Yang mau nonton konser hari ini siapa? Cung.☝️Buat kalian yang mau nonton konser, puasa ngomong dan jangan bersuara dulu dari pagi sampai maghrib ya. Suaranya ditabung buat nanti :v
***
183 – Kekuatan yang Muncul Secara Tidak Sadar
Dami tidak tahu apakah JiU sedang bercanda atau ia salah mengartikan apa maksud dari yang namanya bertarung, untuk ini Dami tertarik untuk melakukan tes pada JiU.
"Tapi, kakak, kenapa kau tidak pernah bertarung selama ini? Beberapa kali kita dalam masalah dan... dan ...." Gahyeon tidak melanjutkan perkataanya, ia bingung apa yang harus diucapkan. Selama ini, banyak yang sudah terjadi, bahkan saat berada di dalam hutan di mana Jongho dan semua klonnya menargetkan mereka, JiU sama sekali tidak ambil tindakan.
"Oh itu, soalnya kamu selalu mengatakan jika akan melindungiku, aku suka mendengarnya, jadi aku biarkan kamu melakukan apa yang kamu mau."
"Eh, soal itu ...."
"Aku suka dengan perhatian kamu, itu membuatku semakin menyayangimu." JiU langsung memeluk Gahyeon yang tersenyum malu.
"Benarkah kau bisa bertarung? Kalau begitu coba hadapi aku." Tanpa menunggu balasan, Dami langsung memukul JiU dengan ujung tumpul tombaknya. JiU yang tidak siap langsung terlempar sekitar tiga meter dari tempatnya duduk. Jelas jika Dami tidak main-main dan tidak memperlakukan JiU dengan lembut.
"Kakak!" Gahyeon langsung berteriak beranjak berdiri saat melihat JiU yang dibuat terlempar oleh Dami. Ia kemudian menoleh pada Dami dengan raut kemarahan dan permusuhan.
"Kamu ... kamu kenapa main serang? Kakakku belum siap bertarung!” Ia membentak marah sambil menunjuk Dami. Sebaliknya, Dami tampak tidak memedulikan ekspresi yang Gahyeon perlihatkan padanya.
"Dengar, bocah. Tidak ada musuh yang akan peduli apakah kau siap atau tidak. Kau harus siap setiap saat untuk menerima serangan dari arah mana pun. Jadi menyingkirlah!" Dami berjalan maju hendak lanjut menghajar JiU lagi, sayang sekali Gahyeon menghalangi jalannya, bahkan ia merentangkan tangannya untuk memblokir Dami agar tak bisa melukai JiU lebih dari itu.
"Tidak, aku tidak akan membiarkanmu melukai kakakku." Gahyeon menggeleng menolak untuk menyingkir.
"Adik, aku baik-baik saja, biarkan dia lewat." JiU yang memegang keningnya langsung berdiri, ia jelas memperlihatkan raut kesakitan, pada bekas hantaman terdapat luka yang berdarah. Ini memberitahu Dami jika fisik JiU tidak sekuat dirinya, tapi lebih baik dari manusia biasa.
“Kakak, kamu berdarah.” Gahyeon yang menoleh melihat luka pada kepala JiU, ia hendak berlari mendekat padanya, tapi JiU menahan dengan isyarat tangan.
“Kamu jangan mendekat, darah aku panas, ini bisa melukai kamu.” JiU segera memperingatkan.
“Apa? Apa maksudnya panas?”
“Darahnya panas?” tanya Dami dalam benaknya. Ia tidak menyangka jika energi panas yang diserap oleh JiU akan mengalir pada darah juga. Rasanya itu agak janggal dan jelas memperlihatkan perbedaan cara kerja tubuhnya dan tubuh JiU.
“Aku juga akan menghadapinya, kamu mundurlah.” JiU tidak menanggapi pertanyaan Gahyeon, saat ini bukanlah waktunya yang tepat untuk menjelaskan.
“Tapi, tapi, kakak, kamu terluka.”
“Ini bukan apa-apa, aku baik-baik saja.” JiU tersenyum singkat pada Gahyeon untuk membuatnya tidak terlalu khawatir. Tapi jelas itu tidak membantu, Gahyeon masih merasa khawatir dengan keadaan JiU saat ini, ia tidak mengungkapkannya karena ia percaya pada JiU.
"Baiklah, ayo kita mulai." Nih memandang Dami, ia siap melakukan pertarungan dengannya. Dami memutar tombaknya, ia memperlihatkan siap untuk menerima serangan, gadis cantik berambut pendek itu tidak mengatakan apa-apa lagi, bahkan mengatakan siap bertarung pun hanya melalui isyarat saja. JiU langsung berlari menuju ke arahnya. “Aku mulai,” gumamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nightmare - Escape the ERA (DreamCatcher)
Fiksi IlmiahIni cerita fanfiction ya, buat yang gak suka, mungkin boleh lihat-lihat dulu, siapa tahu jadi penasaran lalu bisa tertarik dan berakhir suka. Cerita mengandung humor, mohon maklumi kalau ada hal-hal yang konyol dan candaan tak sesuai kondisi, sengaj...