140 – Pemburu Mengejar MangsaDi tengah usaha Yoohyeon yang sedang berusaha mencari sumber energi panas yang bisa digunakan dan diserap oleh tubuh JiU, Yoohyeon malah mendapat kesialan dengan bertemu salah satu pemburu. Yoohyeon tidak tahu siapa itu Somin dan tidak tahu apa itu pemburu, yang jelas ia merasa jika berada lebih lama berada di hadapan perempuan itu bukan sesuatu yang tepat untuk dilakukan.
“Ini tidak bagus, aku harus pergi dari sini.” Yoohyeon berbicara dalam benaknya lagi, ia sama sekali tidak memiliki niat untuk menanggapi perkataan Somin, apalagi menurutinya. Somin tahu jika ia diabaikan, tangannya yang terulur kemudian turun.
Saat Yoohyeon hendak berbalik arah untuk pergi meninggalkan tempat itu, tiba-tiba saja Somin sudah ada di hadapannya sambil menuburukkan tinju padanya, Yoohyeon tentu memiliki refleks yang bagus, ia berhasil menangkis dengan katananya, meski ayunan itu masih saja membuat Yoohyeon terlempar.
Seolah dihantam oleh kekuatan ratusan ton, Yoohyeon terlempar dengan sangat cepat, tubuhnya melesat melewati batas atap bangunan sampai menyeberang ke bangunan lain, tubuhnya segera membentur menghancurkan dinding bangunan itu sampai ia menembus masuk ke dalam ruangan bangunan gedung tersebut.
Di dalam sana ia masih melesat cepat, kedua tangannya refleks menusukkan katana pada lantai untuk menghentikan daya empas tubuhnya. Usahanya berhasil ketika ia berhenti setelah tubuhnya masih terrempas sejauh sekitar sepuluh meter pada bekas ia menancapkan katana. Hal tersebut tampak memberikan bekas pada lantai berupa sayatan panjang dari goresan katana yang ditancapkan.
“Kekuatannya luar biasa. Ini gawat, aku tidak bisa menghadapi lawan sekuat itu tanpa menggunakan kekuatan penuhku.” Yoohyeon langsung mencabut katananya lalu berlari menyusuri ruangan gelap itu.
Yoohyeon bukannya takut atau merasa jika lawannya terlalu kuat baginya, hanya saja ia tidak ingin bertarung tanpa alasan yang kuat, ditambah lagi ia tidak memiliki cadangan energi yang cukup untuk melanjutkan perjalanan setelah ini selesai.
Pertarungan melawan Somin jelas tidak ada gunanya sehingga ia sebisa mungkin harus menghindar dan melarikan diri darinya. Sayang sekali hal tersebut bukan sesuatu yang mudah untuk dilakukan. Somin merupakan hunter, merupakan keahliannya untuk memburu dan mengejar mangsanya.
Tidak lama setelah Yoohyeon pergi dari tempatnya berhenti setelah empasan. Dinding yang telah dijebol oleh tubuh Yoohyeon segera mendapat kerusakan yang lebih besar tatkala Somin menghancurkannya entah menggunakan apa.
Pasang matanya menyisir kegelapan ruangan itu, ia seperti memindai mencari sosok Yoohyeon yang seharusnya berada di sekitar sana. Alat canggihnya sedang melakukan penyisiran daerah itu, bahkan penglihatannya menembus dinding dan segala barang yang tertinggal di dalam ruangan tersebut.
Sayangnya meski menggunakan sensor pelacak suhu panas, sensor gerak dan sensor perubahan tekanan udara, sosok Yoohyeon tetap tidak dirinya temukan yang secara tak langsung memberinya jawaban jika Yoohyeon sudah pergi jauh dari sana sehingga jangkauan alatnya tidak mampu melacaknya.
“Perburuan yang menarik.” Ia bergerak lurus dengan langkah yang cepat, seolah dirinya mengejar Yoohyeon yang melarikan diri. Ketika di hadapannya ada tembok yang memblokir jalannya, Somin sama sekali tidak menurunkan kecepatan, hal tesebut tentu saja membuatnya langsung menabrak tembok tersebut dengan amat kuat.
Hal luar biasa terjadi, tubuh Somin menghancurkan tembok tersebut seolah itu adalah tirai kertas yang dibuat untuk menghalanginya, sangat mudah tubuh wanita itu menghancurkan tembok yang kuat dan kokoh tersebut. Ia terus bergerak lurus berlari menuju ke arah Yoohyeon juga berlari.
Untuk kedua kalinya tubuhnya menghancurkan dinding atau tembok yang menghalangi jalur larinya. Ia seperti terbuat dari batu yang luar biasa padat, kulitnya sama sekali tidak mengalami cedera apa-apa meski benturan yang terjadi sangat kuat. Seluruh tubuhnya tidak apa-apa kecuali sisa debu tembok yang menempel pada pakaian armor dan kulit yang tak terlapisi benda mirip logam itu.
Di sisi lain, Yoohyeon yang sudah berada di ujung lain di mana jendela menuju ke arah jalan keluar berada merasa kaget ketika telinganya menangkap suara benturan kuat beberapa kali. Meski ia tidak melihatnya, ia sudah tahu dengan suara sekeras itu, pastilah tembok-tembok yang ada sedang dihancurkan atau ditembus. Masalahnya adalah, suara benturan itu setiap detiknya semakin dekat saja ke arahnya.
“Sepertinya yang ini memang sangat kuat. Ini buruk bagiku.” Yoohyeon segera melanjutkan larinya kemudian melompat melewati jendela besar tanpa kaca itu. Ketika tubuhnya melewati jendela, ia terjun bebas lagi, juga air hujan kembali mengguyurnya.
“Aku tidak mengerti dengan perempuan itu, mengapa dia meminta katanaku dan ... inti kehidupan. Apa maksudnya inti kehidupan?” Dalam keadaan jatuh bebas itu, Yoohyeon berbicara dalam benaknya. Dikarenakan ia jatuh dalam ketinggian lebih dari enam lantai, hanya memerlukan waktu beberapa detik saja sebelum ia tiba di daratan. Sangat kebetulan jika Yoohyeon mendarat di atas sebuah bus yang tersangkut sehingga tidak terbawa hanyut.
“Sialan, seluruh air kotor dan pastinya sangat dalam. Aku tidak bisa berlari di bawah sini,” gumamnya dengan jijik. Ketika keadaannya sudah normal lagi, Yoohyeon kembali memikirkan tentang kebersihan, ia tidak suka dengan sesuatu yang kotor. Kepalanya mendongak ke atas dan tiba-tiba saja wajah Somin tertangkap oleh pasang matanya, sosok pemburu itu sedang memandangnya dari jendela di mana sebelumnya itu adalah tempat ia keluar.
Hanya sekitar sedetik kemudian sebuah ledakan tanpa percikan api terjadi, semua dinding dan jendela di sana telah rusak parah, Yoohyeon langsung meloncat mundur ke arah bangunan seberang, tubuhnya melayang di atas arus air. Ketika itulah tempat pendaratan Yoohyeon sebelumnyaーyaitu bagian atap busーlangsung terhantam sesuatu hingga membuat bus hancur seketika. Tidak perlu melihatnya Yoohyeon sudah tahu jika itu adalah sosok wanita yang mengejarnya, sosok itu mendarat di sana.
Yoohyeon memegang pagar balkon bangunan seberang saat tubuhnya tiba di sana. Ia sengaja membuat tubuhnya tergantung dengan memegang besi pagar itu menggunakan tangan kirinya. Ujung kakinya tampak hampir terkena air yang mencapai ketinggian lebih dari satu meter itu.
Dari tempat bus itu hancur tiba-tiba terjadi ledakan lagi, kali ini ledakan itu membuat air di sekitar sana dan potongan bus bersama puing bangunan terlempar ke mana-mana. Yoohyeon refleks mengayunkan tubuh ke arah atas dengan memgentakkan kaki pada pijakannya, membuat badannya terayun 180° ke atas. Ia bergerak tepat waktu karena tiba-tiba saja dinding di bawah sana hancur terkena tabrakan tubuh Somin yang bagaikan peluru mengincarnya.
Ketika Yoohyeon bersalto lalu kakinya mendarat di atas pagar pembatas balkon, tiba-tiba terjadi ledakan yang membuat seluruh dinding dan seluruh balkon yang ada di sana hancur, Yoohyeon langsung meloncati ke belakang sehingga ia mendarat tepat di lantai sebuah ruangan.
Tampak jika ruangan itu sudah tidak memiliki dinding dan balkon lagi. Tapi serangan tidak berhenti di situ dikarenakan dari arah bawah tiba-tiba saja sebuah hantaman kuat membuat seluruh lantai di tempat Yoohyeon berada langsung retak dan ambruk.
“Sial. Yang benar saja.”
Sebelum terbawa jatuh bersama lantai yang ambruk, Yoohyeon kembali melompat bersalto ke belakang sehingga tubuhnya mendarat di atas ujung lantai yang tidak hancur. Pasang matanya menangkap sosok tubuh yang sedang berdiri tepat satu lantai di bawahnya dengan jarak sekitar lima meter.
Tampak jika Somin sama sekali tidak tertimpa reruntuhan lantai yang sudah jelas sengaja dirinya buat runtuh agar bisa bertatap langsung dengan Yoohyeon. Meski tidak menyiratkan suatu ekspresi khusus, Yoohyeon tahu jika saat ini Somin sedang mempermainkan dirinya. Sosok wanita yang berdiri di sana menganggap hal ini adalah permainan pemburu mengejar mangsa, sesuatu yang membuat Yoohyeon kesal karena ia berada pada posisi yang dimangsa.
***
Btw, kalian pernah baca atau lagi baca fanfic yang isi ceritanya berdasarkan teori mv DC? Kalau iya, rekomendasiin dong ceritanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nightmare - Escape the ERA (DreamCatcher)
Science FictionIni cerita fanfiction ya, buat yang gak suka, mungkin boleh lihat-lihat dulu, siapa tahu jadi penasaran lalu bisa tertarik dan berakhir suka. Cerita mengandung humor, mohon maklumi kalau ada hal-hal yang konyol dan candaan tak sesuai kondisi, sengaj...