Menyimpan Rasa

174 4 0
                                    

---

Hoseok menelusuri lorong koridor sekolahnya yang lengang karena memang hampir semua teman sekolahnya mungkin sudah pulang kerumah masing-masing. Tidak seperti dirinya yang masih harus latihan menari diruang dance karena sebentar lagi ada perlombaan yang harus diikutinya sebagai perwakilan dari sekolah yang selalu menorehkan prestasi yang membanggakan.

Dia menaruh ranselnya dilantai agar lebih memudahkannya memasukkan kunci ruangan dance yang memang dia yang memegangnya, namun ternyata pintunya tidak terkunci. Hoseok bingung, apakah ada seseorang yang mempunyai kunci duplikat ruangan itu tetapi siapa ?

Kriet

"Astaga! Kau mengejutkanku, Hobi."

Hoseok hanya tersenyum kaku, jantungnya bertalu kuat. Ternyata orang itu adalah Ahn Sinbi, gadis yang dia sukai. Tetapi, satu lagi pertanyaannya, bagaimana Sinbi mempunyai kunci duplikat sedangkan gadis itu saja tidak mengikuti club dance seperti dirinya ? Benar-benar aneh.

"Kau pasti bertanya-tanya, bagaimana aku bisa mempunyai kunci ruang dance ini, bukan? Aku sendiri yang memintanya pada ketua club dancemu agar aku bisa leluasa berlatih disini. Maaf kalau aku bersikap lancang dan membuatmu kebingungan, Hob."

Hoseok mengangguk paham, ternyata Sinbi meminta ijin langsung pada Taemin---ketua club dance Beyond School--ya, setidaknya itu cukup menjawab semua pertanyaan yang ada dalam benaknya.

"Kau mau latihan juga 'kan ? Silahkan, aku sudah selesai."ujar Sinbi setelah dirinya selesai menyeka peluhnya dengan handuk kecil miliknya, meraih tas punggung cokelat miliknya dan bersiap untuk pergi namun lengan kecilnya langsung dicekal Hoseok membuat gadis itu menaikkan sebelah alisnya, keheranan.

"Kenapa ?"

Hoseok berdeham,"bisakah kau menemaniku menari maksudku menarilah bersamaku, Sinbi ?"

Gadis itu terdiam beberapa saat membuat Hoseok gusar, namun saat melihat Sinbi kembali meletakkan tas punggungnya kelantai membuatnya lega. Tiba-tiba dadanya terasa meletup-letup saking senangnya.

"Are you ready ?"tanyanya dan Sinbi menanggapinya dengan anggukan, musikpun mulai mengalun seirama gerakan mereka yang perlahan menanjak seiring Beat yang terus menghentak sampai nafas mereka terengah dan tak beraturan.

Mereka tertawa, berbaring dilantai berdampingan dan saling bertukar pandang untuk beberapa saat. Sinbi tersenyum manis kearahnya membuat Hoseok terpaku untuk waktu yang lama, makin tenggelam pada pesona manik si gadis yang cantik. Hoseok semakin yakin bahwa perasaan yang selama ini dia rasakan adalah sebuah ketertarikan, istilah lainnya dia sudah mulai ke tahap jatuh cinta. Bagaimana tidak, dia melihat Sinbi tersenyum saja sudah membuatnya bahagia luar biasa.

Hoseok senang bisa mendapatkan kesempatan menghabiskan waktunya bersama gadis itu, walaupun hanya sebentar sekalipun. Seperti sekarang ini.

"Sudah malam, sudah saatnya kita pulang."

Sinbi bangkit terlebih dahulu, menepuk-nepuk rok seragamnya yang nampak kotor oleh debu lalu meraih tas punggungnya dan menyampirkannya pada bahu sempitnya, diikuti Hoseok setelahnya. Mereka keluar ruangan, Sinbi menunggunya mengunci pintu ruangan dance terlebih dahulu dan setelahnya mereka berjalan beriringan menuju halte. Gadis itu bilang, akan ada seseorang yang menjemputnya disana dan Hoseok tak keberatan untuk menunggui gadis itu terlebih dahulu karena memang jarak rumahnya tak begitu jauh dari sekolah mereka. Hanya berbeda dua blok dari sana.

"Ah, itu dia."

Sinbi beringsut bangkit, berjalan mendekati seorang pemuda yang mengendarai motor besar. Wajahnya tak terlihat oleh Hoseok karena tertutup oleh helm full face. Gadis itu melambai padanya setelah dirinya sudah berada aman dijok belakang dan setelahnya, kuda besi itupun melaju dengan kecepatan sedang, meninggalkan Hoseok yang masih memandanginya dengan senyuman hampa. Ya, mungkin sudah seharusnya dia menyimpan semua perasaan yang dimilikinya sendiri saja. Tidak, perlulah Sinbi tahu tentang ini. Benar, bukan ?

BANGTAN COOKIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang