---
Puk
"Apasih, tet. Ganggu saja deh."
Tanggapan sinis bocah perempuan yang duduk didepannya itu membuat Jimin mengerucutkan bibirnya. Sepertinya masalah sekali jika dirinya ini bertubuh montok cenderung kesamping. Dia seksi tahu!
"Bisa bantu aku, tidak ?"pintanya mengabaikan rasa sakit yang sempat ditorehkan temannya itu karena lagi-lagi menyinggung soal bentuk fisiknya yang tetap stabil, alias sukar tumbuh. Ehem. Si bocah manis itu menaikkan alisnya, ternyata si bantet ini sedang ada maunya. Dasar.
"Bantuan apa yang kau minta dariku ?"tanyanya, Jimin menghela nafas panjang lalu memberi gesture agar sang teman mendekatkan telinganya kearah bibirnya lalu berbisik,
"Begitu, Mimi. Bisa tidak ?"tanya Jimin lagi dengan tatapan memohon, sebenarnya Mimi ingin menolak cuma temannya satu ini jarang sekali seperti ini jadi tidak ada salahnya membantunya, bukan ?
"Hah, baiklah. Jadi apa yang ingin kau utarakan ?"
Jimin memekik kegirangan, hampir saja berhambur memeluk tubuh Mimi jika saja bocah itu tak mengacungkan kepalan tangannya. Jimin cengengesan tak jelas sedangkan Mimi mencebik, mulai mengambil secarik kertas yang diambilnya dari pertengahan buku tulisnya lalu menuliskan beberapa baris kalimat disana, sesuai apa yang dilontarkan Jimin.
"Whoooa, keren sekali. Terimakasih ya, Mimi. Nanti ku traktir ciki."ujar Jimin sembari tersenyum puas lalu berlalu keluar kelas, mencari sosok manis nan judes yang membuatnya gemas. Mimi mengerjap beberapa kali lalu membuang nafas kasar.
Sialan,
Dia dikerjai mochi berjalan.
.
.
.
"Oi, Chim. Kau mau kemana ? Kemari, gabung bersama kita. Tata tengah mentraktir kita karena kucing peliharahaannya melahirkan."
Jimin menghentikan langkahnya sejenak, menoleh kearah Jungkook yang kini dipiting lehernya oleh Taehyung yang tak terima dengan mulut licin bocah kelinci itu, Jimin menggeleng.
"Tidak bisa, Kook. Aku ada urusan. Aku pergi dulu, Jaa~"
Jimin berlari menjauh membuat kedua sahabatnya itu saling berpandangan, ada apa dengan si mochi ?
"Ah, masa bodo. Aku lapar, mau pesan nasi kare. Tata, kau yang bayar ya ?"ujar Jungkook menaikturunkan alisnya, Taehyung mendengus lalu mengangguk setengah hati namun membuat Jungkook kegirangan, mulai beranjak menuju stan makanan yang diinginkannya meninggalkan Taehyung yang kini meratapi dompet buluknya. Poor dompet Teyung.
.
.
.
"Nih,"
"Apa ini ?"
Alih-alih menjawab pertanyaan sosok manis yang tampak kebingungan walau tampangnya masih tampaklah datar itu, Jimin malah menampilkan cengirannya yang terlihat aneh dimata si manis.
"Nanti juga kau tahu. Buka saja dan setelahnya pertanyaanmu akan mendapat jawaban."ujarnya lalu melenggang pergi meninggalkan si manis yang kini berdecih.
"Dasar bocah aneh."
Ia mengangkat bahu tak peduli, kembali melanjutkan kegiatannya memperhatikan kakak kelasnya bermain bola basket dilapangan. Mengabaikan secarik kertas yang kini berada didalam kantung rok seragamnya. Itu tidaklah penting.
.
.
.
"Jadi kau mengirimkannya surat cinta ? Kau berniat menjadikannya kekasihmu begitu ?"