***
"Hasil fotomu selalu bagus kok,"
"Ah, kau Hyena. Tumben kau kemari, menemani sepupu nakalmu lagi ?"Jin menghentikan kegiatannya membidik objek kamera kesayangannya beralih pada gadis berwajah imut yang selalu memakai syal entah alasannya apa.
"Iya dan sekarang dia sedang merecoki sahabatmu disana."tunjuknya membuat pemuda tinggi itu terkekeh.
"Dia selalu mencoba mengakrabkan diri pada Joon, oh iya bagaimana soal hasil karyamu yang dipilih sebagai sample pagelaran di Seoul minggu depan ? Apa semuanya sudah rampung ?"
"Iya semuanya sudah rampung karena tim kami begitu antusias untuk membuat pagelaran itu menjadi sempurna. Tidak terlihat terlalu berambisi kan ?"
"Sedikit."
"Apaan?!"
"Aduh kau ini galaknya tak hilang-hilang padahal jarang bertemu."keluhnya mengusap lengannya yang dicubit gemas si gadis, Hyena mencebik kesal.
"Okay, maafkan aku. Bagaimana kalau ku traktir kue tiramisu dan eum vanilla hangat ?"tawarnya sembari menatap si gadis yang kini terlihat menimbang, senyumnya mengembang kala si gadis menganggukkan kepalanya cepat lalu menarik tangannya kearah kedai kopi terdekat. Tempat pertama mereka bertemu dan saling mengenal.
**
"Wah bunga tulip putih, untukku ?"tanya Hyena takjub kala melihat bunga kesukaannya disodorkan kearahnya, Jin mengangguk dengan senyuman tipis membuat gadis cantik berbalut sweeter putih kebesaran dan sebuah syal dilehernya tentu saja memekik riang, membaui aroma khas bunga cantik itu membuat sang pemuda terpaku dengan seburat merah tipis dipipinya.
"Selamat atas kesuksesan kau dan timmu dipagelaran kali ini."ucapnya tulus membuat senyuman dambaannya itu terbit dengan cerahnya.
"Terimakasih, bunganya cantik sekali."
"Kau yang lebih cantik."
"Apa sih ? Oh iya, mau makan sushi ?"
"Bo---Hey! Aku kan belum bilang iya, kau ini tak sabaran sekali sih ?"
"Habis kau lama macam kura-kura."
"Apaan ?!"akhirnya Jin pasrah, membiarkan gadis itu menyeretnya entah kemana dan kini gadis itu malah meninggalkannya masuk duluan kedalam restoran sushi kesukaan Hyena, sibuk memilih menu yang akan mereka makan dan mengabaikannya disalah satu meja sembari bertopang dagu dikursinya. Memandangi punggung sempit si gadis yang beberapa bulan terakhir mengganggu hati dan fikirannya.
"Aish, kau ini kasar sekali sih padaku ? Kepalaku ini berharga tahu ?"
"Halah paling kugadai dipasar ikan juga tak laku."
"Hey!"
"Sudahlah, kau ini kenapa sih ? Ayo makan, tenang kali ini aku yang traktir. Aku sedang bahagia nih."Jin hanya diam tak berniat membalas, mulai mengambil jatah makanannya sendiri dan menikmatinya sembari memandangi wajah bulat yang terlihat begitu menggemaskan dimatanya. Bisa dimakan tidak ya ?bathinnya gila.
"Terlalu lama memandangiku beresiko jatuh cinta berkepanjangan lho~"
"Duh narsisnya si pipi bulat ini, jadi gemas ingin ku makan."
"Hey! Memangnya pipiku bakpao apa ?"
"Bukan ya ?"
"Apaan ?!"Jin terkikik geli, tangan besarnya mengacak gemas poni si gadis yang kini mencebik tak suka membuat pemuda itu semakin tak bisa menghentikan tawanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/143095240-288-k7609.jpg)