Jin's Twin -03- (End)

192 8 0
                                    

---

"Nih, sponge cakenya. Ra, kamu pesan cake stroberry kan ? Nih vanilla latte sama lemon teanya. Aku ke dapur dulu, kasihan bunda kualahan."ujar Hana kala sudah mengantarkan pesanan pada pelanggannya yang dibalas senyuman manis Ahra yang mulai menyicipi kudapan manisnya dan deheman tak jelas Jinseo membuat sudut bibir gadis bermarga Jung itu berkedut. Pemuda itu memang tak pernah berubah. Memilih kembali kedapur membantu sang ibu yang sibuk membantu para karyawannya yang lain didapur. Beginilah Jung Hana menghabiskan liburan dari rutinitasnya sebagai mahasiswa, membantu sang ibu dikedai kue. Menyenangkan, cukup membuatnya sedikit lupa akan kerinduannya.

'Hai, sleepy head. Aku semakin rindu saja.'

**

"Selamat datang... Hana tolong kamu tangani dulu, duh perutku mulas."seru Hayoung yang kini terlihat tergesa menuju toilet, Hana mendengus lalu melepas apronnya menuju keluar, mengambil alih meja kasir.

"Ada yang bisa saya bantu ?"tanyanya pada sosok jangkung berhoodie navy blue yang membelakanginya, sibuk memilih donat mungkin. Sosok itu berbalik, tersenyum manis kearahnya membuat Jung Hana lupa caranya untuk bernafas.

"Ya, Tuhan. Apa mataku bertambah minusnya ?"itu seruan Haru yang tampak tak percaya dengan yang dilihatnya, sosok itu beralih tersenyum kearah wanita mungil itu setelah membungkukkan badannya hormat.

"Selamat sore bibi Haru, apa aku masih boleh bekerja disini ?"ujar sosok itu membuat Haru mendekap mulutnya dengan sebelah tangan lalu berhambur memeluk sosok itu, menangis haru dalam pelukan hangat yang sudah lama tak ia rasakan.

"Ah, Hana kenapa kamu malah diam saja ? Kamu tak rindu padanya ?"tanya Haru kala sudah mengurai pelukannya, Hana membalikkan badannya bersiap menuju dapur namun langkahnya terhenti, kakinya kaku kala tubuhnya didekap erat dari belakang. Ia menggigit bibir dalamnya kala sosok itu berbisik padanya. Tangisnya pecah.

"Jinyoung rindu Hana, rindu Jung Hana-nya..."

Rasa senang yang kini dirasakan Hana lebih besar ketimbang mendapatkan kejutan dari sang ayah yang mengajak keluarga ke Jepang semasa kecil dulu.

Jinyoungnya kembali, memeluknya erat. Hana bahagia sekali.

"Aku tak ingkar janji kan ?"

Hana menggeleng kuat, mengurai dekapan itu sesaat lalu membalikkan badannya. Berhadapan lalu menerjang sosok itu dengan pelukan erat seakan tak ingin melepaskannya lagi.

"Hana rindu Jinyoung, rindu sekali."

Sosok itu tersenyum, membalas dekapan gadis itu tak kalah erat. Meresapi segala rasa yang membuncah didadanya. Yang ia tahu, ia begitu merindukan Hana, sangat.

**

Entah kenapa dimusim dingin kali ini terasa hangat bagi Hana, entah karena mantel tebal yang dipakainya atau tangan mungilnya yang diselimuti tangan besar sosok yang begitu dirindunya kini kembali. Berjalan beriringan membuat gadis manis itu terus menerus tersenyum, membuat pipinya pegal tapi ia tak masalah. Hana bahagia sekali.

"Mau makan sup ayam gingseng disana ?"

Hana mendongak lalu mengerjap pelan, yang dilihatnya adalah sepasang manik terang yang menatapnya penuh diiringi senyuman lembut. Hatinya menghangat, kedua pipinya juga. Gadis itu mengangguk mengiyakan membuat sosok disampingnya senang. Mereka mampir kesebuah kedai, memilih meja disudut ruangan dan memesan makanan yang akan mereka santap malam ini.

"Bagaimana kuliahmu ?"tanya Jinyoung sembari memainkan kotak tisu yang tersedia dimeja yang mereka tempati, Hana mengulum senyum.

"Semuanya lancar, kamu tahu kan ini memang jurusan impianku. Dengan begitu impianku memiliki taman bunga semakin membentang luas."ujarnya sembari membentangkan tangannya lebar, Jinyoung terkekeh geli melihatnya.

BANGTAN COOKIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang