Whoaa panda,🐼🐼 entah kenapa aku suka panda. 😍😍.
Soal avatar, kalau mau nanya kenapa aku gak suka anak ayam. Di Indonesia, kemunculan suara anak ayam di tengah malam itu tandanya ada mbak kunti. 😨😱
***
Kalau ada yang bertanya-tanya kenapa dongdong tiba-tiba ketemuan sama Dami, silakan mundur lagi ke chapter sebelumnya, aku udah revisi.
Btw pada setuju kalau aku menyertakan pict member ATEEZ?
***
Masih part Dami and Handong
“Jadi, jika bukan karena ingin memperkosamu, untuk apa lelaki itu mengejarmu? Kau mencuri pakaiannya?” Handong menyentuh kerah jaket Dami yang memang tampak maskulin dan bagus. Handong tampak menilai dan mengamati baju itu seperti orang kaya yang sedang memilih pakaian di mall.
“Aku juga tak tahu. Celotehannya tak jelas.” Dami menepis tangan Handong. Ia agak tak suka dengan bentuk interaksi tersebut.
“Oh, kalau begitu biar kutelanjangi dia, agar kita bisa melanjutkan urusan kita. Aku juga perlu pakaian ganti.” Handong memutuskan untuk menangani sosok pengganggu ini agar mereka bisa lanjut bertarung lagi. Ia hendak melangkah maju untuk keluar dari ruangan tersebut.
“Jangan gegabah, bodoh.” Dami menahannya. “Jika kau memang mau menjatuhkan lelaki ini, gunakan saja kekuatanmu untuk serangan kejutan. Sejauh yang dia tahu, hanya aku yang ada di sini!” Dami agak membentaknya ketika memberikan usulan, Handong benar-benar bergerak tanpa berpikir dan mempertimbangkan terlebih dulu.
“Itu layak dicoba.” Handong setuju saat itu juga, tatapannya beralih pada tangan kanan Dami yang seperti sedang meremas-remas.
“Kenapa kau menggerakkan tanganmu seperti itu? Seolah kau tak tahan mau meremas payudaraku?” tanyanya.
“Kenapa mulutmu tak memiliki saringan? Jangan berpikir aneh-aneh, aku sedang memanggil tombakku.” Dami menjelaskan dengan nada yang agak kesal. “Cih, masih berada di luar jangkauan. Aku harus keluar dari sini.” Dami menggumam sendiri ketika ia merasa jika apa yang dilakukan percuma saja, tombaknya cukup jauh terjatuh.
“Keluar saja sana, aku akan cari tempat untuk serangan kejutan, jangan menusuk orang itu, aku tak mau pakaian berlubang dan berdarah.” Handong mengusir Dami sambil mengibaskan tangan kanannya seperti ia mengusir lalat.
“Tunggu, kau benar-benar mau mengambil pakaiannya?” tanya Dami saat mendengar kalimat yang Handong ucapkan.
“Kau tak lihat jika ini sudah tak layak pakai?” tanya Handong sambil memperlihatkan keadaannya, tepatnya keadaan pakaian yang dikenakannya, celana panjang dan jaket itu sudah tak beraturan bentuknya.
“Kau memang sudah tampak seperti gembel. Memang perlu pakaian baru.” Dami mengejek dengan kalimat yang sama untuk kedua kalinya.
“Tutup mulutmu dan pergi sana sebelum kutendang pantat datarmu itu!” Handong agak kesal dengan ejekan Dami, apalagi ekspresi Dami tampak sangat puas melihat keadaan dirinya yang seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nightmare - Escape the ERA (DreamCatcher)
Science FictionIni cerita fanfiction ya, buat yang gak suka, mungkin boleh lihat-lihat dulu, siapa tahu jadi penasaran lalu bisa tertarik dan berakhir suka. Cerita mengandung humor, mohon maklumi kalau ada hal-hal yang konyol dan candaan tak sesuai kondisi, sengaj...