---
KookV family
Hal yang terburuk dari yang terburuk bagi Taehyung yang kini hanya bisa menangis meratapi kepergian putri bungsunya yang kini terbujur kaku di peti mati. Kepergiannya yang begitu cepat membuat jiwanya terguncang hebat hingga beberapa kali jatuh pingsan. Anaknya pergi karena kecelakaan beruntun yang menimpanya bersama dua saudaranya yang lain yang salah satunya bahkan dalam keadaan baik. Duduk di sudut rumah duka dengan luka ringan di tangan kanannya yang masih di pasangi oleh alat penyangga membuat Taehyung berang luar biasa. Ingin rasanya ia menyeretnya keluar atau mendorongnya ke jurang. Kenapa bukan dia yang lenyap dari dunia, kenapa harus putrinya? Kenapa Jeon Sominya?
Jeongguk, terus menerus memberikan usapan menenangkan dan mengunci pergerakannya setiap dirinya nyaris kehilangan pengendalian diri dan bersiap untuk menerjang tubuh kurus itu hingga merasakan sakit yang sama pada bathinnya yang terluka parah. Meraung kala peti mati itu bersiap di turunkan ke dalam liang lahat, di tahan kuat oleh Namjoon yang ikut menitikkan air mata. Kakak laki-lakinya yang terkenal kuat harus memperlihatkan sisi rapuhnya kala melihat adik tersayangnya terluka dan bersedih. Kehilangan seseorang yang begitu di kasihi memang hal terberat bagi siapa pun.
Hingga proses pemakaman usai, Taehyung masih memilih enggan beranjak. Terus bersimpuh di depan pusara sang putri yang telah pergi meninggalkannya untuk selama-lamanya. Terisak-isak sembari menggumamkan nama putrinya membuat yang lain ikut merasakan rasa sakit itu. Jeongguk kembali membujuknya, namun wanita itu masih meneguhkan hatinya. Tidak ingin berjauhan dengan sang putri membuat pria itu hanya bisa menghela nafas pasrah untuk kesekian kali.
Dan, saat Jeongguk mendapatkan kabar dari rumah sakit kalau sang putra sulung dalam keadaan gawat di rumah sakit, barulah Taehyung menurut dan beranjak dari sana. Duduk dengan gelisah di samping Jeongguk yang kini melajukan mobilnya dengan serampangan. Untungnya, mereka sampai dengan selamat di tempat itu. Berlarian sepanjang selasar rumah sakit hingga sampai di depan pintu ruang rawat sang putra dan di sambut senyuman lemah Seongwoo yang membuat pasangan itu tercekat. Berhambur memasuki ruangan tersebut dan langsung mendekap tubuh ringkih itu dengan perasaan haru. Penantian mereka akhirnya berbuah manis. Si sulung kembali membuka matanya hingga Taehyung kehilangan kata-kata. Hanya bisa terisak penuh keharuan kala belah bibir sang putra susah payah mengucap memanggil namanya.
"B-bunda...,"
.
.
Saat terberat itu masih sukar terlewati. Masih banyak linangan air mata yang harus meluruh setelahnya sejak mereka mendapatkan kabar buruk lainnya. Si sulung di vonis mengidap penyakit yang sama dengan Jeongguk di masa lalu dan menjadi pukulan hebat bagi Taehyung yang jiwanya kembali terguncang hingga jatuh sakit bahkan harus mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Penyakit yang diidap Yeonjun termasuk jenis langka dan perkembangan selnya cukup pesat membuat tim medis cukup kualahan sekali pun tak hentinya memberi pengertian pada pihak keluarga untuk tetap optimis akan kesembuhan putra sulung mereka. Karena hal itulah, Yeonjun di haruskan menjalani berbagai macam pengobatan dan terapi dengan jangka waktu yang cukup panjang. Hal itu juga membuat si sulung harus merelakan hari-hari menyenangkannya sebagai seorang remaja terlewati begitu saja.
Namun, sebenarnya masih ada satu cara mudah untuk membuat si sulung sembuh.
Yaitu, operasi pencangkokan.
.
.
"Jadi, kau bersedia kan menjadi pendonor untuk putraku?"tanya Taehyung sedikit mendesak membuat Jeongguk yang ada di sampingnya memperingatinya agar tidak bertindak terlampau kasar pada anak remaja laki-laki yang kini berada di seberang mereka, bersebelahan dengan Seokjin yang juga ikut mengajukan pertanyaan yang sama walau pun dengan cara yang berbeda. Sebelah tangannya bahkan masih setia memberikan usapan sayang di pucuk kepala anak remaja laki-laki tersebut.