---
Seperti petang sebelumnya, Jeongguk pasti akan mengajak Taehyung pergi untuk melihat senja. Mereka berdua memang penggila senja. Dimana pun bias jingga itu terlihat, mereka berdua pasti ada disana untuk membidik gambarnya atau sekadar mengaguminya. Dan Taehyung selalu senang dengan kegiatan satu itu.
Sekarang, mereka tengah duduk bersisian di tepi pantai dengan bertelanjang kaki. Itu ide Taehyung yang katanya sudah lama tidak main air dan Jeongguk hanya bisa mendengus geli mendengarnya walaupun tetap menuruti permintaan gadis itu. Apapun yang membuat Taehyung senang, Jeongguk akan melakukannya dengan penuh suka cita.
Mereka hanya terdiam dan membiarkan kesunyian menyelimuti. Taehyung terlalu sibuk mengagumi bias jingga di ufuk barat sedangkan Jeongguk sibuk memandangi proporsi wajah bak pahatan mahal yang berada tepat di sampingnya. Ya, dia malah memfokuskan pandangannya pada gadis bersurai karamel yang selalu di pujanya. Lebih indah dari semua keindahan yang ada di dunia. Jeongguk berdecak kagum dalam hati, mengapa gadisnya itu semakin cantik saja.
Klik
"Kamu ambil foto aku diam-diam lagi, ya?"
Manik bulat itu membulat lucu, lalu menggeleng cepat. Menyembunyikan ponsel pintarnya di belakang punggungnya lalu tersenyum lebar kala melihat Taehyung mencebik lucu. Jeongguk tidak tahan dan mencuri kecupan ringan dipipi kanannya. Dan sekarang, manik kucing itulah yang membulat lucu. Jeongguk terpingkal di sampingnya.
"Gukie menyebalkan!"rajuknya dengan pipi gembilnya yang mengembung, Jeongguk mencoba untuk menghentikan tawanya lalu memilih merangkul bahu sempit itu dan membawa kepala Taehyung untuk bersandar padanya. Taehyung menurut tanpa mendebat. Toh, dia juga menyukainya. Hening kembali menyelimuti keduanya. Menikmati kebersamaan mereka dalam diam untuk beberapa saat sebelum bias jingga di atas sana mulai berubah biru kehitaman dan sang mentari berganti tugas dengan sang rembulan. Sudah waktunya untuk kembali pulang.
Keduanya beringsut berdiri dan membersihkan pakaian mereka yang terkena noda pasir sebelum beranjak pergi dari sana.
Taehyung bersandar nyaman di punggung kokoh Jeongguk yang tengah fokus pada jalanan. Dia mengantuk sekarang, tetapi dia tidak tega dengan Jeongguk. Pemuda itu akan bosan jika tidak ada teman mengobrol.
"Tidur saja. Aku tak apa, kok."ujar Jeongguk tiba-tiba seolah bisa membaca pikirannya, Taehyung mengerjap pelan sebelum menggeleng kecil. Sepasang tangan kurusnya semakin mengerat di pinggang Jeongguk. Jeongguk sesekali akan memberikan usapan ringan disana di sela kegiatannya mengemudikan motor hitam besarnya membelah jalanan yang tampak lengang.
"Aku hanya mengantuk sedikit dan aku masih bisa menahannya, kok."ujar Taehyung meyakinkan. Jeongguk hanya menyunggingkan senyuman tipisnya di balik helm yang dikenakannya. Kembali menambahkan sedikit kecepatan laju motornya. Tak lama lagi, mereka akan sampai di kediaman keluarga Kim.
"Mau mampir dulu atau langsung pulang?"tanya Taehyung setelah keduanya sampai di depan rumahnya. Jeongguk menggeleng kecil."lain kali saja. Besok 'kan hari pertama ujian. Aku mau belajar. Ehe."
Taehyung mendengus geli mendengarnya,"tumben rajin. Tapi, baguslah. Yasudah, aku masuk dulu ya. Kamu hati-hati di jalan dan jangan ngebut, oke?"
Jeongguk mengangguk mantap, masih menyempatkan diri untuk mengusak pelan poni Taehyung yang kini tersenyum kecil kearahnya. Perlakuan manis Jeongguk yang selalu di sukainya.
"Aku pamit, ya. Sampaikan salamku pada bunda dan kak Joon."pamitnya sembari kembali menyalakan mesin motornya, bersiap untuk beranjak pergi. Taehyung mengangguk,"sampaikan juga salamku pada bunda dan kak Jin, ya."
"Oke. Aku pergi, Tae."ucap Jeongguk, Taehyung melambaikan tangannya."dah, hati-hati Gukie.
"Hm, aku akan menelfonmu sesampainya di rumah."
