---
Chapter. 10
.
.
"Ah, kau gugup ya? Mau pergi ke kamar mandi lagi?"
Jungkook berjengit pelan dan menoleh kearah samping di mana Taehyung menatapnya dengan raut cemas. Jungkook tersenyum dan menggeleng kecil. Sebelah tangannya kembali menyeka keringat dingin yang kembali menghiasi pelipisnya. Ia masih sukar untuk mengatasi kegugupannya, namun tidak merasakan mulas seperti sebelumnya atau juga rasa mual yang beberapa saat itu sempat menyerangnya. Okay, itu memang terlalu berlebihan. Namun, semua itu benar-benar di rasakannya tepat di hari H pernikahannya dengan Taehyung. Dan sekarang mereka sudah berdiri berdampingan di atas altar dengan seorang pastur yang berada di hadapan mereka sembari memberikan beberapa wejangan pada mereka berdua sebelum acara inti di mulai, dimana mereka berdua akan saling mengikrarkan janji masing-masing di depan pastur dan para tamu yang hadir. Mengingat hal itu membuat degub jantungnya kembali menggila. Meneguk salivanya kasar sembari menyeka keringatnya dengan cepat. Mencoba memasang wajah biasa kala sang pastur mulai memberikan interuksi untuk mereka saling berhadapan. Bersiap untuk mengucap janji yang sebelumnya mereka buat lalu di hafalkan.
Jungkook mendapat giliran pertama. Meraih tangan kanan Taehyung dan menggenggamnya. Berdeham dua kali dan menarik nafas dalam sebelum akhirnya menggerakkan kedua belah bibirnya, mengucapkan janjinya dengan pelan namun penuh kesungguhan membuat Taehyung larut dalam keharuan. Setelahnya, Taehyung mengambil giliran, ikut mengucap janjinya dengan suara bergetar dan kedua manik cantiknya yang berkaca-kaca. Keduanya tersenyum lebar kala sang pastur mengesahkan ikrar janji mereka dan kini mereka sudah resmi menjadi pasangan suami istri. Dan keduanya menutup momen manis dan mengharukan itu dengan kecupan manis diiringi tepuk riuh para tamu yang ikut merasakan rasa bahagia yang menguar dari pasangan mempelai yang kini sudah beranjak turun dan menghampiri kedua makhluk uwu yang sedari tadi begitu tenang dalam buaian kedua nenek mereka. Taehyung langsung mengecupi kedua pipi si kembar diiringi isakan kecil guna meluapkan perasaan bahagiannya yang tumpah ruah. Ia benar-benar bahagia. Menatap kedua orangtuanya yang juga menatapnya dengan haru. Berhambur ke dalam rengkuhan kedua orangtuanya sembari menggumamkan kata maaf berulang kali. Sedikitnya merasa menyesal akan apa yang telah di perbuatnya sekali pun semuanya berakhir dengan hal baik. Menikah dan memberikan kedua orangtuanya cucu sekaligus. Ayah dan ibu Kim memberikannya usapan sayang. Mereka sudah memaafkan sebelum sang anak mengakui kesalahan yang di perbuatnya. Toh, semuanya sudah berlalu dan kini sang anak sudah menemukan kebahagiaannya sendiri. Sudah siap membuka lembaran baru bersama keluarga kecilnya bersama sang suami dan kedua putra kembar mereka. Jungkook pun melakukan hal yang sama, hingga keduanya bergantian untuk saling meminta restu dari para mertua mereka masing-masing. Beberapa wejangan mereka dapatkan dan pengharapan agar keduanya bisa saling jaga, saling menyayangi dan tumbuh menjadi pribadi yang baik serta semakin dewasa dalam menyikapi berbagai macam hal dan masalah yang akan datang silih berganti dalam rumah tangga mereka nantinya. Jungkook maupun Taehyung menerima semuanya dan akan selalu mereka ingat untuk menjadi pedoman mengarungi bahtera rumah tangga yang baru saja akan di mulai.
Ya, mereka hanya bisa berharap semuanya akan berjalan dengan lancar sesuai harapan (:
.
.
Acara pernikahan mereka sudah selesai beberapa jam yang lalu dan kini mereka berada di salah satu ruangan yang ada di apartemen milik Jungkook, tepatnya di kamar pribadinya yang sebelumnya yang di jamah olehnya seorang. Dan rencananya, Jungkook juga akan memboyong keluarga kecilnya untuk tinggal disana, dan Taehyung menyetujui itu. Ide yang bagus untuk memulai sebuah kemandirian. Mereka akan belajar dari awal disana. Membangun kehidupan rumah tangga yang selama ini mereka dambakan, dengan cara yang juga mereka inginkan.
Jungkook menarik tubuh ramping sang istri untuk merapatkan diri padanya. Menempatkan kepala Taehyung di dada agar bisa bersandar nyaman dalam rengkuhannya. Taehyung menurut saja, toh ia merasa nyaman karenanya. Saling berdekapan hingga bisa menangkap dengan jelas suara degub jantung masing-masing. Mendongak guna memandangi wajah tampan suaminya yang juga menatapnya. Saling melempar senyuman sebelum akhirnya mengikis jarak dan saling membalas pagutan dan setelah itu, biar mereka dan Tuhan saja yang tahu.
Psst. Jangan coba-coba mengintip, ya. Nanti bintitan, loh. Hehe
.
.
Jungkook bangun lebih awal dari biasanya. Meraih celana piyamanya dan memakainya asal lalu beranjak dari ranjang empuknya setelah membenarkan letak selimut guna menghangat tubuh Taehyung yang hanya di balut kemeja piyama milik Jungkook. Berjalan memindik keluar dan langsung pergi kearah dapur untuk menyiapkan hidangan sarapan istimewa untuk si kesayangan. Mereka harus mengganjal perut mereka sebelum menjemput si kembar yang menginap di rumah kedua orangtua Taehyung alias mertuanya dan pulang ke asrama. Mereka perlu mengurus ini dan itu sebelum akhirnya siap pindah ke apartemen Jungkook. Ya, setidaknya, mereka harus memiliki kamar untuk si kembar dan mendekornya sebagus mungkin, dan Jungkook memiliki gambaran untuk itu. Ia akan memenuhi dinding kamar si kembar dengan gambar mural yang lucu. Pasti akan sangat menyenangkan, dan Jungkook semakin tidak sabar untuk melakukannya.
.
Taehyung terbangun kala indera penciumannya menangkap aroma sedap dari arah luar dan langsung beranjak dari atas ranjang. Berjalan keluar kamar sembari menggelung surainya yang panjang hingga memperlihatkan leher jenjangnya yang di penuhi tanda hasil mahakarya seorang Jeon Jungkook yang kini tengah asik bermain dengan peralatan dapur seraya bersenandung pelan. Taehyung tersenyum lebar lalu berjalan berjinjit sebelum akhirnya menerjangnya dengan pelukan erat dan menempelkan pipi gembilnya di atas permukaan punggung Jungkook yang terekspose. Tak berbalut sehelai benang pun. Jungkook berjengit sesaat lalu mengulum senyuman kala menyadari kalau sang kesayangan dengan bergelayut manja di punggungnya sembari sesekali menggesekkan hidung bangirnya disana membuatnya terkekeh kecil. Ia harus bergegas sebelum si singa betin semakin menjadi. Mematikan kompor dan membalik tubuhnya hingga menghadap kearah Taehyung yang langsung menyambar bibirnya dan melumatnya pelan. Melengkungkan cengiran lucunya sembari berujar dengan nada kelewat riang,"aku menagih morning kissku. Hehehe."
Jungkook mendengus kecil sebelum akhirnya membalasnya dengan cara yang tak pernah Taehyung perkirakan sebelumnya. Dan kini ia menyesali tindakan nakalnya barusan.
"Ah, Jungkook bagaimana dengan makanannya. Kita harus sarapan dan pergi menjemput si kembar."
"Itu urusan gampang, Taetaeku sayang. Sekarang lebih baik kita urusi hal yang lebih penting. Karena kau harus mendapat hukuman atas tingkah nakalmu barusan."kata Jungkook di selingi seringai ringan yang membuat Taehyung bergidik ngeri. Merasa tubuhnya meremang hebat.
Dan setelahnya, hanya terdengar suara-suara nista dari keduanya yang menggema di seluruh sudut ruangan. Melupakan rencana awal mereka untuk menjemput si kembar yang kini sudah siap untuk pulang bahkan mengabaikan panggilan dari nyonya Kim yang merasa resah karena khawatir terjadi suatu yang buruk pada keduanya. Hm.
Maafkan anak-anakmu, mama Kim. Mereka sedang kejar target. Program cucu kedua. Unch :)
.
.
End
.
.
Hh, akhirnya selesai juga. 😂😂
Maaf ya kalau engga sesuai harapan. Aku sudah berusaha semampunya, namun apalah daya, imajinasinya minim kapasitas. Jadi, ya. Harap di maklumi ya😂. Dan semoga kalian masih bisa menikmatinya. ❤️❤️
Terimakasih juga untuk semua dukungan kalian selama ini. Benar-benar berterimakasih untuk itu.❤️❤️❤️
Semoga, di lain kesempatan bisa menyuguhkan cerita yang lebih menarik.🙃
Sekali lagi, aku ucapkan terimakasih dan sampai jumpa di ceritaku yang lainnya.❤️❤️❤️
Dan selamat malam untuk kalian semuanya. Semoga mimpi indah, Chingu :)
Paypay 💜💜💜