---
(2)"Tae, bisakah kita bicara sebentar?"
Taehyung menghentikan senandung lirihnya sejenak, mendapati Jeongguk yang entah sejak kapan berdiri di ambang pintu kamar si sulung dengan raut datarnya. Taehyung menarik nafas pelan dan mengangguk mengiyakan lalu berkata,"nanti, setelah Yeonjunie benar-benar sudah terlelap."dan Jeongguk menyetujuinya sebelum akhirnya berlalu setelah menutup pintu kamarnya kembali. Taehyung kembali mengalihkan atensinya pada si sulung yang ternyata sudah benar-benar pulas. Meraih bantal guling dan menaruhnya di kedua sisi tubuh mungil itu, memastikan agar si sulung tidak akan terjatuh dari atas ranjang tidurnya. Beranjak perlahan dan mencoba untuk tidak mengeluarkan suara terlalu banyak, takut kalau bocah yang akan menginjak sepuluh tahun itu terbangun. Melangkah keluar kamarnya dengan langkah pelan, menghampiri Jeongguk yang ternyata menunggunya di meja makan. Taehyung tersentak kala mendapati Jeongguk tengah minum. Seingatnya, Jeongguk sudah lama sekali tidak melakukannya. Kalau tidak salah, sejak ia di vonis menderita penyakit kanker darah nyaris belasan tahun lalu. Taehyung langsung merebutnya dan menaruh gelas itu dengan kasar, membuat pria itu mendengus tak suka."sejak kapan kau minum-minum seperti ini? Kau lupa akan pantangan untuk seorang pejuang kanker sepertimu, huh?"
Jeongguk tersenyum sinis lalu meraih gelas minumannya dan menenggak sisanya membuat Taehyung terbelalak tak percaya,"yak, Jeon Jeongguk!"Jeongguk malah terkekeh kecil melihat raut marah Taehyung dan dengan usilnya meremat dagu lancip itu dan mendekatkan wajah mereka sebelum akhirnya memberikan lumatan-lumatan kecil di bibir ranum Taehyung yang kini membeku di tempatnya. Terbuai, huh? Bathin Jeongguk meremehkan.
"Mau bermain sebentar denganku, nyonya Jeon. Bukankah kita sudah lama tidak melakukannya. Siapa tahu, Soobin akan memiliki adik setelah ini...?"katanya dengan nada main-main, menarik tubuh ramping itu dan merengkuhnya. Kepalanya ia sandarkan di pundak yang hanya terlapisi gaun tidur berwarna ungu yang tipis dan langsung ia singkap perlahan sebelum mendaratkan kecupan ringan disana dan sukses membuat Taehyung meremang hebat."ck, hentikan Jeon. Aku sedang tidak memiliki minat untuk meladeni hormon sialanmu itu."katanya ketus, namun Jeongguk malah terpingkal karenanya. Memilih beranjak dan langsung mengangkat Taehyung dan menempatkannya di salah satu pundaknya layaknya karung beras dan mengabaikan segala bentuk protesan Taehyung yang masih menolak untuk bersenang-senang dengannya malam ini. Namun, siapa peduli. Jeongguk benar-benar sedang ingin melakukannya.
"Yak, Jeon. Kau benar-benar akan mati setelah ini!"jerit Taehyung dengan kedua tangannya yang tidak hentinya memukuli punggung Jeongguk yang terlapisi kaus polos hitam itu secara brutal. Jeongguk sama sekali tidak ambil pusing, malah menikmatinya seolah itu hanyalah sebuah pijatan manja Taehyung. Ck, sepertinya skrup di dalam otakya telah terlepas karena di grogoti oleh nafsunya. Hm.
Jeongguk terkekeh lagi,"kau sendiri yang akan mati lemas di ranjang kita, sayang."katanya dengan nada seduktif di sertai remasan cukup keras pada kedua bongkah menggemaskan kesayangannya membuat Taehyung semakin memberontak."yak, hentikan itu Jeon. Aish, bokongku sakit!"
Jeongguk tergelak, berjalan ringan menuju kamar utama dan menutupnya dengan rapat. Dan setelahnya hanya terdengar suara provokatif dari keduanya yang memenuhi ruangan itu. Ckck.
Sepertinya, Jeongguk benar kali ini. Soobin akan memiliki adik.
.
.
Taehyung keluar dari kamarnya dengan wajah tertekuk. Pemampilannya masih acak-acakan dengan surai cokelat panjangnya yang ia gulung asal dan gaun tidurnya yang ia kenakan serampangan tanpa niat untuk membasuh wajah ataupun menggosok giginya dan memilih berjalan kearah meja makan dan mendudukkan dirinya di samping Yeonjun yang menyambutnya dengan nada riang. Di pipi kanannya terdapat noda selai cokelat dari roti isi yang dia makan membuatnya tersenyum geli dan meraih tisu lalu membersihkannya dengan begitu lembut. Si sulung tersenyum lebar karenanya seraya berkata,"terimakasih, mama."nadanya riang sekali membuat suasana hatinya perlahan membaik. Taehyung tersenyum, memberikan usapan gemas pada surai sang anak yang sama sepertinya."sama-sama, sayangnya mama. Makan yang banyak ya, nak. Biar cepat tumbuh besar."
![](https://img.wattpad.com/cover/143095240-288-k7609.jpg)