya. Memaksakan perasaan pun rasanya tidak pantas. Malangnya sahabatku."gumamnya sembari memperhatikan Yein yang tengah bersenda gurau dengan kedua temannya dan sempat melintas di depannya. Nampaknya, gadis itu sudah terlihat baik-baik saja sekarang. Tidak tampak raut kesedihan disana, dan kemungkinan besar sudah lupa akan patah hatinya karena di tinggalkan pangeran sekolah.