---
Last Part
Jisoo melihat arloji abu-abu yang melingkar dilengan kirinya, Jin terlambat dua jam dari jadwal yang telah disepakati dengan sang fotografer yang mulai tak sabar karena jadwalnya yang padat. Ponselnya tak bisa dihubungi apalagi pesan singkat yang dikirimnya. Si tampan tak kunjung memberi kabar.
"Maaf, nona Jisoo. Kami tak bisa menunggu lagi. Klient kami masih banyak yang perlu ditangani. Sekali lagi maafkan kami."
Jisoo mengangguk lemah, membungkuk singkat karena merasa tak enak hati membuang waktu berharga sang fotografer. Duduk diatas rumput sembari memandangi padang ilalang yang luas. Tempat pertama dia dan Jin saling mengenal setelah kencan buta mereka. Tempat yang akan menjadi saksi kalau keduanya memilih untuk bersama tapi sekarang ? Mungkin hanya dirinya yang berharap semuanya masih sama...
"Kalau mereka pergi, kan masih ada nona Kim yang bisa mengambil hasil foto yang bagus."
Jisoo menoleh cepat, ada Jin disampingnya. Kemeja abu-abu yang digulung dan sebuah kamera yang menggantung dilehernya. Ada Lalisa dan Jungkook yang melambai dari arah kejauhan.
"Jin.."
"Aku tahu, kau ingin aku tetap disini jadi aku menetap. Minggu depan kau milikku, Kim."
Bolehkah Jisoo menangis sekarang?
End