Taetae-noona 0.4

62 4 0
                                    

---

Selamat membaca, kawan :)

Pagi itu, Jungkook bangun lebih awal daripada biasanya. Ia beranjak keluar dari kamar untuk mengambil segelas air di dapur. Namun, niatnya itu harus diurungkan karena tiba-tiba saja bel asrama berdenting keras. Jungkook langsung bergegas menuju pintu, ingin melihat siapa yang bertamu sepagi itu. Kenop pintu ia putar dan mengeluarkan derit yang ribut dan setelahnya ia tertegun di tempat, mendapati seorang yang beberapa bulan ini selalu menghantui malam-malamnya yang panjang. Sosok cantik yang selalu ia harap akan datang kembali ke dalam kehidupannya dan kini, sosok itu ada disini, semakin terlihat menawan dengan gaun sederhana yang dikenakannya, mengulas senyuman sangat cantik yang membuat jantungnya seakan berhenti berdetak.

Jungkook kembali terpana.

"Pagi, Jungo. Bolehkah, aku masuk?"

Kedua manik Jungkook mengerjap, masih tidak percaya dengan apa yang di lihatnya sekarang. Ia merasa ini hanyalah sebuah delusi. Jadi, pada akhirnya yang ia lakukan adalah; menutup kembali pintu asrama dan beringsut berlari ke ruang tengah dan terduduk lemas disana dengan wajah piasnya. Nafasnya memburu seolah melihat hantu membuat Yoongi yang kebetulan baru keluar dari Genius Lab dan ingin segera pergi ke kamarnya memandanginya dengan keryitan di dahi, berniat menghampiri dan menanyakan keadaan si bungsu namun langsung ia urungkan karena suara denting bel menginterupsinya. Ia memilih menghampiri, hanya ingin tahu siapa yang berkunjung. Segera ia buka kenop pintu lalu membeku di tempat, melihat sosok yang sudah menghilang berbulan-bulan kini berada di hadapannya dengan tampilan berbeda. Sosok yang dulu selalu terlihat nyentrik dengan tatanan rambut warna-warni, kini hanya mengenakan gaun selutut berwarna merah dan surai karamelnya yang hanya ia kepang ke samping. Melambai kecil kearahnya diiringi senyuman manisnya yang membuatnya gula darahnya serasa meningkat cepat. Ia bisa merasakan ada yang mengalir dari lubang hidungnya.

"Ah! Hidung Yoonie-hyung berdarah! Ya ampun, kenapa bisa jadi begini sih? Sebentar, aku punya beberapa lembar tisu di dalam tas..."sosok itu sibuk merogoh isi tasnya, mencari tisu di dalam sana, sedangkan ia malah sibuk memandangi sosok itu dalam diamnya. Lama di posisi seperti itu hingga suara ribut terdengar, derap langkah tergesa dan di susul dengan kehadiran Jimin dan Hoseok yang langsung menghampiri keduanya, menerjang sosok itu dengan dekapan erat, mengundang derai tawa yang baru kali ini terdengar menenangkan. Tanpa sadar, sudut bibirnya melengkung, mengundang tatapan geli dari Seokjin yang entah sejak kapan berada disana, bersandar nyaman pada kusen pintu disusul Namjoon yang menggiring si bungsu yang tampak shock entah karena apa. Namjoon terdiam kala sosok itu melempar pandang kearahnya sebelum akhirnya berbalik arah dan berjalan cepat menuju kamar, tak memperdulikan perubahan mimik wajah sosok itu yang berubah sendu. Jimin memberikan usapan lembutnya di bahu sempitnya membuat sosok itu kembali mengulum senyuman. Setelah itu, barulah mereka memutuskan beranjak masuk. Seokjin menitahkan Jimin untuk menggiring sosok itu ke ruang makan sedangkan ia bersiap untuk memasak, berniat membuat hidangan spesial bersama Hoseok yang menawarkan dirinya secara suka rela. Tentu saja diterima dengan senang hati olehnya. Mereka akan membuat hari ini menjadi menyenangkan.

Sebenarnya sih, hanya sup tahu dan daging tumis kecap pedas. Tapi, karena ia membuatnya dengan cinta, jadi terasa istimewa bukan? Ehe.

Jungkook duduk bersebrangan dengan sosok itu yang sibuk membantu Yoongi menghentikan mimisannya dengan berlembar-lembar tisu. Si bungsu terus memaku pandang kearah wajah cantiknya yang tampak cemas dengan kondisi sang kakak keduanya, terus bertanya apakah Yoongi baik-baik saja atau tidak dan entah kenapa, kakak keduanya itu membalasnya dengan nada super lembut. Aish, sejak kapan si dingin Min menjadi seperti ini? Jangan bilang, kakaknya itu berniat untuk menikungnya? Ini tidak boleh terjadi!

"Yoonie-hyung sudah baik-baik saja, noona. Jadi, kau tidak perlu khawatir berlebihan seperti itu,"kata Jungkook dengan wajah memberengut, Taehyung mendelik lucu kearahnya,"kenapa tidak boleh khawatir? Dia kan kakak laki-lakiku."

BANGTAN COOKIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang