Triple Trouble Daily pt.2

492 37 10
                                    

***

"Bereskan kembali semua mainanmu setelah memainkannya Tae, waktuku tak melulu hanya untuk dihabiskan mengurusi kegiatanmu. Aish aku lupa kalau hari ini tugas sekolahku menggunung, melebihi gunung Fuji."

"Kak Joon tak makan siang dulu ? Bibik Han sudah menyiapkan makan siang."

"Tidak, Tae. Aku harus menyelesaikan tugasku dulu. Kau makan dengan bibik Han dulu ya."ujarnya lalu mendorong pelan tubuh mungil sang adik keluar kamarnya, kembali dengan buku tebal dan buku catatannya. Sesekali mengumpat pelan karena frustasi membuat bocah kurus berkulit tan tertunduk sedih.

"Ah, Tuan kecil ternyata kau disini. Bibik mencarimu kemana-mana. Ayo kita makan siang dulu."

"Iya bibik Han."

**

"Aish itu krayon milikku, pipi bulat! Kau ini senang sekali asal memasukkan barang."

"Ck, ini punya Kookie tahu Chim. Punyamu dipinjam Dino."

"Hey, kenapa kau membawa namaku ? Apa salahku ?"

"Salahmu ? Tanyakan saja pada kubangan air kotor didepan gerbang sekolah."

"Kau ini kenapa ? Kau mau berduel denganku eh gigi kelinci ?"

"Iya, kau takut eh ?"

"Ck, bisakah kalian diam ?! Kook, aku sudah bilangkan padamu untuk tidak berisik. Kepalaku sakit tahu."keduanya diam serentak karena teriakan cempreng sedikit parau Taehyung yang kini keluar kelas entah kemana membuat duo trouble langsung menyusulnya, penghuni kelas lain menatap aneh kearah Dino yang kini mendengus keras dan kembali duduk diam dibangkunya.

"Tata..."

"Bisakah tinggalkan aku sendiri ?"

"Tidak, triple trouble itu selalu bertiga dan selamanya akan begitu."

"Benar kata si badan bulat ini, Taetae. Itu sumpah kita sampai akhir hayat."

"Hey, badanku tidak bulat pipi moci! Badanku hanya berisi cenderung gendut saja."

"Ck, itu sama saja."

"Aish kalian ini, kepalaku---aduh, kak Joon..."keluh Taehyung sembari memegangi kepalanya yang berdenyut dan hampir terhuyung jika tidak langsung dipegangi kedua sahabatnya yang memandang cemas kearahnya.

"Tae, kau kenapa ?"

"Kepalaku sakit... kak Joon..."Taehyung sudah menangis, wajahnya pucat sekali membuat keduanya mulai panik dengan mata berkaca-kaca.

"Kita harus panggil guru Oh."keduanya mengangguk lalu dengan susah payah memapah tubuh kurus sahabatnya menuju ruang guru untuk meminta bantuan guru mereka.

**

"Makan buburnya dulu ya, sayang. Habis itu minum obatmu, duh demamnya masih tinggi ternyata. Kita kerumah sakit saja ya, ibu takut penyakit tyfusmu kambuh lagi."ujar sang ibu sembari menempelkan plester demam dikening putra bungsunya yang terserang demam tinggi sejak tadi siang dan membuatnya pulang cepat dan meninggalkan tugas kantornya.

"Tidak mau, nanti disuntik. Sakit..."

"Aish baiklah, ayo dimakan buburnya biar kau bisa minum obat."

"Pahit, tidak ?"

"Tidak, rasa jeruk. Kesukaanmu kan ?"

"Aku ? Lebih suka cokelat sih."ujarnya polos dibalas cubitan gemas dihidungnya dari sang ibu.

"Ah, sepertinya kakakmu sudah pulang dari kelas tambahannya. Ibu temui dia dulu ya, cepat sembuh sayangku."ujarnya memberi kecupan lembut dikening sang putra, Taehyung tersenyum lalu mulai terlelap karena efek obat pereda demam yang diminumnya.

BANGTAN COOKIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang