Do You Love Him ?

100 7 0
                                        

---

Part 2

"Mau ini ?"

Taehyung menggeleng, sesekali merutuki tenggorokannya yang tiba-tiba saja sakit sejak tadi pagi. Sepertinya ia terkena radang lagi.

"Yakin ? Kamu kan tidak makan apa-apa sejak tadi. Itu mukamu juga pucat, jangan bandel Tae."ujar Jimin menasehati, Taehyung hanya menanggapinya dengan senyuman. Malas mendebat, ia jamin suaranya setelah ini akan parau. Ia tak mau membuang-buang tenaganya yang lemah ini.

"Chim, ke kantik yuk!"

Huh, dia lagi. Taehyung memilih mengalihkan pandangannya keluar jendela. Malas melihat tampang si bongsor, tidak bagus untuk mata dan hatinya.

Hati, huh ?

"Maaf, Gukie. Aku dikelas saja menemani Taehyung sepertinya dia sedang tak enak badan. Lagipula, aku membawa bekal. Next time ?"

Jungkook menghela nafas pasrah, mungkin tidak hari ini."baiklah, tapi sepulang sekolah aku antar ya sampai rumah. Kita mampir dulu ke kedai gellato, bagaimana ?"

Jimin melirik Taehyung yang masih sibuk memandangi awan kelabu dari balik jendela kelas, sepertinya akan turun hujan."baiklah."

Jungkook tersenyum cerah, menyempatkan mengusak gemas poni Jimin yang kini mendengus geli namun kedua pipi gembilnya merona."sampai jumpa nanti sore, cutie."

Dan kini rona merah itu menjalar sampai telinga membuat sebongkah hati retak perlahan."aku ketoilet dulu ya, Chim."

"Mau aku temani ?"

Taehyung menggeleng, setengah berlari keluar kelas. Jimin memandanginya bingung."mungkin sudah diujung."tak acuhnya lalu memilih membuka kotak bekalnya, berbinar melihat nasi kepal dan telur gulung kesukaanya, oh ada tumis daging babi juga. Paket komplit.

"Selamat makan~"

.
.
.

"Hah, dasar bodoh! Lagi-lagi aku menangisi hal yang tak penting. Sadarlah Tae, dia hanya menyayangi teman sebangkumu."

Taehyung terkekeh hampa, membasuh wajah kacaunya dengan air lalu mengeringkannya dengan tisu yang ada dikantung roknya. Merasa baikan, ia keluar bilik toilet, bersiap kembali ke kelas. Sebenarnya ia sudah hilang mood untuk meneruskan pelajaran selanjutnya apalagi kini ia merasa suhu tubuhnya meningkat, ia mulai demam. Tetapi, mau bagaimana lagi ? Dia tak mungkin melewatkan pelajarannya, dia sudah tingkat akhir, harus lebih rajin dari sebelumnya.

"Whoo, Tae. Hati-hati."

"Terimakasih, Yugi."

Pemuda bermanik kecil itu tersenyum lalu menyernyit kala meniti wajah Taehyung yang terlihat berbeda."kamu sakit ya ?"

Taehyung tergagap, menggeleng ribut."tidak, aku baik. Aku pergi dulu, Yug. Sudah masuk pelajaran selanjutnya."

Si manis berlalu cepat membuat Yugyeom memandanginya heran.

"Ada apa dengan gadis itu ?"

.
.
.

"Tae!"

"Ugh, syukurlah kak. Duh aku lemas, tolong papah aku ya."

Hoseok mengangguk namun memilih berjongkok didepan Taehyung yang menatapnya bingung."papah aja kak, bukan gendong."

"Udah naik aja, bawel amat!"

Taehyung memberengut namun tetap menaikkan dirinya dipunggung Hoseok yang kini menggendongnya, membenarkan kaitan tangan Taehyung dilehernya lalu berjalan perlahan menuju tempatnya memarkirkan mobil hijau armanynya.

BANGTAN COOKIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang