Still With You

87 5 3
                                    

---

Chapter. 05

.

.


Malamnya, Jimin datang untuk menjenguk Taehyung dengan sebuket bunga mawar kuning di tangannya. Dan hanya Taehyung sendirian disana karena yang lainnya sudah pamit untuk pulang, kecuali Jungkook tentu saja. Si bungsu tengah menebus obat dan beberapa vitamin untuk Taehyung sekaligus membelikan beberapa kudapan manis di kantin karena Taehyung sedang ingin menyantap makanan yang manis. Jungkook pun langsung menyanggupinya. Sepertinya, sebentar lagi juga ia akan kembali.

Hanya hening yang menyelimuti kedua sahabat karib itu dengan Taehyung yang asik menciumi buket bunga yang di berikan Jimin untuknya, sedangkan Jimin malah terduduk kaku di sofa hingga lupa tujuan utamanya datang kesana. Seharusnya, sesampainya ia disana, Jimin langsung mengutarakan penyesalannya dan meminta maaf secara langsung kepada Taehyung. Meminta pengampunan akan perbuatan yang terlampau anarki hingga nyaris membuat Taehyung dan si kembar uwu kehilangan nyawa mereka. Untungnya, Tuhan masih mengasihinya dan memberikannya kesempatan untuk bisa terus melihat wajah manis Taehyung selama yang ia mau. Ia begitu merindukan sahabatnya....

"Tae.., maafkan aku..."hanya itu yang mampu terucap dari belah bibir Jimin yang kini tertunduk dalam. Rasa sesal itu semakin menumpuk di rongga dadanya hingga sukar bernafas. Tak berani menatap Taehyung yang kini tengah menatapnya atau tidak. Helaan nafas panjang Taehyung mengalihkan atensinya. Mendongak dan kedua pun bersitatap. Jimin bisa menangkap tatapan kecewa disana namun yang terlihat lebih jelas adalah tatapan kerinduannya. Apakah Taehyung juga merindukannya?

"Kau tidak ingin memelukku? Kau memangnya tidak merindukanku, hm? Aku saja rindu sekali loh."katanya sembari mengerucutkan bibirnya lucu. Merentangkan kedua belah tangannya seolah mengisyaratkan Jimin untuk segera membawanya ke dalam rengkuhan. Jimin tersenyum lebar. Berjalan tergesa dan langsung mendekap sang sohib dengan erat. Tangisnya kembali pecah dalam pelukan Taehyung yang tidak hentinya menggumamkan kata-kata menenangkannya. Dalam tangisnya, Jimin mengucap syukur karena Taehyung sudah mengampuninya. Bahkan ketakutan yang pernah menderanya karena takut tidak mendapatkan pengakuan sebagai paman kesayangan si kembar sirna dalam sekejap saat Taehyung bilang kalau si kembar akan senang dan merasa bahagia memiliki paman seperti Jimin dan hyungdeul. Tidak mungkin kalau si kembar sampai tidak mengakui ataupun membencinya, karena Taehyung tidak akan mungkin membiarkan kedua gumpalan uwu kesayangannya tumbuh menjadi pribadi yang pendendam, sebagaimana ajaran kedua orangtua Taehyung selama ini. Jimin mengulum senyuman. Ia mempercayai itu. Mana mungkin si kembar bersikap begitu mengingat bagaimana perangai kedua orangtuanya yang tidak pernah memiliki sifat pendendam. Iya, kan?

Jungkook maupun Taehyung adalah orang-orang yang baik.

.

Jungkook datang beberapa menit setelahnya. Agak terkejut kala mendapati kehadiran Jimin di dalam ruang rawat Taehyung, namun setelahnya langsung bersikap biasa bahkan menyapa Jimin yang tampak kikuk di tempatnya. Ia mendudukkan diri di samping Jimin setelah menyerahkan titipan Taehyung dan menyalin beberapa kudapan manis itu ke piring. Tatapannya mengarah ke arah Taehyung sepenuhnya. Sesekali mengurai senyuman gemas kala melihat betapa lucunya sang kakak menyantap beberapa kue dengan isian cokelat leleh tersebut sekali pun beberapa sisi wajahnya kini jadi belepotan. Jimin langsung bergerak dan menyekanya dengan tisu, mengundang cengiran lucu kearah Jimin dan menawarinya untuk ikut makan kue bersama. Jimin menggeleng dan mengatakan kalau ia sudah kenyang. Taehyung manggut-manggut. Kembali mengambil kue terakhirnya dan menghabiskannya dalam sekali suapan. Meminta Jimin untuk mengambilkannya segelas air dan menandaskannya dengan cepat sebelum mengeluarkan sendawa cukup keras. Terkikik kecil saat mendapati Jimin maupun Jungkook yang mendengus geli secara serempak. Kompak sekali mereka, hm.

BANGTAN COOKIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang