|Semua Sayang Kookie|

13.8K 233 31
                                    

***

"Kook, hari ini kita sarapan apa ?"Kookie terkesiap karena suara sang majikan makin mendekat, ia panik sibuk meraba apa saja yang bisa ia masukkan kedalam penggorengan.

"Aduh gimana ini ?"ia kalut luar biasa sampai sebuah tepukan dipundaknya membuat pemuda itu meremang, merutuki dirinya dalam hati.

"Au anah ci, ari adi na esai-esai."ia mengumpat dalam hati, tatapan kosongnya menatap sang empu yang tadi membuat jantungnya berpindah tempat sembari mengacungkan spatula kesembarang arah lalu menyeringai kala terdengar suara kesakitan dan ia tahu betul itu siapa.

"Bacot bang! Cepet bantuin gue masak, Uda Jin lagi sibuk bantu tetangga sebelah yang lagi hajatan dan lupa pulang."titahnya lalu menyerahkan spatula itu pada pemuda berambut merah yang menatapnya bingung.

"Ue na ica acak, ego! Ang ica acak an da In ja."Kooki mengacak rambut cokelat gelapnya frustasi, otaknya bisa keriting kalau terlalu lama berhadapan dengan pemuda gagu dihadapannya ini.

"Serah dah, ayo bantuin gue aja. Mbak Ane udah nagih sarapan tuh. Bisa jadi gelandangan lagi kita kalo sampe dia pagi ini engga sarapan."ujarnya seraya mendorong pelan tubuh yang lebih pendek beberapa centi darinya itu menjadi menghadap kearah kompor yang menguarkan bau gosong, minyak didalamnya sudah menyusut dan bawah bombay yang tadi sempat disangrai Kookie sudah tak berbentuk.

"Cowok paling ganteng se Cijantung datang---Masya Allah, dapur awak kalian apain ? Onde mande, dosa apa awak punya karib macam kalian ?"seru Jin nelangsa melihat tempat dambaannya berubah hancur dengan sisa saus dan kecap dimana-mana sedangkan sang pelaku utama hanya menunduk dalam.

"Nape sih, pagi buta udah ribut aje. Gue baru bisa tidur nih sejam yang lalu, kalian kaga tau mata gue kantungnya hampir sama kayak kantung kanggoroo ?!"Rapmon menghampiri asal kegaduhan dengan mata merem melek dan memeluk bantal guling usangnya, mendelikkan mata segarisnya yang berkantung besar membuat kedua pelaku saling memukul bahu masing-masing saking tidak bisa lagi menahan tawa mereka.

"Terus ini dapur awak siapa yang ngeberesin ? Mon, kau kasih solusi kek jangan molor aja kau!"bentaknya pada Rapmon yang mulai terpejam, pemuda sipit itu berdecak keras lalu mengambil alat kebersihan dan menyerahkannya pada Kookie yang mengerjapkan matanya beberapa kali.

"Kau sinting ?! Si Kookie ini buta, bego! Bisa makin engga tertolong dapur awak kalo dia yang bereskan. Panggil Jhope, dia kan yang piket hari ini."titahnya seraya memijat pangkal hidung mancungnya, Rapmon hanya mengangguk malas lalu berlalu menuju kamar Jhope yang bersebelahan dengan kamarnya, tak lama datanglah pemuda berpipi gempal dengan piayama kelinci berwarna merah muda yang membuat semuanya jatuh ditempat dengan tidak elitnya, si rambut merah bahkan bergidik jijik melihat Jhope menggaruk perut roti kombinasinya yang terdapat beberapa bekas cacar yang membekas disana.

"Bangun woy! Udah 2020 nih!"mata segaris itu terbuka lebar, menatap linglung kearah Jin yang kini berkacak pinggang.

"Apaan sih, Uda. Masih subuh nih, gue mau lanjutin mimpi."keluhnya seraya mengucek matanya yang penuh dengan kotoran mata yang menggumpal, Jin mendesah lelah.

"Dapur awak ancur gara-gara duo rusuh, tolong kau beresin ya. Awak mau belanja bulanan, stok dikulkas udah abis setelah awak beli nasi uduk buat sarapan kita hari ini. Kayaknya Mbak Ane masih sibuk luluran jadi engga bakal langsung ngamuk liat dapurnya udah kaya kena bom, porak poranda."ujarnya lalu meraih tas belanjanya dan berlalu pergi meninggalkan Jhope yang kini malah meringkuk dilantai dapur yang kotor membuat ketiga temannya yang lain menghela nafas serempak.

"Ya mau gimana lagi, ayo gue bantu beresin. Lo Kook, duduk aja deh. Biar gue sama Tae yang beresin ini semua."putus Rapmon mulai mengepel lantai, sedangkan Tae membersihkan kompor dan mencuci peralatan masak setelah mengangkut Jhope ke kamarnya. Malas membangunkannya, dia lebih menyebalkan jika masih terbuai mimpi.

BANGTAN COOKIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang