---
Chapter. 03
.
.
"Bagaimana rasanya? Enak?"
Taehyung mengangguk cepat sembari kembali menyuap mulutnya dengan gulungan spagetti dengan ekstra meat balls di atasnya. Rasanya benar-benar luar biasa enak, dan itu membuatnya tidak bisa berhenti mengunyah. Masakan si bungsu memang bukan main rasanya. Duh, jadi makin sayang anaknya. Hehe.
"Mau ku buatkan lagi?"kata Jungkook menawari, sesekali menyeka noda saus yang ada di sudut bibir dan bagian bawah bibir Taehyung membuat Taehyung langsung menatapnya dengan tatapan penuh binar. Perutnya yang mulai terasa penuh kini terasa kosong lagi. Hm."Boleh, bila kau tidak keberatan,"Jungkook tersenyum mendengarnya. Menyempatkan diri untuk memberi usapan ringan di pucuk kepala Taehyung sebelum beranjak dari duduknya dan bersiap untuk kembali membuatkan masakan enak untuk si manis dan kedua gumpalan uwu yang sebentar lagi akan lahir ke dunia. Sesekali menyenandungkan lagu dengan sembari menumis bahan-bahan masakannya. Ia benar-benar tidak bisa menyembunyikan perasaan bahagia. Rasanya seperti mimpi yang. Lebih dari sekadar indah hingga Jungkook tidak menghentikan lengkungan manis di wajahnya. Ingin selalu menyunggingkan senyuman sekali pun pipinya akan pegal nantinya. Seperti, jatuh cinta untuk pertama kalinya.
Tapi, Jungkook memang belum pernah jatuh cinta sih. Hm.
Masakannya sudah matang dan Taehyung langsung menerimanya dengan suka cita, menyantap santapan lezat itu sembari mengusap-usap perutnya dengan sebelah tangan. Sesekali berdecak kagum karena rasa yang luar biasa yang terus menerjang indera penyecapnya. Haruskah ia terus meminta Jungkook untuk membuatkannya makanan setiap hari? Kira-kira, Jungkook mau tidak ya menurutinya?
"Kalau kau mau, aku bisa menyiapkan makanan untukmu dan duo kacang uwu kita setiap harinya."kata Jungkook sembari bertopang dagu, menatap Taehyung yang kini tertegun seraya mengerjap lucu. Jungkook tersenyum manis,"bagaimana menurutmu?"
Taehyung tidak menanggapi lebih lanjut, memilih kembali melanjutkan kegiatan makannya. Bukan apa, ia hanya tidak mau larut akan perasaannya yang langsung keruan hanya karena mendengar kata kita yang terlontar ringan dari belah bibir Jungkook. Taehyung hanya takut berakhir kecewa. Perutnya kembali mengencang. Ia usap lagi permukaan mengembung itu dengan penuh sayang seraya membisikkan rangkaian kalimat penenang dalam hatinya. Mencoba menguatkan pertahannya agar tidak berharap banyak pada buntelan kelinci bongsor yang duduk di depannya itu. Karena iya tahu, semuanya tidak akan semudah itu. Sekali pun buatnya berdua, tapi tetap saja, tidak akan pernah ada kata kita diantara mereka berdua. Ironis sekaligus miris. Taehyung meringis, merutuki dirinya yang akhir-akhir ini terlalu pesimis. Tapi, ya mau bagaimana lagi? Memang itulah kenyataannya. Apalagi, Jungkook masih saja menganggapnya kakak laki-lakinya. Hyungnya, dan masih terlalu naif untuk menyadari kalau Taehyung bukanlah seorang pilihan dan menjadi seorang istimewa karena di berikan anugerah untuk mengandung, melainkan ia memang seorang perempuan yang memang selayaknya bisa mengandung kala sebuah benih mengisi rahimnya dan berkembang pesat disana, mengingat ia memang sedang masa subur kala itu, baru menyelesaikan masa datang bulannya dua hari sebelumnya.
Hh, entah Jungkook itu polos atau bodoh. Tapi, polos dan bodoh kan memang beda tipis. Hm.
"Aku sudah selesai."kata Taehyung pelan, menggeser piringnya yang masih tersisa setengah bagian. Ia tiba-tiba kehilangan selera untuk melanjutkan karena moodswing yang kembali menderanya. Rasanya ingin menangis kala memikirkannya. Kenapa nasibnya jadi seperti ini!?
"Tapi, makanannya belum habis hyung. Memangnya si kembar sudah kenyang?"tanya Jungkook heran, padahal sebelumnya Taehyung nampak menikmati makanannya dan sekarang malah terlihat murung dan bahkan memilih tidak melanjutkan kegiatan makannya. Perubahan mood yang ekstrem menurutnya. Tapi, apa semua calon ibu seperti itu? Dan lihatlah itu, Taehyung malah sibuk menyeka air matanya yang entah sejak kapan meluruh deras di kedua pipinya. Aish, gejolak ibu hamil itu memang luar biasa sekali, ya?