75 - Berlari

154 35 8
                                    

AAaaaa wolf

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

AAaaaa wolf. 🐺

Part SuA and Siyeon

Siyeon dan SuA keluar dari bangunan tempat mereka istirahat sebelumnya. Keduanya sudah siap untuk melanjutkan perjalanan, mereka berjalan di halaman bangunan tersebut sambil mengawasi keadaan sekitar.

Mereka sudah tak memikirkan Handong, gadis yang belum mereka kenali sama sekali, gadis yang cedera dan memiliki banyak benda aneh pada tubuhnya.

“Jam berapa sekarang?” tanya Siyeon sambil mengamati keadaan sekitar, terutama langit yang cerah.

“Kita tak punya jam.” SuA angkat bahu menjawab. “Ada apa memangnya?” tanyanya penasaran, tatapannya tertuju pada Siyeon yang mengamati keadaan sekitar.

“Langitnya, kenapa sekarang tak ada matahari? Kemarin matahari muncul lebih awal dengan suhu luar biasa gila, sekarang sama sekali tak muncul.” Apa yang Siyeon katakan memang benar, ketika tadi mereka bangun dari tidur, keadaan memang sudah cerah, tapi matahari belum juga muncul, saat ini matahari masih juga belum muncul. Gadis cantik berbibir seksi itu merasa penasaran dengan keadaan cuaca yang ada di dunia ini, perubahannya berubah drastis.

“Dunia ini penuh dengan ketidaknormalan, jangan dipikirkan.” SuA berjalan mendahului, ia tampak tak ambil pusing mengenai keadaan cuaca yang seperti ini. Mungkin baginya keadaan seperti ini justru lebih bagus karena mereka bisa bergerak leluasa ketika keadaab seperti ini, tak seperti hari sebelumnya di mana matahari membakar seluruh permukaan kota sehingga mereka tak bisa meninggalkan tempat karena suhunya yang tak mampu tuk mereka atasi.

Siyeon masih mengamati keadaan langit, tapi pada akhirnya dia melangkah mengikuti gadis di depannya.

“Jadi, kita mau pergi ke mana?” tanya Siyeon yang mulai menanyakan tujuan mereka selanjutnya. Apa yang akan mereka lakukan dan mereka tuju sebenarnya masih banyak, karena itu saat ini mereka memulai menyusun rencana untuk melakukan semuanya secara bertahap.

“Kembali ke gudang senjata yang kutinggalkan. Kita kehabisan senjata untuk melawan para monster.” SuA menjawab sambil menepuk tas super besarnya yang kini berada dalam keadaan kempis karena tak memiliki banyak isi di dalamnya. Untuk menghadapi para monster itu, SuA merasa menyayangkan menggunakan senjata yang sepertinya memakan energinya cukup besar. Konsumsi energi dari senjata miliknya jauh lebih besar dari senjata yang dimiliki oleh Siyeon. Maka dari itu, dibutuhkan senjata yang cukup ringan dan efektif membunuh para monster yang berkeliaran tersebut.

“Kau masih ingat lokasinya? Seberapa jauh dari sini?” tanya Siyeon, ia terus mengekor dalam jarak sekitar dua langkah saja.

“Aku masih ingat dan ya jaraknya cukup jauh, meski kita berlari, mungkin akan tiba sekitar setengah jam kemudian ketika matahari mulai naik ke atas.” SuA menjelaskan dengan tenang, mereka sudah berjalan cukup jauh dari tempat SuA sebelumnya sehingga mereka memerlukan waktu untuk mencapai tempat tersebut.

Nightmare - Escape the ERA (DreamCatcher)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang