Semua Tentangmu

160 5 0
                                    

---
1. Awal

Taehyung dan Lalisa sedang sibuk bersenda gurau sepanjang lorong sekolah. Tak jarang kedua gadis itu saling dorong-mendorong diiringi gelak tawa yang menguar ringan dari keduanya membuat semua orang hanya bisa menggelengkan kepalanya. Mencoba memaklumi tingkah keduanya yang memang mencerminkan kebobrokan jati diri sebagai perempuan. Ckck.

Sesekali membalas sapaan genit dari beberapa siswa bertampang berandal yang tengah asyik nongkrong di dekat lapangan basket sembari menunggu bel masuk. Lalisa bahkan tidak malu untuk memberikan flying kiss pada mereka yang kini menanggapinya dengan penuh suka cita dan berakhir di jitaki oleh Taehyung sembari mengumpati tindakannya yang kelewat idiot dan gadis berdarah Thailand itu hanya menanggapinya dengan tawanya lalu berlari meninggalkan Taehyung yang kini misuh-misuh di belakangnya karena di tinggalkan oleh sang sohib. Menyumpah serapahi sang sohib sepanjang sisa perjalanannya menuju kelas bahkan auranya masih saja kelam setibanya ia disana membuat Jennie menyernyit heran."ada apa denganmu? Kau kerasukan setan penunggu pohon apel di samping rumahmu, ya?"

"Oh, pohonnya si bogel itu berhantu? Ya, wajar sih. Pemiliknya saja dedemit."yang menyahut malah si Park Chaeyoung dengan nada kelewat keras, memancing amarah sang ketua kelas yang sedari tadi sibuk mengecek buku presensi bersama Nayoung yang ada di atas meja guru. Si pendek Park nyaris mengumpat jika saja Nayoung tidak segera melerainya, berkata kalau tidak baik seorang lelaki sejati bertengkar dengan seorang anak perempuan. Jimin menurutinya dan memilih mengabaikan celotehan bernada pedas yang berasal dari bibir seksi si cantik Park yang nampaknya tak juga puas mencari masalah dengannya.

"Apa masalahmu, Park? Kenapa kau suka sekali menggangguku. Aku ada salah padamu? Jika iya, aku minta maaf. Itu cukup untukmu?"kata Jimin pada akhirnya. Nada bicaranya nampak tertahan. Aura suramnya menguar membuat siapapun bergidik bahkan Taehyung sekalipun. Mencoba memberi kode pada Chaeyoung untuk berhenti dan tidak semakin memperkeruh suasana. Namun, dasar bebal, si cantik Park malah menyulut kobaran api kecil dengan bensin. Memasang wajah pongahnya yang tampak berkali-kali lipat menyebalkan di mata Jimin."kalau aku tidak merasa puas, kau mau apa? Menciumku, hm?"nadanya terdengar menantang. Tangan kecil Jimin mengepal di kedua sisi tubuhnya. Nayoung yang sebelumnya hendak melerai langsung di tarik Jongin untuk menjauh. Pemuda tinggi itu memintanya untuk tidak ikut campur masalah kedua pasangan itu. Nayoung hendak memprotes lagi namun Jongin malah membekap mulutnya dan menyeretnya keluar kelas membiarkan kedua sejoli itu saling berbalas tatapan mematikan.

"Ck, sudahlah Park. Kalian ini tak ada hentinya mempermasalahkan hal yang remeh."kata Taehyung dengan nada jengahnya. Ia sudah tidak tahan dengan duo Park itu. Selalu saja ribut di setiap kesempatan. Kalau saling suka ya tinggal bilang lalu jadian. Gitu saja kok di buat repot, bathinnya. Kedua matanya bergulir malas kala di balas dengan delikan tajam dari keduanya. Kembali mencoba acuh walaupun si kedua sohibnya memintanya untuk segera melerai mengingat dirinya menjabat sebagai seksi keamanan di kelas mereka. Dengan langkah terseret, ia mendekati keduanya yang entah sejak kapan berdiri berhadapan. Mengusap kedua telapak tangannya dan..

Plak

Plak

"Aduh duh, Tae bisa tidak sih, tidak pakai kekerasan. Aish dahiku..."keluh Chaeyoung seraya mengelus dahinya yang memerah setelah mendapat tepukan keras dari telapak tangan Taehyung. Jimin yang mendapatkan perlakuan yang sama hanya melengos dan beranjak ke tempat duduknya. Memilih untuk tidak melanjutkan aksi konyolnya barusan. Taehyung hanya memandang si cantik Park dengan raut datarnya. Menitahkan Chaeyoung untuk kembali ke tempat duduknya secara tak tersirat membuat gadis itu berdecak kesal. Menghentakkan kakinya menuju tempat duduknya sendiri. Tak lama, bel masuk berbunyi. Disusul dengan datangnya guru biologi mereka dan pelajaran pertamapun di mulai.

BANGTAN COOKIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang