Sayangi aku, mommy (2)

206 14 0
                                    

---

"Nyonya! Nyonya!"

Sunny menyernyitkan dahinya dalam kala mendapati bibi Han---kepala pelayan di kediamanannya tergopoh-gopoh mendekatinya sembari membawa sebuah kotak persegi berwarna soft pink ditangannya membuatnya heran."ada apa, bibi Han ? Mengapa sampai berjalan begitu tergesa dan kenapa kotak itu bisa berada ditanganmu ?"

Bibi Han masih mencoba mengatur nafasnya yang masih tak beraturan. Alih-alih menjawab pertanyaan sang nyonya, Wanita renta itu memilih mengulurkan kotak itu pada Sunny yang semakin mengerutkan dahinya walaupun dirinya tetap menerima kotak tersebut. Dia mulai menimbang-nimbang kotak itu. Seolah menerka-nerka apa isinya.

"Ck, sederhana sekali modelnya."cibirnya sebelum membuka kotak itu dan meraih secarik kertas yang sepertinya dirobek asal lalu membacanya seksama. Raut wajahnya berubah, mengeras kaku lalu memilih melangkahkan kakinya kearah tong sampah dan membuangnya tanpa pikir panjang. Menghela nafas kasar berkali-kali. Moodnya berubah buruk sekarang.

Hanya karena satu nama...

"Belum kapok juga rupanya. Cih, kalau sudah sial selamanyapun akan selalu menebar kesialan dimanapun."

.

.

Seokjin masih di rumah sakit namun bukan lagi menunggu di ruang tunggu emergency room ataupun ruang operasi, melainkan di depan ruang ICU dimana Hoseok yang tengah mendapatkan perawatan intensif pasca operasi untuk diobservasi lebih lanjut. Siapa tahu terjadi hal-hal yang tidak diinginkan mengingat kondisi Hoseok yang cukup parah.

Lihat saja, tubuhnya dipenuhi perban. Dari kepala, tangan dan kakinya yang dipasang gips. Menurut dokter Kang, salah satu para medis yang menangani Hoseok, tungkai kakinya mengalami luka yang cukup serius ditambah ada beberapa syaraf di kepalanya yang fungsinya menurun secara drastis membuatnya semakin khawatir. Bagaimana kalau kondisi Hoseok akan lebih buruk dari ini? Mengapa tidak ada yang menyinggung tentang masalah organ hati Hoseok yang sejak kecil mengalami gagal fungsi, lalu ginjal Hoseok yang tinggal satu ? Argh, semua ini membuat kepalanya pusing.

"Engh, J...ini jam berapa ? Apa Hosiki hyung sudah sadar ?"ah, ternyata adiknya sudah bangun. Ia kasihan pada Jeongguk yang harus tidur ditempat yang tidak nyaman seperti ini. Setelah memberi kecupan singkat dipelipis sang adik, Seokjin menjawab."masih sangat pagi, Gukie. Kalau masih mengantuk, tidur saja lagi nanti kalau sudah waktunya sarapan, J bangunkan."

"Dan tentang Hosiki... dia belum sadar, Gukie. Hosiki kita masih butuh istirahat yang banyak."ujarnya mencoba meyakinkan adiknya kalau kondisi Hoseok sudah baik-baik saja. Walaupun sebenarnya Seokjin ragu untuk meyakininya juga. Dia bukanlah orang bodoh.

Sahabatnya itu, tidak baik-baik saja.

Manik bulat Jeongguk yang selalu tampak kosong itu terlihat menyendu. Sepertinya Jeongguk lebih perasa dari yang Seokjin kira, bahkan kini adiknya itu menangis dengan isakan lirihnya yang sukses mencabik relung Seokjin. Dia mengerti bagaimana perasaan Jeongguk sekarang. Kalut dan didominasi rasa khawatir yang berlebih. Terlebih saat Namjoon memberitahunya kalau Hoseok nyaris berakhir di meja operasi kala pemuda jangkung itu tidak sengaja mencuri dengar dari para perawat yang membicarakan tentang operasi yang dijalani Hoseok semalam. Seokjin masih merasakan rasa sesak yang sama di relung hatinya saat mengingatnya. Hoseoknya yang malang.

"Ssst, jangan lemah begitu Gukie. Kita harus kuat untuk Hosiki. Terus menjadi sandarannya yang mungkin kini kehilangan pijakannya."

Jeongguk masih menangis dalam rangkulan Seokjin yang masih setia mengusap punggung adiknya yang bergetar, mencoba menguatkan adiknya yang mengalami shock berat. Seokjin tahu benar sesayang apa adik kesayangannya itu pada si tengah Min yang tegar. Bahkan masih segar diingatannya saat Jeongguk mengutarakan dengan jelas kalau Min Hoseok adalah hyung favoritnya sepanjang masa lalu berakhir dengan tangisan haru Hoseok sembari menggumamkan kata terimakasih karena mereka telah menerima dan memberikan cinta serta kasih sayang yang besar untuk makhluk tak berharga sepertinya.

BANGTAN COOKIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang