---
Part 3
"Bangun baby bunny, matahari sudah tinggi!"
"Bunny akan bangun kalau matahari sudah tenggelam, bu."jawab si bungsu dari balik selimut tebal bergambar Ironmannya membuat sang bubu mendesah lelah.
"Bangun dong nak, ayo antar mama ke tempat kateringnya nyonya Kim, takut ada yang kurang."mohonnya dengan nada sedih (pura-pura) membuat si bungsu mau tak mau menghentikan aksi hibernasinya dimasa libur kuliahnya yang sangat jarang itu, maklum tingkat akhir.
"Iyadeh, Bunny bangun. Tapi gendong..."pintanya dengan nada manja disertai mata bulatnya yang menggemaskan, ditanggapi cubitan gemas dipipinya membuat pemuda bergigi kelinci itu terkekeh lucu.
"Sayang bubu!"seru si bungsu setelah mencuri kecupan dibibir sang bunda dan membanting pintu kamar mandi cepat, Luhan hanya menggelengkan kepalanya.
"Bubu tunggu diruang tengah ya nak!"
"Okay!"
Luhan tersenyum lalu keluar kamar si bungsu setelah menyiapkan baju yang akan dipakai putranya walau nanti akan diganti lagi oleh sang anak.
"Mau kemana ?"tanya Sehun melihat tangan ramping istrinya bergelayut dilengan kekar si bungsu sembari mengajak burung pipit kesayangannya dihalaman depan rumah mereka, Luhan terkikik dan mendaratkan kecupan dibibir seksi suaminya membuat si bungsu menutup matanya, takut mual, pikirnya. Sehun cengengesan.
"Mau ke tempat katering, takut ada yang kurang. Jaga rumah dengan baik, tuan Oh. Aku mencintaimu."bisiknya lalu kembali bergelayut pada sang putra yang kini melambai singkat kearahnya, anak laknat. Si tuan tampan bersungut, mulai berceloteh ini itu pada sang burung yang nampak tak peduli. Ckck.
**
"Ah, bibi Lu, selamat datang. Mommy ada didapur."sambut Namjoon yang ada dimeja kasir, sedang cuti meliput mungkin. Luhan tersenyum anggun lalu menggeret si bungsu ikut bersamanya menghampiri Sora yang sibuk dengan beberapa bahan masakan.
"Sibuk sekali ya ?"
"Whoa, my sweety. Duh maaf nih, tanganku kotor."ujar wanita berlesung pipi itu pada Luhan yang terkekeh pelan, keduanya saling memeluk singkat.
"Wah, ini pasti Jungkook ya ? Sudah besar ya, waktu cepat sekali berlalunya."ujar Sora takjub, menepuk pelan bahu si bungsu Oh, Jungkook membungkuk sopan.
"Hoho, iya. Playboy dikampus tuh. Duh pusing aku."keluh Luhan yang dibalas kikikan geli nyonya Kim.
"Persis ayahnya ya, Lu."godanya dan Luhan mengangguk mengiyakan.
"Untung si sulung setia ya, Lu. Sebentar lagi lepas masa lajang. Joonieku masih saja melajang."curhatnya tentang putra semata wayangnya yang masih betah menyendiri diusianya yang hampir 30 tahun, beda dua tahun dengan Jin yang sudah tidak Jomblo. Ehe.
"Belum jodohnya saja, jeng. Yang sabar, nanti juga anakmu tahu-tahu sebar undangan."lalu keduanya larut dalam dunia mereka melupakan Jungkook yang mulai bosan disana, memilih keluar dari dapur dan memilih ikut main catur bersama Namjoon dimeja kasir.
"Ah, tak kuliah kook ?"
"Tidak, libur usai ujian semester. Kak Joon tak meliput ?"tanyanya setelah memberi serangan balasan walau gagal, lawannya manusia ber-IQ tinggi bro, mana bisa Jungkookie yang hanya remah-remah pokki. Iyakan ?
"Tidak, aku dapat cuti setelah selesai meliput di Australia untuk berita terbaru."ujarnya dan kembali memenangkan permainan putaran kedua mereka, Jungkook manggut-manggut. Tak berminat melanjutkan permainan, terlanjur sakit hati, kalah terus daritadi. Dududu.