Hai semuanya, selamat tahun baru buat yang merayakan. Aku sih nggak.
Buat hari ini, aku lengkapi dulu cerita ini sampai 100 bab ya.
Semoga kalian gak kecewa dan selalu sabar nunggu karya-karyaku update ya.
***
Part JiU, Yoohyeon and Gahyeon.
JiU, Yoohyeon dan Gahyeon masih berada di atas tubuh Yeosang yang masih berada dalam wujud makhluk buasnya. Makhluk besar itu terbang di angkasa, entah seberapa ketinggian terbang dari permukaan, yang jelas ukuran bangunan kota tampak kecil dari atas sana.
Tak ada yang berbicara di antara mereka, JiU tentu masih merasakan sakit dari bahunya yang cedera karena sedikit bergeser. Yoohyeon malas untuk berbicara, ia tak akan buka suara jika hal tersebut tak diperlukan, sementara Gahyeon yang ingin mengobrol amat tahu situasi semuanya. Jika bisa, ia ingin berbicara dengan Yeosang, sayang sekali binatang buas tak memiliki kemampuan untuk berbicara, meski Yeosang dapat memahami apa yang dikatakannya, ia jelas tak akan mampu membalas.
Drone yang tersisa tampak terbang di sekitarnya, ia menjulurkan tangan kanannya lalu satu drone kecil maju mendekat dan berhenti tepat di atas telapak tangannya, benda itu melayang beberapa cm di atas permukaan telapak tangan Gahyeon, gadis muda itu tersenyum melihat benda itu melayang-layang.
“Kita terbang kembali menuju kota. Sepertinya itu adalah tempat terbaik, paling tidak di sana ada tempat untuk bersembunyi dan beristirahat.” Yoohyeon berucap dalam benaknya, pasang matanya mengamati keadaan di permukaan sana. Pemandangan kota tampak sama seperti terakhir kali ia dan Gahyeon meninggalkan kota, meski sebenarnya ini adalah daerah yang berbeda, bukan merupakan tempat di mana ia dan Gahyeon berada dan pertama kali bertemu.
Ketika mengingat akan hal tersebut, Yoohyeon jadi merasa heran dengan dirinya sendiri, ia yang awalnya memutuskan hanya sendirian saja untuk mencari tahu dan mencari jawaban atas segala pertanyaan yang muncul dalam kepalanya, kini dirinya sudah berada dalam kelompok kecil, dua gadis dewasa yang mental dan pikirannya bertolak belakang dengan fisik, lalu ada pria yang mampu berubah wujud menjadi sosok monster.
Yoohyeon masih belum tahu pasti mengenai orang-orang ini, apalagi pria yang dirinya rasa jika si pria memiliki kekuatan dan energi paling besar di antara semua makhluk yang pernah dirinya temui.
Setelah beberapa lama melakukan penerbangan di atas kota yang amat luas ini, Yeosang menurunkan ketinggian, bahkan sepasang sayapnya tidak mengepak lagi, hanya membiarkan udara yang berembus dari bawah membiarkan mereka bertahan di atas ketinggian.
“Kita akan turun ya?” tanya Gahyeon saat merasakan jika monster besar yang ditungganginya menurunkan ketinggian.
“Tepatnya kita akan mendarat.” JiU membalas mengoreksi perkataannya, Gahyeon buru-buru menoleh ke arah gadis itu.
“Kakak, kau sudah baikan?” tanyanya, akhirnya ada percakapan di antara mereka, Gahyeon seperti tak ingin melewatkan itu. JiU kembali meremas bahunya dengan pelan, ia agak meringis namun sedetik kemudian tersenyum pada Gahyeon, ia menggeleng singkat.
“Masih agak sakit, ototnya sudah kembali pada posisi, sistem ligamen bahu sudah pulih, lenganku sudah ....”
“Mau kupijat? Aku ahlinya memijat.” Gahyeon buru-buru menyela perkataan JiU, ketika sudah membahas anatomi tubuh, JiU bagaikan ahlinya dan Gahyeon benar-benar tak mampu menangkap apa maksud dari setiap kalimat yang JiU sampaikan. Gahyeon menawarkan diri dengan ekspresi dan nada bicara yang percaya diri, hal ini tampak seperti ia sungguh ingin membantu bukan sekadar mengalihkan topik dari pembahasan anatomi tubuh yang memusingkan itu.
“Kamu baik, tapi aku tidak butuh. Terima kasih tawarannya.” JiU mengelus-elus kepala Gahyeon dengan sayang, lalu memeluknya dari belakang. Yoohyeon sendiri tak mengamati interaksi mereka karena ia masih berada dalam posisi berdiri, ia membelakangi keduanya.
Perhatian Yoohyeon tertuju pada langit yang saat ini tampak mendung dan semakin gelap saja. Udara dingin berembus di sekitar sana membuat rambut mereka berkibar, sangat kebetulan karena ketiga gadis itu menggerai rambut mereka masing-masing.
“Langit ini, ini sama seperti ketika aku pertama kali bangun, tapi sekarang suhu di sekitar sini berbeda, ditambah kemarin suhu udara sangat panas. Apa mungkin akan turun hujan?” Yoohyeon menerka, keadaan awan di langit sana tak jauh berbeda seperti dua hari yang lalu. Namun, kali ini ada yang berbeda, sepertinya dikarenakan cuaca yang kemarin panas, curah hujan meningkat. Saat ini langit bukan hanya mendung saja, ciri-ciri akan turun hujan sudah tampak jelas.
Tak lama kemudian, Yeosang mendarat, ia yang berada dalam wujud makhluk buas segera mendaratkan kaki-kakinya di atas beton jalanan yang tampak bersih tanpa adanya reruntuhan dan tanpa ada yang rusak, JiU dan Gahyeon tersentak dari posisi mereka, sementara Yoohyeon refleks meloncat turun dari atas tubuh monster itu.
“Ahhh!” Keduanya menjerit, mereka langsung jatuh ke atas beton, Gahyeon membentur langsung mengenai lantai beton, sementara JiU menindihnya.
“Kakak, turun, berat.” Gahyeon memelas, kedua tangan dan kakinya meronta-ronta, sementara JiU dengan polosnya masih berada di atas punggung Gahyeon, ia malah memandang keadaan sekitar bukannya melihat keadaan seseorang yang dirinya timpa.
“Ah, maaf, maaf.” Setelah mendengar Gahyeon yang memelas, barulah JiU beranjak dari posisinya, ia bahkan membantu gadis muda itu untuk berdiri.
“Aduh badan aku sakit.” Gahyeon meringis, sementara JiU hanya tersenyum saja.
Tubuh monster Yeosang segera mengecil, hanya dalam waktu beberapa detik saja sosok itu mulai mengecil membentuk sosok manusia, sayap dan ekor menghilang, kaki-kaki, leher dan kepala juga badan secara perlahan kembali membentuk postur tubuh manusia. Sebelum perubahannya selesai, pria itu mengambil pakaiannya yang tergeletak begitu saja lalu pergi dari sana.
“Kita di mana?” tanya JiU, ia kembali memandang keadaan sekitar seperti sedang mencari tahu di mana lokasi tepatnya keberadaan mereka.
“Kita kembali ke kota.” Gahyeon menjawab sambil menepuk-nepuk pakaiannya yang tertempel noda.
“Ini yang namanya kota?” JiU sontak menoleh memandang ke arah Gahyeon. Yoohyeon sendiri tak mengatakan apa-apa, setelah ia mendarat sempurna, ia hanya mengamati keadaan sekitar dengan kedua tangan terlipat di dada.
“Hmm.” Gahyeon mengangguk pelan.
“Jelek dan berantakan.” JiU berkomentar mengenai keadaan kota ini. Memang benar apa yang JiU katakan, pemandangan kota sangat buruk dan berantakan. Kota yang tampak sudah ditinggalkan dalam waktu lama jelas tak terurus, ditambah keadaan bangunan yang rusak dan tak sedikit sudah berupa reruntuhan membuat pemandangan semakin tak nyaman.
Di sana keadaan kota sudah hampir tak memiliki bangunan yang masih berdiri, seperti gempa bumi atau angin tornado telah merusak semuanya, di sana hanya terdapat reruntuhan sejauh mata memandang. Fondasi dan sisa dinding masih banyak yang menancap kuat, bebatuan kotor dan lapuk berserakan. Ada sesuatu yang aneh di sekitar sana. Terlalu banyak batu yang memiliki bentuk bulat dan agak lonjong, ditambah batu-batu seukuran kepala Gahyeon itu memiliki posisi yang sedemikian rupa telah diatur.
Setiap batu berkumpul pada cekungan tanah yang sekelilingnya bebatuan dan reruntuhan lain yang tampak seperti pembatas. Jumlah bebatuan bulat itu bervariasi, paling sedikit ada tiga dan paling banyak ada belasan. Namun, dari mereka semua tak ada yang memperhatikan keganjilan kumpulan batu itu.
“Begitulah, sepertinya semua kota keadaannya seperti ini.” Gahyeon hanya membalas seadanya, ia tak memiliki banyak kata yang bisa dirinya utarakan mengenai keadaan kota ini.
“Kenapa keadaannya seperti ini?” tanya JiU lagi. Ia baru dua kali melihat keadaan kota, dirinya sama sekali tak tahu menahu mengenai keadaan alam dan lingkungan di tempat ini.
Gahyeon mengangkat bahu lalu menggeleng menandakan jika dirinya tak tahu menahu dan tak memiliki jawaban atas pertanyaan itu. JiU tak ambil pusing, ia kemudian mengalihkan pandangannya ke arah langit.
***BtS sengaja ditunda karena itu bakal jadi kisah tambahan manis dan panas dalam cerita versi revisi.😋
KAMU SEDANG MEMBACA
Nightmare - Escape the ERA (DreamCatcher)
Science FictionIni cerita fanfiction ya, buat yang gak suka, mungkin boleh lihat-lihat dulu, siapa tahu jadi penasaran lalu bisa tertarik dan berakhir suka. Cerita mengandung humor, mohon maklumi kalau ada hal-hal yang konyol dan candaan tak sesuai kondisi, sengaj...