---
Hari itu tepat seminggu kepergian Seokjin yang memilih berkuliah di Amerika. Alasannya sih agar mendapat ilmu lebih tetapi adik-adiknya tahu betul kalau itu hanyalah omong kosong. Karena apa, itu karena Kim Jisoo ada disana. Masih ingat Jisoo kan ? Itu loh, chairmate abadinya Seokjin a.k.a cinta abadinya si sulung keluarga Choi. Gadis cantik itu memilih jurusan Fashion sedangkan Seokjin memilih management bisnis. Kan calon penerus bisnis keluarga jadi mau tidak mau dia harus berkecimpung di dunia bisnis, menyampingkan cita-citanya menjadi chef profesional. Hm, jadi anak sulung memang berat.
Berhubung si sulung tidak ada, tugasnyapun kini di emban oleh Yoongi sebagai anak kedua. Bocah berkulit pucat yang kini duduk di bangku sekolah menengah atas ini kini disibukkan dengan berbagai tetek bengek urusan rumah tangga dan adik-adiknya.
Seperti sekarang misalnya, setelah memandikan si bungsu dan memastikan bayi berumur 10 bulan itu aman di box bayinya, Yoongi beralih mengurus si kembar yang nampak ogah-ogahan menyantap sarapan paginya yang kini hanya nasi goreng dan telur mata sapi yang sedikit gosong di pinggirannya. Masih merajuk karena gagal ikut kedua orangtua mereka ke Belanda untuk urusan bisnis padahal mereka sudah janji. Namun berhubung Jimin tiba-tiba terkena cacar, jadi mereka tidak jadi ikut. Otomatis kedua bocah yang kini berusia 6 tahun itu terus mengajukan protes dengan berbagai cara, salah satunya mogok makan dan membuat Yoongi frustasi.
"Makanlah, jangan cari penyakit. Aku bukan kak J yang punya stok kesabaran yang bahkan melebihi luasnya sungai Han setelah itu kau berangkat sekolah dan kau istirahatlah di kamarmu dan berhenti mendekati adik bayimu, nanti tertular."titah Yoongi sembari menunjuk Taehyung dan Jimin bergantian, Taehyung menyantap makanannya tanpa selera, bibir kecilnya mengerucut lucu sedangkan Jimin memilih tetap pada pendiriannya. Jujur saja, Jimin sedang tak ingin menyantap apapun karena terlalu sedih.
"Choi Jimin, berhenti berulah!"
Boom, Yoongi akhirnya meledak. Kesabarannya telah sampai di ambang batas. Menyentak Jimin yang kini menciut di kursinya dan si bayi Jungkook yang menangis histeris karena kaget. Hoseok dan Namjoon berlarian mendekat kearah meja makan dengan seragam mereka yang terpasang asal bahkan Namjoon sendiri masih belum memakai celana seragamnya. Hanya kemeja sekolah dan dasi yang dipasang asal menggantung dilehernya.
"Ada apasih, kak ? Pagi-pagi udah marah-marah. Kasihan Jungkook yang sampai histeris karena terkejut mendengar suaramu yang menggelegar itu."protes Hoseok sembari menimang adik bayi mereka agar kembali tenang, Yoongi hanya mendengus kasar lalu berlalu kekamarnya tanpa berkata sepatah katapun membuatnya berdecak dan Namjoon mendesah pelan, mendekap Jimin yang masih gemetar ditempatnya.
"Sudah, jangan takut. Kak Yoon hanya sedang kesal. Makanya Chimy nurut ya, makanlah seperti Taetae agar kak Yoon tidak marah lagi. Oke ?"
Jimin hanya mengangguk pelan, membiarkan Namjoon menyuapinya. Meringis dalam hati karena membuat Hoseok kepayahan menenangkan Jungkook yang masih saja menangis keras.
Jimin jadi merasa menyesal...
.
.
Yoongi memarkirkan motor matic yang di kendarainya di depan sekolah si kembar, itu motor milik Seokjin biar tepat waktu katanya dibanding dirinya memakai sepeda. Dia tengah menunggu Taehyung karena Jimin kan masih belum bisa masuk sekolah, cacarnya masih belum sembuh benar.
"Kak Yoon!"
Itu dia anaknya, berlari riang kearah Yoongi yang melambaikan tangannya. "Siap untuk pulang, adik manis ?"
Taehyung mengangguk ribut, tersenyum persegi pada Yoongi yang kini tersenyum lebar, memperlihatkan gummy smilenya."kalau begitu, tunggu apa lagi ? Ayo kita pulang."
![](https://img.wattpad.com/cover/143095240-288-k7609.jpg)