***
"Hobi..."
"Heum..."
"Bisakah kau berhenti memainkan permainan dibenda itu dan serius membantuku mengerjakan tugas sialan ini ?"
"Yoonji, bisakah sehari saja kau tak mengumpat dan demi apapun wajah garangmu itu tak membuatku takut. Kau terlalu manis untukku---HEI APA MASALAHMU ?! KENAPA KAU MEMUKULKU ?"
"Berisik! Bantu aku sekarang atau kita akhiri saja hubungan tak mutu itu."
"Ck, ancaman klasik. Iya akan ku kerjakan, kau buatkan camilan saja. Aku lapar."
"Dasar lelaki tak mutu, untung cinta."Hoseok hanya terkikik pelan mendengar gerutuan gadisnya yang berjalan malas kearah dapur, ia meraih benang dan mulai memasukkannya kedalam lubang jarum berukuran sedang secara perlahan. Menyulam sebuah kain yang sudah dibuat pola bebek penuh ketelitian, hanya meneruskan pekerjaan sang gadis yang baru separuh jalan. Tugas ini harus rampung hari itu juga karena besok harus diserahkan pada sang guru untuk dinilai.
"Sudah selesai ya ?"Hoseok yang tengah memijat tengkuknya yang kaku karena terlalu lama menunduk hanya mengangguk pelan, menerima sepiring kue jahe dan dua mug berisi cokelat hangat lalu menyesapnya pelan sembari memandang keluar jendela yang masih berembun karena rintik hujan yang menderas.
"Sepertinya aku akan pulang terlambat lagi."ujarnya seraya mengusap lembut puncak kepala gadisnya yang tengah bersandar nyaman dipundaknya.
"Kau harus memberitahu Namjoon agar ia tak khawatir."Hoseok mengangguk lalu menempelkan hidungnya pada hidung mungil gadisnya, mengusaknya gemas.
"Iya sayangku... aku akan ke kamar kecil."ringisnya kala kandung kemihnya minta dibuang, sang gadis manis mendengus.
"Dasar... aku akan siapkan makan malam, sebentar lagi kak Jin pulang. Kau mau ku masakkan apa ?"tanyanya lalu berlalu kedapur, mulai memasang celemek Kumamon kesayangannya.
"Samakan saja dengan yang lainnya."ujar Hoseok yang baru saja keluar kamar mandi, menempatkan dirinya di kursi bar dan memandangi sang gadis yang kini menguncir rambut sebahunya. Mencincang bawang bombai dengan lihai lalu mulai menumisnya dengan bahan masakan lainnya. Pemandangan favorit yang sangat disayangkan jika terlewat.
"Kenapa kau suka sekali melihatku memasak, Hobi ?"tanyanya sembali melirik kearah Hoseok yang masih memandanginya dengan kepala tersangga kedua tangan yang menempel didagunya, pemuda itu hanya tersenyum.
"Kau terlihat tambah manis jika memakai celemek buluk itu."pujinya dibalas cibiran keras membuatnya tertawa.
"Kau tunggu saja dimeja makan atau ruang tivi, aku tidak terlalu suka jika sedang bekerja diawasi seperti itu."usirnya, Hoseok berdecak.
"Bilang saja kau gerogi dipandangi orang tampan sepertiku."ujarnya mengerling jahil, sang gadis memutar matanya jengah. Tak suka dengan sifat kelewat narsis sang pacar. Ia berdecih.
"Cih, tinggi sekali kepercayaan dirimu Tuan Jung tapi tinggi badan tidak."Hoseok mendelik tak suka, memang kenapa jika ia tak tinggi ?
"Cih, setidaknya aku lebih tinggi dibanding mantanmu si flamboyan bantet itu."ujarnya sengit membuat sang gadis melotot, apaan kenapa jadi kemana-kemana ? Bawa-bawa si mantan pula.
"Setidaknya dia lebih tampan dan baik hati, tidak sepertimu muka kuda."ujarnya seraya menunjuk-nunjuk hidung Hoseok dengan centong yang ia gunakan untuk mengaduk sup daging yang tengah dimasaknya, Hoseok mendengus geli.
"Yang penting aku mencintaimu dan tidak menduakanmu dengan siapapun."ujarnya seraya merengkuh pinggang ramping sang gadis yang kini mengerjap linglung, dengan cepat mematikan kompor dan melumat singkat bibir tipis kemerahan kesukaannya membuat semu merah tercipta dikedua pipi gembil si manis.
![](https://img.wattpad.com/cover/143095240-288-k7609.jpg)