.
."Kamu lagi ngapain sih, Tae. Dari tadi kulihat kamu terus saja mematut diri didepan cermin sambil terus menghela nafas lagi. Ada apasih?"tanya Jimin yang tampak jengah melihat kelakuan sahabatnya yang sejak satu jam lalu terus saja memandangi pantulan dirinya dari cermin besar diruang latihan dance sembari terus menghela nafas. Engga takut apa dia kalau kebahagiaannya akan berkurang kalau terus melakukan hal itu?
Lagi, Taehyung menghela nafas."aku sedang bingung, Chim."
Dahi Jimin mengerut, lalu kembali bertanya."bingung kenapa ?"
Wajah manis Taehyung berubah mendung, manik cokelatnya bahkan sedikit berembun menatap Jimin dengan wajah begitu nelangsa."pinggangku jadi ramping, Chim."
Jika Jimin sedang minum sekarang mungkin cairan bening itu berpindah kewajah sendu Taehyung, mengerjap beberapa kali lalu memindai manik kelamnya pada tubuh sang sahabat, dari kepala ke kaki lalu sebaliknya dan menghela nafas berat.
"Kok bisa ?"tanyanya sanksi, Taehyung memang lebih kurus ketimbang namja seusianya bahkan bobot Jimin ketika kuruspun tak seringan sahabatnya itu tetapi ini ramping ? Heol ?! Mana ada namja ramping ?!
Taehyung menggeleng lemah,"aku tidak tahu."ujarnya hampir menangis, Jimin membuang nafas pelan lalu membawa tubuh tinggi nan kurus itu dalam dekapannya. Hanya singkat dan itu cukup menenangkan Taehyung.
"Kalau begitu, kita workout saja. Siapa tahu kamu jadi punya muscle layaknya Jungkook dan tidak ramping lagi."sarannya namun ditanggapi gelengan cepat sang sahabat membuatnya bingung. Nih anak maunya apasih ?
"Lha kok engga mau sih ?"lama-lama Jimin kesal juga, niatnya kan masuk keruang latihan dance untuk menyempurnakan gerakannya yang menurutnya masih belum pas eh malah jadi tempat curhat colongan. Benar-benar. Taehyung mengerucutkan bibirnya.
"Aku ramping begini kan karena ikut ngegym sama Gukie, Chim."ujarnya pelan membuat mata kecil Jimin terbelalak, ini apalagi sih ?! Bathinnya dongkol."kok bisa ?"
Pipi Taehyung yang kini agak bulat mengembung, "aku engga ngerti. Aku cuma ikut gerakan Gukie sit Up, push up dan lainnya karena aku merasa perutku menggendut, aku kehilangan roti sobekku Chim."
Jimin memandang Taehyung datar,"kau tak pernah punya roti sobek, Tae."
"Aku punya, Chim. Walau hanya dua."protes Taehyung sembari mengacungkan tiga jari kurusnya yang langsung dilipat Jimin salah satunya.
"Ya, terserah kau saja. Terus bagaimana ?"tanya Jimin lagi membuat Taehyung kembali bercerita.
"Ya, begitu Chim. Karena aku iri dengan Gukie yang kini punya otot perut yang bagus aku juga mau memilikinya dan memilih mengikuti kegiatan latihan Gukie di Gym tapi bukan dapat enam kotak diperutku, pinggangku malah mengecil. Aku harus bagaimana Chim? Aku ini member Bangtan, Beyond The Scene bukan member Oh! GG atau Black Pink!"serunya frustasi diakhir ceritanya, Jimin meringis, mengusap bahu Taehyung penuh rasa simpati.
"Sabar, Tae."ujarnya sembari terus mengusap bahu kurus sang sahabat berusaha menenangkan Taehyung, bibir merah alami Taehyung mencebik kebawah.
"Sudah cukup Irene noona meledekku karena wajahku yang terlihat seperti melakukan perawatan wajah."
"Itu sih si Irenenya saja yang iri karena wajahnya kalah mulus denganmu, wajahmu memang cantik sih Tae."
"Aku tidak, Chim!"teriak Taehyung keras membuat Jimin beringsut mundur saking kagetnya lalu bergumam kata maaf berulang pada sang sahabat.
"Maafkan aku, Chim. Aku hanya lelah dipandang aneh karena menurutku wajah cantik dan pinggang ramping bukan hal normal seorang namja. Saking frustasinya aku sampai menelfon eomma dan menanyakan apa aku benar-benar terlahir sebagai seorang namja dan berniat memeriksakan diri pada dokter atau psikiater sekalian. Tolong aku, Chim."mohonnya dengan wajah basah, Jimin diam. Memilih kembali mendekap Taehyung erat lalu membiarkan sang sahabat menumpahkan semua keresahan hatinya, tak peduli kaus kesayangannya kini basah karena airmata dan lelehan ingus. Ia tak peduli yang penting wajah manis itu kembali ceria. Demi apapun Jimin lebih suka melihat senyum kotak Taehyung yang konyol namun menggemaskan dibanding wajah sendunya yang membuat ulu hatinya sesak. Jimin tidak suka Taenya menangis karena rasa sedih namja itu adalah kesedihannya juga karena mereka kembar siam, itu kata Taehyung ketika semua orang menanyai kedekatan keduanya yang selalu menempel kemanapun, dimanapun dan kapanpun itu.
"Ssst, ma baby lion don't cry. Uljima Taehyungie, kamu membuatku sedih juga tahu."
"Ah, kamu menangis Chim. Maafkan aku.."bukannya mereda, Taehyung malah semakin terisak melihat setitik airmata meluruh dipipi gembil Jimin. Jimin segera menyekanya lalu menyeka wajah basah Taehyung dengan jemari gemuk nan kecilnya, eyesmilenya terkembang.
"Sst, tak apa. Kalau Tae memang tak suka melihat aku menangis berarti berhentilah menangis. Nanti aku traktir eskrim vanila tiga tumpuk dengan hiasan buah strawberry yang besar-besar, call ?"bujuknya, manik seperti lelehan cokelat milik Taehyung menatapnya penuh namun Jimin bisa melihat kilatan binar kesenangan disana membuatnya diam-diam menghela nafas lega.
"Call, baby lion ?"
"Dua cup besar ya, Chim."rengek Taehyung sembari beragyeo membuat Jimin mendengus geli.
"Okay."
"Yeay! Chim yang terbaik! Kalau begitu aku akan ganti baju."seru Taehyung kegirangan lalu melesat keluar ruangan yang dikelilingi kaca besar itu meninggalkan Jimin yang kini tersenyum simpul.
"Tak apalah sesekali jalan bersama Tae, sudah lama juga kita tidak bersenang-senang."gumamnya lalu mulai menggerak-gerakkan tubuhnya perlahan, mengikuti tempo lagu bernuansa lembut yang diputarnya terus seperti itu hingga berubah cepat lalu terjatuh.
"Chim, ayo pergi. Katanya mau beli eskrim!"
Itu Taehyung dengan suara beratnya yang sukses membuat tubuhnya terjungkal dengan tidak elitnya, Jimin mendengus.
"Baiklah, tidak sabaran sekali sih."dengusnya sembari mengusap bokongnya yang montok, Taehyung memberengut lucu.
"Nanti eskrimnya habis, Chim."ujarnya membuat Jimin menahan gemas ingin mengunyel kedua bulatan menggemaskan diwajah manis Taehyung, sejak kapan ya sahabatnya ini jadi gembil seperti ini ?
"Iya, Taehyung yang manis. Kamu tunggu diruang tengah saja, aku mau ganti baju."ujar Jimin pada akhirnya yang lagi-lagi membuat Taehyung menjerit senang, mencubit keras pipi gembil Jimin hingga sahabatnya itu mengaduh.
"Aku sayang Jiminie..."
Senyum Jimin mengembang...
"...pabo."
Sial!
"Yak, anak alien jangan kabur kamu!"
Dan akhirnya sore hari mereka dihabisi berkeliling ruang tengah dorm mereka dan berakhir mendapat lemparan bantal dari Yoongi yang tengah berhibernasi disofa dan jeweran gemas Jin ditelinga mereka masing-masing.
"Aduh, ampun hyung. Sakit ini kupingku."keluh Taehyung yang merasa telinganya hampir putus karena tarikan tak manusiawi sang kakak tertua disana, Jin mendengus lalu melepaskan jewerannya pada keduanya.
"Makanya jangan nakal. Si Joon baru tidur sejam lalu karena demam dan Hoseok sedang butuh konsentrasi penuh untuk merampungkan lagu kita yang baru jadi berhentilah membuat keributan adik-adikkku yang manis, arra ?"
"Arraseo, Jin Hyung."ujar keduanya serempak membuat senyuman Jin mengembang
"Good boys. Sekarang bantu aku menyiapkan makan malam."titahnya dengan nada absolut membuat Jimin mendesah pasrah dan wajah Taehyung yang tertekuk, gagal makan eskrim.
"Eskrimku gimana, Chim ?"
"Kapan-kapan ya, Tae."ujar Jimin sembari mengaduk sup ayam sesuai interuksi Jin yang sibuk menguleni kimchi, Taehyung berdecih.
"Huh, dasar Chim menyebalkan!"decihnya lalu kembali sibuk dengan kegiatannya memotong daun bawang.
"Tae, itu ukurannya kebesaran. Ulang dari awal!"
"Iya, hyungieku yang tampan."
"Ehe."
END
![](https://img.wattpad.com/cover/143095240-288-k7609.jpg)