Do You Love Him ?

122 7 0
                                    

---

Last Part

"Pagi, Jim."

"Ah, kau sudah masuk sekolah. Senangnya aku~"

Taehyung terkekeh, membalas dekapan Jimin yang nampak begitu senang ia kembali masuk sekolah. Sakitnya sudah sembuh kemarin jadi untuk apa berlama-lama dirumah, dia tidak suka malas-malasan.

"Kangen ya ?"godanya dibalas sikutan pelan dari Jimin yang tampak malu-malu disampingnya, Taehyung tergelak.

"Oh, iya. Ini beberapa catatan yang sempat kau lewatkan, Tae."

"Ah, terimakasih Jim. Aku pinjam dulu tak apa kan ?"

Jimin menggeleng, menerbitkan sabitnya."tentu saja, tidak."

Taehyung tersenyum kotak, memasukkan buku catatan Jimin kedalam tasnya. Nanti saja dicatatnya dirumah.

"Oh, iya. Besok ulangan matematika."

"Oh, ya. Sepertinya pak Lee senang sekali mengadakan ulangan."

"Senang menyiksa murid, lebih tepatnya."

Gelak tawa mereka pecah, membuat lengkungan indah diwajah tampan Jungkook terbit dari balik pintu kelas Mipa 2 itu.

"Syukurlah, dia sudah baik-baik saja."

.
.
.

"Ayo pulang, Jim."

"Iya, Gukie. Tae kamu benar tidak apa menunggu disini ? Ayo ikut dengan kami saja, Gukie yang akan mengantar."ujar Jimin melirik Jungkook yang hanya diam, Taehyung lagi-lagi menggeleng, sungkan.

"Tak apa, Jim. Aku akan menunggu kak Joon disini. Dia sudah dekat kok. Tidak usah khawatir."ujarnya menyakinkan, Jimin mendesah pasrah.

"Baiklah, kau hati-hati ya."ujar Jimin pada akhirnya, ia tak ingin berdebat dengan Taehyung. Si manis mengangguk,"kalian juga."

Jimin melambaikan tangan sebelum masuk kedalam mobil Jungkook, meninggalkan Taehyung menatap sendu ponselnya yang mati kehabisan daya.

"Sekarang aku harus apa ?"

.
.
.

"Soek...Seok...Seok!"

"Apasih sih, Joon. Berhenti berteriak, aku masih bisa mendengarmu."decak Hoseok melihat senyum bodoh Namjoon, memberi isyarat pada adik tingkat yang tadi sempat mengobrol dengannya untuk menyudahi perbincangan mereka dan gadis itu cukup mengerti situasi.

"Aku butuh bantuanmu, Seok."

"Soal Taehyung kan ?"

Namjoon terperangah, menjetikkan jarinya merasa takjub akan tebakan jitu Hoseok."tepat sekali, mohon bantuannya senpai."

Mata Hoseok berotasi."ya, ya terserahlah Joon. Jangan lupa kiriman dua dus pizza ekstra keju ke flatku."

Namjoon mengangguk, memperlihatkan dimplenya."ayey, captain. Aku duluan, Jackson sudah menungguku diruang rapat."

Hoseok mengangguk, merapikan barang bawaannya dan keduanya berpisah dipersimpangan. Namjoon menuju ruang rapat BEM sedangkan Hoseok menuju parkiran, mengambil motor maticnya. Siap menjemput si manis disekolah.

Jarak tempuh dari kampus ke sekolah Taehyung cukup jauh, sekitar hampir satu jam. Hoseok menepikan motornya, menyeka tetesan gerimis dilengan jaketnya. Maniknya memindai sekitar, mencari keberadaan si manis karena nomornya tidak aktif. Sudah dipastikan ponsel Taehyung mati lagi, seceroboh itu memang.

"Tae!"

Hoseok menghela nafas lega kala mendapati si manis di kursi yang tersedia didepan minimarket dekat kampus dengan sepotong roti strawberry dan segelas cup latte yang sedikit mengepul."lama ya ?"

BANGTAN COOKIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang