Still With You

83 10 3
                                    

---

Chapter. 09

.

.


"Jadi, kapan pernikahanmu dan Jungkook akan di gelar?"tanya Jimin sembari mencoba mengajak kedua makhluk uwu yang kini berbaring di atas ranjang besar milik Taehyung dengan hanya berbalut handuk mungil yang menutupi tubuh polos mereka yang baru saja selesai di mandikan oleh sang ibu. Jimin membantunya sedikit, seperti mengambilkan shampoo dan sabun, menyelimuti si kakak kembar dengan handuk dan mendekapnya selagi Taehyung sibuk memandikan Taejung yang sangat tidak suka di mandikan dan menangis kencang dan langsung tenang seketika saat tubuh mungilnya tidak lagi bersentuhan dengan air. Entah mengikuti kepribadian siapa, karena Taehyung maupun Jungkook tidak pernah benci dengan air sebelum Jimin mengeluarkan seloroh yang membuat Taehyung membenarkan dalam hati,"Taejung mirip sekali dengan Yoon-hyung yang tidak suka air dan jarang mandi. Kekekeke."

Ah, iya, benar juga. Tapi bagaimana bisa anaknya malah memiliki kelakuan yang begitu mirip dengan Yoongi? Bukankah itu aneh? Hm.

"Kami sudah sepakat agar menggelar acara pernikahan bertepatan dengan usia si kembar yang mencapai 100 hari. Acaranya juga sederhanan saja. Hanya mengundang keluarga inti dan member Bangtan. Ah, dan para petinggi Agency serta dokter Jang. Bagaimana pun juga, dia banyak sekali membantu saat masa kehamilanku. Aku ingin membagikan kebahagiaanku padanya juga."jawab Taehyung sembari membaluri si kembar dengan minyak telon sembari memberi pijatan lembut secara bergantian. Ia sudah cukup lihai mengurus si kembar tanpa bantuan dengan berbekal instingnya sebagai seorang ibu dan juga mengingat-ingat arahan yang ibunya dan calon ibu mertuanya berikan saat mengajarkannya cara memandikan dan remeh temeh lainnya soal mengurus bayi yang baru lahir.

"Ya, aku setuju. Dokter Jang pantas mendapatkannya."Taehyung tersenyum sembari sesekali mengecupi permukaan lembut pipi kedua bayinya yang halus. Sesekali menggeseknya sembari terkekeh kecil. Membaui aroma khasnya yang menenangkan jiwa. Ia begitu menyayangi mereka dan terus merasa bahagia hanya dengan memandangi wajah mereka yang polos dan lucu. Jimin juga bisa menangkapnya dengan jelas dan membuatnya tidak merasa ragu lagi untuk menyerahkan sang sahabat sepenuhnya pada si bungsu, karena dialah satu-satunya orang yang bisa membuat Taehyung merain kebahagiaannya dengan cara yang tidak pernah seorangpun bisa menebaknya. Menjadi seorang ibu dari kedua bayi menggemaskan yang tidak hentinya membuat sang sahabat melengkungkan senyuman penuh kebahagiaan. Jimin pun ikut bahagia karenanya.

"Aku juga turut bahagia untuk itu, Taehyungie. Akhirnya, hari berat yang kau jalani terlewati dengan baik dan membuahkan hasil yang luar biasa. Kau akan meraih kebahagiaanmu dengan utuh, dan berjanjilah untuk terus bahagia, karena hanya itulah yang selalu aku harapkan untukmu."

Taehyung tersenyum. Meraih tangan Jimin yang sebelumnya sibuk menepuk lembut paha mungil Taejung yang mulai mengantuk,"terimakasih, Jim. Aku berjanji akan terus bahagia sesuai yang kau pinta. Sekali lagi terimakasih karena sudah mau menjadi sahabatku dan selalu ada untukku. Terimakasih, Park Jimin."

Jimin mengangguk dua kali. Tangannya terangkat guna menyeka lelehan air mata di pipi Taehyung dengan ibu jarinya,"aku pegang janjimu. Katakan padaku kalau si kelinci bongsor itu menyakitimu dan membuatmu menangis, maka detik itu juga, dia akan mendapatkan balasannya dariku. Pegang kata-kataku, Taehyungie."

"Haha, iya, Chim. Aku mempercayaimu, selalu. Tapi, kau tidak perlu melakukan itu karena Jungkook tidak mungkin melakukannya. Dia menyayangiku dan si kembar, dan aku pun selalu menyakini kalau ia akan berusaha untuk membahagiakan kami. Jadi, kau tidak perlu mencemaskan hal itu lagi, okay?"

Jimin mendengarnya mendengus namun tetap mengangguk paham, karena tidak alasan baginya untuk menyela apalagi memprovokasi Taehyung untuk berpikir ulang akan keputusannya memilih seorang bocah kelebihan gigi dan hormone macam Jeon Jungkook. Karena, pada kenyataannya ia menyetujui perkataan Taehyung akan presentasi bocah itu akan menyakiti sang sohib cukup kecil. Jimin pun bisa melihat itu. Jeon Jungkook memang mencintai dan menyayangi Taehyung sepenuh hatinya.

BANGTAN COOKIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang