Triple Trouble Daily pt.3

464 38 12
                                    

***

"Kalian mau tambah camilannya atau mau ku buatkan susu cok--baiklah Kookie, tak perlu melemparku dengan kotak pensilmu kan ? Itu kaleng lho, terkena jidatku kan sakit juga."

"Berisik!"

"Aish yang sebenarnya kakak disini siapa sih ?"keluh Hoseok sembari mengusap keningnya yang memerah karena lemparan kotak pensil dan hantaman pintu kamar adiknya yang ditutup kasar oleh bocah montok itu.

"Lebih baik aku panaskan makanan saja, sepertinya ibu akan lama dirumah nenek."ujarnya sembari berlalu kedapur, mengeluarkan masakan ibunya yang telah ditaruhnya dilemari pendingin lalu dipanaskan dengan alat pemanas khusus untuk makan malam mereka berempat. Triple trouble sedang menginap, omong-omong.

"Kau yang memasaknya kak Hobi ? Apa ini aman untuk kami ?"

"Tenang saja, Chim. Dijamin enak dan sehat. Yang memasak nyonya Jeon, aku hanya memanaskannya saja."ujarnya membuat ketiganya bernafas lega, Hoseok mendengus geli melihat ketiganya memakan lahap makan malamnya sampai bersandar kekenyangan dikursi makan.

"Jangan tidur terlalu malam ya walaupun besok libur sekolah, aku mau mengerjakan tugas sekolahku dulu. Kookie jangan memainkan dispenser lagi, ingat tanganmu sampai hampir melepuh kala terakhir kau memainkannya."

"Baiklah, nenek buyut."

"Aish dasar adik kurang asam! Aku ke kamar, jadilah adik yang manis ya triple trouble."ujarnya mengusak lembut rambut ketiganya yang ditepis kasar ketiga bocah itu membuatnya menggerutu.

"Dasar adik-adik laknat!"

**

"Kau sedang apa ? Kenapa memasukkan bajumu kedalam koper ? Apa kita akan liburan ? Kalau begitu Kookie akan ikut berkemas juga."

"Eh, Kookie tidak perlu melakukannya. Kita tidak liburan tapi---"

"Kak Hobi akan ikut program pertukaran pelajar ke Jepang, Kookie sayang."sela sang ibu yang baru saja masuk kedalam kamar Hoseok sembari membawa beberapa baju hangat dan camilan yang kini dimasukkan kedalam koper besar milik si sulung.

"Berapa lama ?"

"Mungkin sekitar 4 atau 6 bulan, seperti itulah."ujar Hoseok membuat raut wajah Jungkook muram seketika dan itu tidak luput dari pengamatan sang ibu.

"Oh, kalau begitu hati-hati. Jangan lupa bawa oleh-oleh banyak jika kau pulang nanti. Ibu ayo temani aku tidur."ujarnya sembari menarik tangan sang ibu untuk keluar kamar Hoseok yang kini menyernyit heran.

"Sejak kapan Kookie minta ditemani tidur ? Apa anak itu masih takut gelap ? Duh aku jadi ragu melanjutkannya, bagaimana jika nanti terjadi sesuatu yang buruk padanya ? Duh aku dilema..."ujarnya frustasi, ia masih berat untuk pergi.

"Jaga dirimu baik-baik ya kelinci nakal, aku menyayangimu..."

**

"Kenapa kau masih saja memainkan tanaman kaktusku ? Bukannya hari ini Hobi berangkat ke Jepang. Dia pasti sedih kau tak ikut mengantarnya."ujar Yoongi sembari menikmati jus mangga buatannya, menatap heran Jungkook yang sibuk mengamati tanaman kaktus miliknya dengan wajah sendu. Bocah montok itu menggeleng pelan.

"Aku tidak mau semakin membuatnya berat untuk pergi dan membuatnya mempermalukan dirinya karena menangisiku dibandara nanti."ujarnya pelan membuat Yoongi mendengus geli, tiba-tiba terlintas wajah konyol Hoseok yang sering bertingkah aneh saat berdekatan dengan Jungkook---adik kesayangannya.

"Tapi tetap saja seharusnya kau disana, memberinya semangat dan doa. Kalau dia sukses, kau juga kan yang bangga."

"Aku hanya tidak mau menahannya pergi dan tetap disampingku..."lirihnya namun masih terdengar Yoongi yang kini terdiam, bocah montok ini ternyata bisa bijak juga.

BANGTAN COOKIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang