Bunda (06)

39 2 0
                                    

---

"Hyung kalah lagi, jadi harus di poles bedak biar cantik kekekekeke,"Beomgyu cekikikan sembari sapukan segenggam bedak tabur pada kedua pipi Yeonjun dan Younghoon secara bergantian dan mengundang kekehan renyah dari Soobin yang sesekali terbatuk keras dengan kepalanya yang bersandar nyaman di atas bahu Yein yang dipeluknya dari samping. Sesekali kakak sepupu cantiknya itu akan berikan usapan lembut di atas punggung dan dadanya sembari sesekali menanyainya apakah ia ingin minum atau semacamnya dan hanya dibalas gelengan kecil diiringi cengiran yang lucu dan membuatnya mendapatkan kecupan sayang di atas pucuk hidungnya dengan gemas. Yeonjun yang melihat itu hanya bisa menatap kearah sang adik dengan raut khawatir dan merogoh isi kantung piyama pasiennya dan mengirim pesan pada Yoongi agar sang paman bisa segera datang ke ruang rawat Soobin dan memeriksa kondisi adiknya itu.

Dan tak berselang lama, Yoongi pun datang dengan langkah tergesa. Raut wajahnya terlihat luar biasa cemas membuat semua yang ada disana terkecuali Yeonjun terkesiap. Dibelakangnya Seokjin mengekor dan meminta Younghoon untuk mengajak semua adik sepupunya untuk keluar ruangan setelah dirinya membopong Yeonjun dan memindahkannya ke atas kursi roda dan tak mengindahkan seruan protesan dari sang keponakan yang ingin tetap berada disana karena ingin menemani adiknya selama pemeriksaan berlangsung dan menghilang dibalik pintu kamar rawat Soobin yang kembali tertutup rapat sembari terus menggerutu. Belah bibirnya mencebik sedih dan menatap Younghoon yang tidak henti berikan usapan lembut nan menenangkan di atas kedua bahunya. Sedangkan Yein sesekali membersit dengan kepalanya yang bersandar pada salah satu bahu Beomgyu yang merangkulnya. Keempatnya benar-benar cemas akan keadaan Soobin sekarang yang mungkin akan mendapatkan vonis baru untuk penyakit yang idapnya dan kemungkinan adalah jauh dari kata baik.

.

Yoongi sudah berjalan keluar ruangan dengan seulas senyum yang terlihat getir, membuat Yeonjun yang tadi sempat berniat mencecarnya dengan berbagai pertanyaan kembali mengatup rapat belah bibirnya sebelum mendorong kursi rodanya untuk kembali masuk ke dalam kamar rawat Soobin dengan kepayahan. Yang lain tentu saja hendak menahan pergerakannya, namun gelengan lemah dari Seokjin yang baru saja melangkah keluar dari ruangan tersebut membuat mereka berakhir menarik napas panjang serempak dan duduk bersisian di ruang tunggu dan biarkan sepasang kakak beradik itu menikmati waktu kebersamaan mereka yang semakin menipis itu.

.

.

.

"Keputusanku sudah bulat, oppa. Dan aku akan mengajukan diri kepada tim medis yang selama ini menangani Soobin dan meminta mereka untuk segera memajukan jadwal operasi pembedahannya. Karena, bukankah jika lebih cepat akan semakin baik? Kalian sendiri juga yang bilang, kalau kondisinya semakin mengkhawatirkan, kan? Ya, kupikir inilah satu-satunya jalan yang terbaik yang bisa kita ambil. Keselamatan Soobin tetap menjadi prioritas utama, bukan?"

"Tae.."

"Jeongguk juga sudah menyetujuinya,"imbuhnya dengan nada meyakinkan yang tentunya mendapatkan sanggahan dari sang suami setelahnya,"aku belum mengatakan kalau aku menyetujuinya,Taehyung."Taehyung melengos, mencoba untuk mengabaikannya dan beralih menatap Yoongi juga Seokjin secara bergantian, meminta dukungan kepada kedua kakak iparnya itu yang malah kini tertunduk dalam membuatnya tersenyum getir.

"Baiklah,"Menarik napasnya dalam-dalam dengan iris cokelatnya yang menatap semua orang pria dewasa yang ada di sekelilingnya dengan pandangan nanar,"tapi aku akan tetap pada pendirianku. Aku akan tetap mengajukan diri sebagai pendonor putraku sekalipun tanpa persetujuan dari kalian."dan melengos pergi setelahnya dengan langkah yang lebar. Sisakan Jeongguk dan yang lainnya yang nyaris menghela napas berat secara serempak.

"Aku akan terus membujuknya,"kata Jeongguk sebelum ikut menyusul sang istri dan hanya ditanggapi anggukan lemah dari Seokjin, Yoongi dan Namjoon yang kini mendudukkan dirinya di atas sofa empuk yang ada di ruang kerja Yoongi sembari memijat pangkal hidungnya yang mendadak kaku, mencoba redakan denyut tidak menyenangkan di kepalanya yang pening. Rasanya permasalahan ini semakin rumit saja dari hari ke hari. Hhhh...

BANGTAN COOKIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang