Till The End

109 4 0
                                    

---

[Chap.3]

Taehyung berjalan beriringan bersama Chaeyoung—teman sebangkunya menuju kantin untuk membeli sesuatu yang bisa asupan lambung mereka. Chaeyoung yang memaksa karena melihat wajah Taehyung yang semakin pucat setiap harinya seperti tidak terdapat rona di wajah manis temannya itu. Taehyung bilang padanya kalau penyakit anemianya kambuh namun Chaeyoung tidak mempercayainya begitu saja. Dia yakin Taehyung sedang menyembunyikan sesuatu dan Chaeyoung akan mencari tahu sendiri. Dia tahu sekali tabiat gadis Kim itu. Dia itu pintar berkelit dan terkadang membuatnya sebal. Tetapi, dia tetap menyayangi gadis itu. Sangat.

Suara sorakan riuh para penghuni sekolah sontak membuat mereka menghentikan langkah mereka. Ikut penasaran akan hal apa yang membuat para penghuni Sekolah Beyond sebegitu hebohnya lalu ikut mengerubung seperti yang lainnya.

Chaeyoung melirik Taehyung yang tercenung di tempatnya dengan manik terangnya yang terlihat berembun. Rasa iba perlahan menyusupi relungnya. Lebih baik mereka segera beranjak dari sana, sebelum...

"Anjir mereka sampe cipokan segala?! Aish pake perang lidah lagi, dasar muka badak!"

"Ckck, kelinci kelebihan hormon. Aish mata suci gue mendadak iritasi, sialan!"

"Bener-bener engga tahu malu. Kasian Taehyung. Baru juga seminggu, udah ada yang baru aja tuh kelinci bongsor. Sama sohibnya sendiri lagi? Kayak engga ada yang lain aja. Ya, seenggaknya yang engga Taehyung kenal gitu. Gue jadi iba sama Taehyung sumpah."

"Si Lalisnya aja tuh yang gatau malu! Padahalkan kita tau banget kalo dia sama Taehyung 'kan akrab. Kayak engga laku sama cowok lain aja sih dia. Murahan banget."

"Sst, udah-udah. Seenggaknya hargain perasaannya Taehyung. Kasihan tau..."beberapa gerombolan siswi berbisik-bisik sembari melirik Taehyung yang belum juga berniat untuk beranjak dari sana. Tubuhnya melemas seketika. Hatinya sakit sekali. Seharusnya tidak seperti ini. Seharusnya dia senang karena Jeongguk sudah bisa mendapatkan pengganti untuk mendampinginya dan Lalisa adalah pilihan yang tepat. Gadis itu lebih dari sekadar sempurna. Tidak seperti Taehyung yang tak sempurna dan sebentar lagi hanya akan menjadi benalu orang-orang disekitarnya.

Manik terangnya semakin memburam karena di penuhi air matanya yang menumpuk di pelupuk matanya dan siap meluruh kapan saja. Tidak, Taehyung harus menahannya. Ini semua adalah konsekuensi dari keputusan yang telah dia ambil. Mungkin tidak sebanding dengan yang di rasakan Jeongguk setelah mereka memutuskan untuk berpisah.

"Tae, kamu baik-baik aja?"pertanyaan retoris meluncur dan bibir Chaeyoung yang menatapnya cemas. Taehyung tersenyum tipis, relungnya berdenyut sakit."aku engga papa. Kamu tenang aja. Yuk, ke kantin. Aku mendadak lapar. Ehe."

Taehyung berjalan mendahului dan nyaris meluruh lemas di tanah jika Jimin yang kebetulan baru beranjak keluar dari kelasnya berlari secepat mungkin lalu menahan tubuh sang sohib dengan raut cemasnya yang begitu kentara. Manik kecilnya membulat kala melihat cairan merah kental perlahan mengalir dari kedua lubang hidung Taehyung yang mulai meringis lirih dan sepenuhnya bersandar padanya membuatnya diserang rasa panik. Dengan tergesa, dia menggendong sang sohib dengan langkah lebar menuju unit kesehatan diikuti Chaeyoung yang ikut panik membuat para penghuni sekolah kembali heboh. Berbisik-bisik melihat keadaan Taehyung yang cukup memprihatinkan. Berbagai pertanyaan muncul, kenapa gadis itu sering sekali pingsan dan berakhir di unit kesehatan dan melewatkan jam pelajaran. Ini sudah kesekian kalinya dan tidak jarang gadis Kim itupun sering kali absen dengan alasan sakit. Ini benar-benar aneh. Apakah gadis itu mengidap penyakit yang serius?

Pertanyaan-pertanyaan itu hanya berakhir di ujung lidah dan tersimpan rapat di benak mereka karena tak sampai hati untuk bertanya secara langsung pada Taehyung yang selalu terlihat tak dalam kondisi baik setiap harinya membuat mereka tak tega untuk bertanya macam-macam pada gadis Kim itu. Tanya ke Park Jiminpun segan, nampaknya pemuda itupun enggan memberitahu. Mungkin hanya untuk menjaga perasaan sang sohib. Entahlah...

BANGTAN COOKIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang