Ma Girl |Yoongifem Ver.|

330 15 0
                                    

***


"Kalau begitu kami duluan ya, jangan terlalu kencang mengemudikan motormu. Dah~"

"Aku titip sahabat cerewetku ini, Bobby. Jika dia merengek untuk shooping kau tinggalkan saja dia dijalan tol."

"Sial! Emang aku apaan diturunkan begitu saja ? Dasar sahabat kurang ajar!"Yoonji terkikik lalu melambaikan tangannya pelan kala mobil kodok itu berlalu pergi meninggalkannya yang masih berada didepan gerbang sekolahnya, menunggu sang pacar yang masih sibuk dengan dunianya sendiri.

"Ck, sudah hujan saja. Tahu begini, aku pulang duluan saja."dumelnya sembari mulai menstater motor maticnya, melesat pergi mengabaikan derasnya hujan yang akan membuatnya sakit.

"Ya Tuhan, Yoonji. Kau ini apa-apaan sih ? Ayo masuk dan mandi dengan air hangat. Aku akan membuatkanmu teh hijau."Yoonji hanya mengangguk kala sang kakak heboh sendiri melihat dirinya pulang dengan keadaan basah kuyub.

"Ini minumlah, aku akan melanjutkan mengaduk gulainya sebelum rasanya menjadi aneh."seru sang kakak yang melesat cepat kearah dapur dan kembali melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda, Yoonji memilih memperhatikan kakak lelakinya yang begitu telaten menyiapkan makan malam mereka. Sudah rutinitasnya sepulangnya dari kedai tempatnya bekerja, memasak dan bebenah rumah. Pengganti peran ibu dan ayah mereka sejak dirinya tahu artinya buang air, makan dan menangis.

"Kau tak diantar Hoseok lagi ? Kalian bertengkar lagi ?"tanyanya seraya menyicip sedikit masakannya, mematikan kompor kala semuanya terasa sudah pas.

"Dia masih sibuk pacaran dengan berkas dan proposal, sebentar lagikan ada acara besar disekolah. Sudah nasibku yang berhubungan dengan sosok penting disana, Presiden sekolah. Merepotkan."dengusnya menyuap makanannya dengan kesal, sang kakak menyeringai geli.

"Yang penting dia hanya milikmu."

"Apaan! Hidupnya itu hanya untuk sekolah dan citra sekolah, aku ? Hanya nomor kesekian dihidup si kuda buluk itu."ujarnya lesu, sang kakak mengusap bahu adiknya yang mulai bergetar. Ia yakin sebentar bendungannya akan jebol.

"Kalau memang dia tidak terlalu menganggap satu tahun ini adalah hal yang penting, lebih baik sudahi saja. Aku tidak---"

"Ah, yang benar ? Nanti kau gagal move on dan gantung diri lagi."keran dimatanya berhenti mengalir dan macet, menatap garang kearah pemuda yang baru saja datang dengan cengiran khasnya membuat kepalanya berasap saking emosinya.

"Kau sedang masa menjelang Red Days, ya ? Marah-marah terus . Akukan jadi kangen senyuman manismu."tangan mungilnya menepis kasar tangan kurus yang begitu jahil menusuk-nusuk pipi gembilnya.

"Apa sih ? Urus aja sana semua berkas-berkas tak mutu dan keturunannya. Aku kan hanya remah-remah didasar toples kue kering dimatamu. Tak ada harganya."ketusnya sembari membuang muka, aksi merajuknya masih berlanjut ternyata. Si kuda jadi menghela nafas panjang.

"Tidak kau lebih berharga dari apapun."ujarnya sembari mengusakkan hidungnya dibahu mungil gadisnya yang terbalut baju tidur unyu, Yoonji berdecih.

"Pembual, pasti pajangan monster inc-mu itu jauh lebih berharga daripada aku."

"Eh, siapa bilang ?"

"Aku, siapa lagi ? Kau pikir mantanmu yang dadanya lebih besar daripada semangka ?"Hoseok mengerjap beberapa kali, menatap wajah bulat gadisnya yang terlihat begitu kesal karena mengungkit mantannya yang kini sudah bahagia dengan duda beranak dua.

"Astaga, sayang. Jangan lupa bahkan kau ikut saat aku menjenguknya saat melahirkan anak pertamanya. Aku hanya memikirkanmu, hanya Park Yoongi yang memenuhi hati dan jiwaku."ujarnya dengan nada mantap dan penuh kesungguhan, Yoonji bungkam merasa semakin kesal karena tak menemukan celah untuk terus mencecar si kuda bermulut kelewat manis dibanding es kelapa kesukaannya agar hatinya lebih lega.

BANGTAN COOKIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang