---
2. Namanya Jeongguk."Nah, sekarang kau pilih. Aku akan ke atm sebentar."ujar Taehyung seraya meminta si kurus untuk memilih kacamata baru yang dia inginkan. Si kurus mengangguk, membiarkan Taehyung beranjak keluar toko dan berbelok menuju toilet. Tidak jadi ke atm setelah mengingat isi tabungannya yang tinggal recehan. Menggigit kuku jarinya resah. Mencoba menghubungi seseorang yang bisa menolongnya kali ini.
"Halo, kak Yoonie. Bisa tolong Taetae tidak...?"
.
.
"Terimakasih untuk hari ini. Nanti jika aku sudah ada uang, aku akan langsung menggantinya."kata si kurus kala sepulangnya mereka dari toko dan si kurus sudah memiliki kacamata barunya. Warna dan bentuknya masih sama. Mungkin dia memang menyukainya. Taehyung hanya tersenyum."mau makan dulu? Ini sudah waktunya makan siang."ajaknya namun si kurus menggeleng lagi."tidak usah. Ehm, bisakah kita kembali ke sekolah saja. Tas kita kan masih disana."
Ck, kenapa Taehyung bisa lupa. Taehyung kembali merutuk. Mengulas senyum kaku sebelum akhirnya beranjak pergi menuju ke sekolah. Melewati akses yang sama dan berjalan mengendap menuju arah kantin. Ini masih jam makan siang, jadi lebih baik mereka pergi kesana. Jennie yang pertama menyadari presensinya langsung berseru, mencoba mengalihkan atensi Taehyung yang membalasnya dengan cengiran canggungnya, menawari si kurus untuk bergabung dan langsung menariknya tanpa memperdulikan tanggapan si kurus yang kini hanya bisa menghela nafas pasrah.
"Eh, dia siapa Tae? Pacarmu? Kalian berkencan?"kata Chaeyoung tiba-tiba membuat Taehyung tersedak ludahnya sendiri, melirik kearah si kurus yang tampak menunduk dengan rona samar di pipi membuatnya mendengus geli."dia bukan pacarku. Dia hanya kenalan baruku."
Ketiga sohibnya mengangguk paham. Taehyung menyuruh si kurus untuk duduk di samping Lalisa yang melemparkan senyuman ramah diikuti Jennie dan Chaeyoung. Si kurus hanya menanggapinya dengan senyuman canggung. Taehyung memilih mengantri di stan makanan favoritnya, kue beras pedas yang tampak padat setelah memesan dua gelas jus strawberry untuknya dan si kurus. Entah pemuda itu menyukainya atau tidak. Ya, namanya juga usaha. Maklumi saja ya. Ehe.
Taehyung kembali tak lama setelahya dengan satu nampan berisi dua gelas jus dan dua piring berisi kue beras pedas yang salah satunya di angsurkan pada si kurus yang menerimanya dengan sungkan."makanlah. Aku traktir."Taehyung mendudukkan dirinya di samping Jennie yang sibuk dengan ponselnya, membuat gadis itu terhimpit antara ia dan Chaeyoung yang sibuk dan mie ayamnya. Lalisa tidak makan, sedang diet katanya. Cih, apanya yang mau dikecilkan coba? Tubuhnya saja sudah sekecil lidi begitu. Hh, jika begini terus pacar Jung Hoseok ini hanya berakhir tinggal kenangan saja.
"Lalisa, kau tidak makan? Nanti kau sakit, aku juga yang repot. Kak Hoseoki jauh loh..."ujar Taehyung menasehati, Lalisa hanya tersenyum kecil lalu kembali sibuk memainkan ponselnya. Mungkin sedang asik berbalas pesan dengan Hoseok. Entahlah. Melirik kearah si kurus yang tampak sudah menyelesaikan acara makannya dan mengucapkan terimakasih pada Taehyung. Ia menanggapinya dengan senyuman tipis.
"Eh, mau kemana? Disini saja dulu. Teman-temanku tidak merasa keberatan kok. Iyakan?"Taehyung langsung memberi kode pada ketiga sohibnya untuk membenarkan ucapannya. Si kurus tampak bimbang memilih tinggal atau beranjak pergi namun tatapan memelas yang di perlihatkan Taehyung membuatnya urung. Sepertinya tidak apa, lagipula Taehyung sudah baik sekali padanya hari ini.
Tak lama berselang, bel masuk kembali berbunyi membuat mereka mau tak mau harus beranjak pergi menuju kelas masing-masing. Mereka berjalan beriringan karena ternyata si kurus berada di kelas sebelah. Dan Taehyung baru mengetahuinya hari ini.
Oh iya, ia nyaris lupa...
"Kita belum berkenalan bukan? Ehm, aku Kim Taehyung, Taehyung. Kalau kau?"tanyanya sembari menyodorkan sebelah tangannya kearah si kurus yang menatapnya lamat-lamat sebelum akhirnya membalasnya dengan jabatan yang terasa begitu lembut. Dada Taehyung berdesir.