---
Drabble
.
.
.
Jeongguk berjalan menelusuri lorong apartemen yang menuju ke unitnya sendiri sembari sesekali bersenandung kecil sebelum akhirnya termenung kaget sesaat dirinya dapati sosok Kim Taehyung yang entah sejak kapan berdiri di sisi lain pintu unit apartemennya. Termangu di tempat sebelum akhirnya berjalan menghampiri pemuda cantik itu yang kini berjengit kaget karena menyadari presensinya. Keduanya saling bertukar senyuman.
"Hyung sejak kapan ada disini? Kenapa engga hubungi aku dulu? Untung aku tidak jadi menginap di tempat Migu malam ini."tanya Jeongguk sembari menempelkan kartu akses ke pintu unitnya yang kini menjeblak terbuka dan mempersilahkan Taehyung untuk masuk ke dalam. Taehyung mengangguk ringkas dan langkahkan tungkai kakinya memasuki kediaman si bungsu yang selalu di penuhi dengan barang-barang random. Seperti biasa.
"Sekitar satu jam, mungkin?"balasnya gamang membuat yang lebih muda mengangguk mahfum dan mempersilahkannya untuk duduk sedangkan sang empunya rumah pamit untuk berganti pakaian. Lagi, Taehyung mengangguk. Duduk di sofa panjang sembari meraih remote televisi yang kini mulai menayangkan acara tengah malam bersamaan dengan Jeongguk yang sudah kembali dengan pakaian rumahan yang membalut tubuh bongsornya. Keduanya kini duduk bersisian di sofa yang sama.
"Hyung lapar? Mau ku buatkan semangkuk ramyun, mungkin?"dan kali ini Taehyung menggeleng. Menolak karena tidak begitu merasa lapar,"tidak. Tapi, mungkin segelas susu cokelat hangat lebih baik."
"Oh, baiklah—Jeongguk manggut-manggut—untung, kemarin lusa aku baru saja belanja bulanan, jadi stok di rumah masih penuh. Mohon tunggu sebentar ya, tuan muda."katanya setengah berkelakar dan membuat Taehyung terkekeh geli karenanya.
"Nah, ini dia cokelat hangatnya—Jeongguk kembali menghampirinya dengan dua mug besar berisi susu cokelat hangat di kedua tangannya dan salah satunya ia angsurkan kepada Taehyung yang bergumam kecil ucapkan terimakasih,"rasanya cukup?"
Yang lebih tua sekali lagi mengangguk membuat Jeongguk tersenyum dan nikmati jatah minuman hangatnya sendiri. Hening menyelimuti dan hanya suara dari drama tengah malam yang tengah mereka tonton yang mendominasi. Sesekali Taehyung melempar lirik kearah Jeongguk yang tampak menikmati apa yang kini di lihatnya. Mereka memang cukup sering menonton drama bersama sekali pun selera Jeongguk agak sedikit berbeda. Pemuda itu lebih menyukai genre yang sadis dan terkadang membuat Taehyung tidak nyaman setiap kali ikut menontonnya. Makanya, jarang sekali keduanya menonton bersama dan lebih sering bermain gim yang belakangan ini mereka sukai.
"Ceritanya cukup seru. Iya, 'kan?"
Taehyung terkesiap. Mengerjapkan manik cantiknya kesekian kali sebelum akhirnya mengangguk setuju. Ya, alur cerita drama yang tengah mereka berdua tonton sekarang ini memang cukup menarik dan cukup membuat mereka betah berlama-lama menontonnya. Menyesap tegukan terakhir susu cokelat hangatnya dan bersendawa kecil lalu menaruh kembali mug yang sedari digenggamnya di atas meja kaca yang ada di depannya. Jeongguk pun melakukan hal serupa sebelum akhirnya beranjak pergi ke kamarnya. Sepertinya ia ingin mengambil sesuatu, entah apa. Taehyung mengendik, tak peduli. Mencoba kembali nikmati tontonannya.
"Pakai ini. Hawanya cukup terasa dingin."lagi, Taehyung terkesiap. Mendongak menatap Jeongguk yang ternyata sampirkan selembar selimut tebal berwarna hitam di atas pangkuannya. Mengerjap beberapa kali lalu mencicit. Haturkan terimakasih yang dibalas senyuman kecil untuk kesekian kalinya dari yang paling muda. Membentangkan selimut yang tadi berada di pangkuannya dan menyelimuti tubuhnya dengan benda hangat itu dengan senyuman yang tertahan di bibirnya. Diam-diam menghidu aroma yang menguar disana yang begitu ia kenali. Rasanya seperti mendekap seorang Jeon Jeongguk.
"Ugh, nyamannya..."
"Bagaimana sekarang? Sudah lebih hangat 'kan?"Taehyung mengangguk ribut dan membuat Jeongguk terkekeh gemas juga berikan tepukan lembut di pucuk kepalanya yang rasanya selalu membuat perutnya tergelitik senang. Keduanya sekali lagi bertukar senyuman dengan lengkungan lebar di kedua sudut bibir mereka.
Ah, mungkin pilihan untuk tidak menginap di apartemen milik Kim Mingyu memang pilihan yang tepat. Toh, kenapa harus memilih menjadi nyamuk jika ia bisa membuat momen manis di malam hari bersama si cantik Kim yang kini rebahkan kepalanya dengan nyaman di atas bahu kokohnya?
Diam-diam Jeongguk menahan senyum di sudut bibirnya yang berkedut senang. Mungkin lain kali, ia akan lebih sering mengajak Taehyung untuk bermalam di tempatnya. Hm.[]
.
.
.
Rencananya mau kubuat lapak sendiri sejenis kayak gini. Bikin oneshoot tanpa plot yang jelas muehehehehe. Minat? Tinggalin jejak cantik dulu dong, maniez 😗
