***
"Kau tunggu disini, jangan kemana-mana. Jin-hyung ternyata mengirim daftar belanjaan tambahan."kata Suga sembari menekuri satu pesan baru saja dikirim sang kakak padanya, memperingati Jungkook yang sibuk mencolek-colek krim kue pada kue tiramisu pesanan sang kakak tanpa sepengetahuan si rambut perak yang kini kembali memasuki pusat perbelanjaan. Bosan dengan apa yang dilakukannya, pemuda itu memilih menatap sekeliling lalu terpaku pada seorang bocah perempuan berkuncir dua yang tengah sibuk menangkap seekor marmut yang lepas dari genggamannya berlalu menuju jalan raya besar dimana ada sebuah truk barang melintas cepat kearahnya. Mata sayunya terbelalak sempurna.
"Kook, semua belanjaannya sudah lengkap. Ayo kita pu--mwo ? Kemana bocah itu pergi ?"Suga mengacak rambutnya gusar karena tak mendapati adiknya ditempatnya menunggu, memilih menaruh terlebih dahulu barang-barang belanjaannya ditempat penitipan dan segera menelusuri jalan mencari sang adik. Pemuda itu menyernyit dalam kala melihat orang berkerumun dipinggir jalan yang lumayan ramai, mulai mendekati kerumunan dan bertanya pada salah satu orang pengerumun menanyakan apa yang sebenarnya telah terjadi.
"Sepertinya korban tabrak lari,"ujarnya, Suga yang masih penasaran mulai membelah kerumunan sukses membuat maniknya terbelalak. Adiknya ada disana terisak pelan seraya memeluk kepala seseorang yang tergeletak dipangkuannya dengan luka yang terhias ditubuhnya membuatnya membeku ditempat. Ia mengenal sosok itu, sangat.
"Tae-hyung, sadarlah. Jangan diam saja..."langkahnya terasa berat untuk mendekat, wajah sosok itu sudah hampir tak berbentuk karena cairan merah yang terhias hampir menutupi keseluruhan wajahnya dan mengotori kaus putih panjang yang adiknya kenakan.
"Kenapa kalian tak menghubungi ambulans ?!"teriaknya tiba-tiba membuat semua orang yang berkerumun itu terkejut dan saling berpandangan, beberapa dari mereka mulai mengeluarkan ponsel untuk menghubungi pihak rumah sakit membuat Suga berdecak keras. Mengambil alih tubuh yang lebih besar darinya itu kedalam gendongannya menuju mobil membuat sang adik mengerjapkan matanya sesaat dan mengikuti langkahnya dengan perasaan tak karuan.
"Tidak, tidak! Jangan seperti ini hyung~. Suga-hyung cepatlah, darahnya tidak mau berhenti."Suga menggigit bibir bawahnya kala melihat Jungkook histeris mendapati banyaknya darah yang keluar dari mulut sosok dipangkuannya diiringi suara aneh seperti nafas terhimpit, menginjak pedal gas dan menaikkan kecepatan laju mobilnya. Mereka harus segera sampai rumah sakit secepatnya.
"Bersabarlah, Taehyung..."
**
"Ah~ternyata kau Jimin, aku fikir Suga dan Jungkook."ujar Jin saat mendapati Jimin--sepupunya yang berkunjung kekediaman mereka.
"Kau sendirian ? Apa itu kue bulan ? Ayo tunggu diruang makan. Aku sedang memasak untuk makan malam."Jin menggiring Jimin menuju ruang makan lalu kembali ke dapur untuk mengecek masakannya sudah matang atau belum.
"Mereka berdua sedang pergi kemana memangnya ?"tanya Jimin setelah memgucapkan terimakasih kala Jin mengangsurkan secangkir teh hangat untuknya, Jin memilih menyicip kuah kari yang dibuatnya lalu meresapinya sebentar lalu menatap sang sepupu yang tampak menikmati hidangan yang diberikan padanya.
"Mereka tengah berbelanja untuk keperluan bulan ini, aku heran saja mereka belum sampai juga padahal biasanya setelah berbelanja mereka lekas kembali."ujarnya cemas, Jimin memandangi raut khawatir Jin yang begitu kentara membuat dirinya ikut was-was juga.
"Apa Jin-hyung telah menghubungi mereka ?"Jimin tersenyum mendapati Jin menepuk kepalanya lalu berlalu keruang tengah setelah mematikan kompor, memilih mengekori Jin kesana dan duduk diam memperhatikan di single sofa yang tak jauh dari tempat duduk pemuda tinggi itu yang tengah menunggu tanggapan dari adik-adiknya.
![](https://img.wattpad.com/cover/143095240-288-k7609.jpg)