Triple Trouble |JmThJk|

659 43 2
                                    

***

"Kakak cantik, beli es klim~ kalian mau lasa apa ?"seru Jimin sembari sibuk melihat deretan varian es krim yang menggoda selera, kedua temannya yang lain berpandangan sembari menimbang dalam hati takut salah mengambil keputusan dan menyesal belakangan.

"Ah, aku yang cokelat saja."ujar bocah berkulit tan semangat, Jimin beralih menatap bocah bergigi kelinci yang masih diam sembari mengetuk-ngetuk dagunya dengan jemari mungilnya.

"Chim, apa ada es klim lasa woltel ? Kookie suka woltel."ujarnya mengerjap polos, Jimin terdiam dengan kedua alis tertaut lalu beralih menatap sang kakak cantik pemilik kedai eskrim yang masih tersenyum ramah.

"Apa disini ada lasa woltel ? Temanku menginginkan lasa itu."

"Ah sayang sekali, adik manis. Tidak ada rasa yang seperti itu disini."ujarnya mengusap lembut surai hitam Jimin membuat bocah itu tersenyum geli.

"Jadi kalian mau pesan es krim apa ?"

"Cokelat!"ujar mereka serempak membuat kakak cantik tertawa geli sembari mengucap syukur dalam hati karena akhirnya ketiga bocah menggemaskan kelewat polos cenderung menyebalkan itu akhirnya mengambil keputusan dan berlalu pergi sembari menikmati es krim mereka ditaman terdekat.

"Wah lamai sekali yang main dikotak pasil, Kookie mau main ayunan aja. Taetae ayok bantu dorong ayunannya."ujar Jungkook sembari menyeret Taehyung yang masih sibuk menikmati es krimnya dan mengabaikan segala protesan bocah berkulit tan itu yang kesulitan mengatur langkahnya karena digeret bocah bertubuh montok itu.

"Aku mau ikut Chimy saja main pelosotan. Kalau Kookie mau main ayunan cendili saja. Aku tidak mau."tolaknya lalu meninggalkan Jungkook yang kini mencebik sedih didepan ayunan menatap kedua temannya yang begitu riang bermain perosotan dan tidak peduli pakaian mereka akan kotor karenanya.

"Eh, Kookie. Kau sendirian ? Kedua temanmu mana ?"Jungkook yang mulai terisak mendongak menatap sosok jangkung yang begitu dikenalnya kini berjongkok dihadapannya menunggu jawabannya.

"Main pelosotan dan meleka tidak mengajak Kookie, kak Jin."adunya sembari menyusut ingusnya dengan ujung kemeja seragamnya dibagian lengan, Jin tersenyum. Pemuda tanggung yang baru saja duduk dibangku sekolah menengah atas itu mulai mengerti alasan si bocah montok itu menangis sendirian didepan ayunan sembari mengais tanah. Diabaikan memang tidak enak.

"Ayo kak Jin antar menemui mereka, lalu setelah itu kakak antar kalian kerumah. Sudah sore sekali."Jungkook mengangguk patuh lalu tangan mungilnya menggenggam tangan besar Jin yang menuntunnya menuju ke kedua temannya yang mulai kelelahan dan duduk santai sembari meminum sebotol air mineral yang dibelinya ditoko kecil dekat taman dan meminumnya berdua.

"Wah ada kak Jin~"seru keduanya riang, beringsut menerjang tubuh jangkung Jin yang hampir terjungkal kebelakang, pemuda itu tertawa. Mengusak gemas surai keduanya yang tersenyum lebar.

"Melupakan Kookie, eh ? Kalian ini nakal sekali..."

"Kami tidak melupakan Kookie, aku dan Taetae hanya tak mau main ayunan."bela Jimin diangguki Taehyung membenarkan, Jin beralih menatap Jungkook yang masih terlihat murung.

"Kookie..."

"Kalian bisa kasih tau Kookie kalau mau main pelosotan aja tidak pelu meninggalkan Kookie sendilian..."keluhnya dengan mata berkaca-kaca, Jimin dan Taehyung beringsut memeluk tubuh montok temannya itu lalu ketiganya menangis bersama membuat Jin meringis sembari tersenyum kikuk kearah beberapa orang yang berlalu lalang dan menatap mereka aneh.

'Duh, dasar Triple Trouble...'

"Eum, Boys. Kita pulang saja yuk, pasti kalian sudah dicari kakak-kakak kalian."ujarnya membuat tangis mereka terhenti seketika.

"Ah, Kak Yoongi pasti mengulangi jatah makanku malam ini."

"Kak Namjoon pasti sudah sibuk berkeliling komplek."

"Kak Hobi pasti sibuk menanyai semua tetangga kalena takut dimalahi ibu hihi."Jin terkekeh melihat reaksi ketiga bocah itu yang berbeda-beda. Menggandeng ketiganya berlalu dari taman dan mengantarnya kerumah masing-masing.

"Telimakasih ya kak Jin, tidak mampil dulu ? Ibu masak ayam gingseng."ujar Kookie dibalas gelengan dari pemuda jangkung itu kala dirinya sudah mengantarkan si bocah montok maniak wortel itu kerumahnya dan disambut tangis heboh Hoseok sang kakak saking takut terkena amukan sang ibu.

"Tak perlu Kookie, terimakasih. Kak Jin pulang dulu ya. Sampai jumpa."pamitnya melambai kearah Jungkook lalu membungkuk hormat pada ibu Jungkook dan tidak lupa menepuk kepala Hoseok yang tersenyum lebar dengan wajah basah karena menangis. Ia berlalu pergi menuju rumahnya yang beda dua rumah dari keluarga Jungkook. Membuka pintu rumahnya yang selalu sepi membuat wajah cerianya berganti kelabu.

"Sepi lagi... enaknya yang punya adik kecil..."lirihnya sembari merebahkan tubuh lelahnya disofa, meratapi nasibnya yang menjadi anak tunggal dan kedua orang tuanya yang selalu sibuk keluar negeri untuk urusan bisnis. Ia kesepian dirumah besarnya. Hanya ketiga bocah itu pelipur laranya walau tingkah mereka terkadang buat naik darah juga.

"Kak Jin sayang kalian, Triple Trouble..."gumamnya sembari menatap bingkai foto yang terpajang diruang tengah rumahnya berisi foto dirinya yang tengah tertawa sembari merangkul ketiga makhluk mungil menggemaskan dengan wajah belepotan tepung sehabis membuat kue mangkuk.

"Kalian memang lucu. Adik-adikku yang lucu."

                                       END

BANGTAN COOKIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang