---
Jan lupa vomentnya ya :)
"Jung, aku ganggu engga?"
Jungkook menggeleng kearah Taehyung yang berdiri di ambang pintu setelah di antar Seokjin."engga kok. Duduk disana, Tae. Aku selesaikan ini dulu, habis itu kita ngobrol. Oke?"
Taehyung mengangguk dan mendudukkan dirinya di tepi ranjang Jungkook, sesuai titah sang empu kamar yang masih sibuk menyelesaikan tugasnya."nah, sudah selesai. Mau ngobrol disini atau di kolam renang?"
"Disini aja deh. Tapi kamarnya biarin aja di buka, supaya orang rumahmu engga mikir aneh."kata Taehyung setengah berbisik, Jungkook terkekeh kecil dan mengurungkan niatnya untuk mengunci pintu. Bukan, bukan karena ia mempunyai niat terselubung. Ia hanya tidak biasa saja dengan keadaan pintu kamarnya yang terbuka. Lalu duduk di tempat yang sama dengan posisi bersila menghadap kearah Taehyung yang kini memasang wajah begitu serius.
"Jung, jawab yang jujur. Janji?"
Dahinya mengerut,"tentang apa dulu nih?"
"Eum, gimana ya aku ngomongnya,"sebenarnya, Taehyung agak ragu melakukan ini. Tapi, rasa penasarannya lebih besar jadi ia lebih memilih datang ke rumah Jungkook dan menanyakannya secara langsung mengenai masalah bubarnya kisah cintanya bersama sang pacar. Soalnya saat di sekolah tadi, Taehyung tidak sempat karena harus mengerjakan tugas kelompoknya yang kebetulan tidak dipasangkan dengan Jimin maupun Jisoo. Ia satu kelompok dengan Seongwoo dan rumahnya jauh sekali. Untungnya, ia boleh menumpang dengan Minhyun. Jika tidak, mungkin ia masih di dalam perjalanan menuju rumahnya.
"Tinggal bilang saja apa susahnya sih?"Taehyung tersenyum kaku setelahnya,"tapi jangan marah ya?"Jungkook hanya mengangguk. Taehyung menarik nafas pelan lalu berujar,"kamu sama pacarmu putus ya? Ini teman-teman di sekolah loh yang bilang dan aku hanya ingin mendapatkan konfirmasi dari pihak yang bersangkutan. Kamu contohnya."
Jungkook terdiam, raut wajahnya mengeruh membuat Taehyung tak enak. Seharusnya, ia tidak melakukan hal ini. Rutuknya dalam hati. Melirik kearah Jungkook dengan takut. Sungguh, ia hanya ingin tahu, jika Jungkook memang tidak berkenan untuk menjelaskannya, ia tak merasa keberatan. Toh, sudah menjadi hak Jungkook untuk blow up hal ini keranah publik atau tidak. Iya kan?
Jungkook diam membuat Taehyung gusar di tempatnya. Atau dia pamit pulang saja, ya?
"Eum, aku pulang ya Jung. Aku baru ingat kalau lupa ngerjain tugas matematika--"
"Tunggu sebentar lagi, oke? Aku lagi siapin diri dan hati aku buat ceritain semuanya..."Taehyung terpekur namun lantas mengangguk mengiyakan. Ia sedikit merasa lega karena pada akhirnya Jungkook mau membuka suara setelah sekian lama bungkam dan ia pun tidak masalah walau pun harus menunggu selama apapun. Yang penting, ia mendapatkan kejelasan dari berita simpang siur itu. Siapa tahu, kan itu hanya berita bohong karena sebenarnya, hubungan Jungkook dengan sang pacar masih baik-baik saja sekali pun jarang tampil bersama di depan publik. Bisa saja begitu, kan?
Iya kan saja sudah, agar Taehyung senang. Hm.
Setelah sekian lama, akhirnya Jungkook kembali buka suara membuat Taehyung yang mulai terkantuk-kantuk,"ah, kamu udah siap ya? Oke, bisa kamu ceritain sekarang?"Jungkook mengangguk dan menarik nafasnya panjang-panjang. Manik bulatnya tampak meredup,"ini berawal dari perubahan sikap Eubi dari hari ke hari dan kebohongan-kebohongan kecil yang kerap kali ia lakukan. Awalnya, aku mencoba untuk menepis perasaan curiga itu bahkan aku sampai cekcok dengan Yugyeom karena masalah itu, temanku itu pernah sempat memergokinya tengah jalan bersama seorang teman kami di tim basket dan aku cukup mengenalnya baik. Aku bersikukuh dan terus meyakini kalau Eunbi tidak melakukannya. Ia tidak mungkin mengkhianatiku dan bermain di belakangku bersama teman dekatku, Jaehyun. Namun, nyatanya...kenyataan menamparku dengan keras...,"