Jodoh

91 7 0
                                    

---

Part 2

Tring

Bel penanda yang tergantung didekat pintu masuk bergemerincing keras dan berganti seorang gadis cantik dengan sweeter putih tulang oversize dan celana karet berwarna hitam yang membalut kaki jenjangnya mulai memasuki kafe Bittersweet,melambai singkat kearah Jin yang sedang sibuk dicounter dapur membuat Chanyeol penasaran akan interaksi keduanya yang terasa janggal itu.

"Siapa tuh ?"tanyanya kepo, Jin hanya tersenyum samar lalu menekan bel yang ada dicounter memberi tanda Mark--pelayannya untuk mengantarkan pesanan pana cota dimeja dekat jendela, ya untuk gadis cantik yang sibuk membaca sebuah buku, novel romance mungkin ?

"Kupikir aku belum memesan apapun."ujar Jisoo bingung yang hanya ditanggapi senyuman Mark yang kini berlalu setelah bersiul pada Jin yang kini menempati kursi seberang yang kosong, gadis itu mengerti sekarang.

"Terimakasih kudapannya, omong-omong."ujarnya malas, Jin hanya mengangkat bahunya ringan."tak masalah."

"Jadi ?"

"Aku bisa menemanimu hunting gambar, tapi agak sorean ya. Disini masih sibuk."ujarnya, Jisoo berdehem.

"Terserah kau saja. Oh, iya. Iced americano, tolong."

Dan Jin langsung mengiyakan.

"Anything for you, babe."Jisoo berdecih walau rona samar dipipinya cukup membuat Jin puas dan bersiul riang menuju counter dapur.

"Progressnya bagus juga, tuan Oh. Hwaithing!"bisik Chanyeol yang sibuk meracik milkshake strawberry disampingnya, Jin terkekeh pelan.

"Okay."

Lalu keduanya tertawa bersama membuat kedua sudut bibir si cantik ikut tertarik juga.

Dia menarik juga.

**

"Bagaimana, sudah dapat gambar yang kau mau ?"tanya Jin sembari mengarahkan bidikan kameranya pada objek yang ia suka disamping Jisoo yang melakukan hal yang sama, gadis itu mengangguk.

"Lumayanlah, ada beberapa."ujarnya lalu kembali asik dengan kegiatannya, begitu fokus sampai tak sadar sebuah bidikan mengenai sosoknya yang tampak berkilauan dari balik siluet jingga yang mempesona.

"Aku juga dapat satu, indah sekali."bisik Jin sebelum berlari menjauh dari Jisoo yang kini memekik kencang.

"Yak, Oh Seokjin kemari kau. Dasar tidak sopan!"

Dan akhirnya mereka hanya saling berkejaran mengelilingi padang ilalang disore itu.

**

"Jisoo bagaimana ?"tanya Luhan menaikturunkan alisnya disela acara menyiapkan santapan makan siang putranya hari itu, Jin tersenyum geli, memberi kecupan ringan dipipi sang bubu dan mendapat deheman keras sang abu dari balik majalah bisnis yang tengah dibaca pria paruhbaya itu. Jin cengengesan.

"Ya begitulah, dia baik dan ya menyenangkan."ujarnya dengan wajah ceria membuat sang bubu ikut senang, mengusap rambut cokelat putranya penuh sayang.

"Kalau sudah nyaman tunggu apalagi, bubu dan abu akan dengan senang hati meminangnya untukmu."ujarnya lembut, Jin hanya tersenyum. Ia memang nyaman dengan gadis itu tapi ini terlalu cepat untuk mengambil langkah sebesar itu, baru 2 bulan. Mungkin butuh beberapa bulan lagi agar ia lebih yakin.

"Jalani yang ini dulu saja ya bu, Kita belum terlalu mengenal satu sama lain. Masih terlalu dini."jawabannya membuat sang bubu mengerucut sebal, membanting pintu dan Jin mendapat delikan tajam sang ayah.

BANGTAN COOKIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang