Pajak Jadian (KookV GS)

105 6 4
                                    

---

(Yes or Yes Sequel)


Yang penting itu kau bahagia atau tidak, bukan status hubungan yang malah seringkali menjadi batasan dan membuat tak nyaman _ Kang Seulgi, 2020

.

.


"Tae, pacarmu sudah di depan tuh. Jangan terlalu lama dandannya, sudah oke kok kekeke."seru Jennie diiringi siulan jahil sebagai penutup dan langsung terbirit pergi saat Taehyung bersiap melemparinya dengan boneka raksasa berbentuk kelinci berwarna pink, hadiah ulang tahun dari Jungkook tahun lalu. Teman saat tidur, begitulah yang si kloningan kelinci saat itu. Mengingatnya, membuat Taehyung mendengus geli. Masih tidak menyangka kalau mereka bisa berada di tahan hubungan seperti ini, dalam angan pun mungkin tidak. Tapi, mau bagaimana lagi? Ia sudah membuat keputusan. Toh, dirinya memang belum sepenuhnya menyesuaikan diri, dan bukankah semuanya pun butuh proses, ya?

Ya, Taehyung hanya bisa berharap semoga Jungkook tidak pernah berubah pikiran. Bisa saja hal itu terjadi. Dan kalian tahu apa yang paling Taehyung takutkan setelah mendapat pernyataan dari seorang Jeon Jungkook? Yaitu kehilangannya di saat ia benar-benar sudah memantapkan hatinya untuk pemuda itu. Hh, memikirkannya saja sudah membuat kepalanya pening.

Ya, sudahlah. Jalani saja yang harus di jalani.

.

"Ah, sudah siap? Selamat pagi, Taehyungku sayang."

Taehyung tersenyum, membalas sapaan Jungkook yang kelewat manis pagi itu. Menerima helm berwarna merah jambu yang di ulurkan Jungkook padanya, sedangkan pemuda itu sendiri mengenakan helm berwarna hitam. Membantunya untuk naik ke atas motor besar itu, dan juga memastikannya duduk dengan nyaman disana. Diam-diam, Taehyung tersanjung di buatnya.

Jadi, ini ya rasanya memiliki seseorang yang menyukai kita?

Rasanya..., Menyenangkan...

"Pengangannya yang erat, ya. Nanti jatuh."pinta Jungkook sembari membawa kedua buah lengah Taehyung untuk melingkar ke pinggangnya. Terasa begitu pas, dan membuat sang empu lengan merona hingga telinga. Jungkook mengulum senyuman, menangkap wajah mengemaskan Taehyung dari pantulan kaca spion. Rasanya, ingin terus memandanginya. Hatinya menghangat. Perasaan itu terasa begitu nyata sekarang.

Jadi, ini ya rasanya suka dengan seseorang?

Sekarang, Jungkook yakin ia tidak akan menyesali keputusannya untuk meninggalkan Yein dan memantapkan hatinya pada Kim Taehyung. Karena pada kenyataannya, hanya Taehyunglah yang ia inginkan untuk ia jadikan teman hidup untuk selamanya.

Ya, ampun. Berlebihan tidak sih kalau dirinya sampai berpikiran sejauh itu? Tolong, katakan saja tidak agar Jungkook senang :(

.

.

"Duh, yang baru official. Berangkat sekolah saja bareng."ujar Seulgi diiringi kerlingan jahil, menatap Taehyung yang kini mendengus sembari menyembunyikan rona manis di kedua pipinya, dan memilih mengabaikan kehadiran gadis itu. Jisoo ikut bergabung setelah kembali dari mengantar Jennie ke toilet, ikut menggodanya akan kemajuan hubungannya dengan Jungkook yang sebelumnya hanyalah seorang teman dekat. Menarik nafas dalam lalu menatap ketiga sahabatnya dalam. Sudah waktunya ia mengungkapkan kebenarannya. Ia tidak mau lagi terjadi kesalahpahaman.

"Aku dan Jungkook tidak berkencan. Kami hanya sudah saling tahu perasaan masing-masing dan memutuskan untuk menjalani ini semua tanpa embel-embel status seperti pacaran dan sebagainya. Karena, bagaimana pun kami masih butuh penyesuaian. Tidak mudah bagi kami, terutama aku yang baru kali ini merasakan hal semacam ini. Jungkook pun sudah menyetujui. Kami hanya tidak ingin terburu-buru. Itu tidak salah, kan?"

BANGTAN COOKIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang