121 - Bergerak Tanpa Terlacak

111 26 11
                                    

Gak nonton my music taste. 😭😭
Selain gak ada kuota, kemarin-kemarin sibuk 😭😭😭😭😭😭😭

****

Part SuA and Siyeon

Karena hujan yang turun luar biasa deras, Siyeon jadi tersembunyi dari pandangan ratusan drone dan beberapa pasukan robot, ini menjadi keuntungan baginya, jika ia bergerak dengan hati-hati dan perlahan, maka dirinya akan selamat melalui situasi berbahaya ini.

Maka tanpa membuang kesempatan, Siyeon bergerak cepat dan berhati-hati. Hujan yang teramat deras itu menjadi keuntungan karena ia tidak terlacak, tapi hal tersebut juga menjadi kelemahan dan kendala baginya. Selain karena ia harus berulang kali menyeka air yang menggenang di wajahnya, tanah menjadi becek dan yang paling parah adalah kemampuannya dalam melihat jadi terbatasi.

Karena itulah, Ketika Siyeon berjalan dengan cara mengendap, tiba-tiba saja ia tersandung oleh kaki robot, tentu saja hal itu langsung membuatnya terjatuh terjerembab mencium tanah yang basah, ada bagusnya Siyeon tidak refleks bersuara ketika jatuh, meski begitu, suara jatuhnya mengundang perhatian drone yang ada di dekat sana. Saat mengangkat wajah, ada drone yang melayang sangat dekat di depan wajahnya. Siyeon menahan gerakannya, ia mematung.

Drone melakukan pemindaian ke sekitar sana. Melihat benda itu melakukan pemindaian, Siyeon memejamkan mata sambil berharap jika ia tidak akan ditemukan saat itu juga. Apa yang diharapkannya segera terwujud, dikarenakan wajah dan tubuhnya tertutupi oleh tanah, sistem pemidai dari drone itu tidak mendeteksi Siyeon sebagai makhluk hidup, ditambah ia yang bergeming di tempatnya.

Drone masih melayang sekitar setengah meter di hadapan wajahnya. Hal ini sebenarnya membuat Siyeon ingin merusak benda sialan itu, tapi ia sadar jika itu hanya akan menjadi pemicu dari munculnya drone dan robot lain ke hadapannya, tentu jika itu terjadi ia akan segera ditemukan.

Robot yang sejak tadi diam kini mulai bergerak, kaki satunya menginjak jaket Siyeon pada bagian sisi badannya, hanya beberapa senti saja mendekati tubuhnya, benar-benar keberuntungan yang bagus. Tak lama berselang setelah robot itu pergi, drone yang memindai itu juga melayang pergi dari sana.

“Huh, akhirnya pergi juga.” Siyeon menghela napas lega, ia menyeka wajahnya yang penuh tanah basah lalu menoleh ke arah di mana seniatanya berada. Siyeon menggulingkan badannya lalu mencabut dua belati besar itu, ia buru-buru bergerak bersembunyi sebelum robot lain menemukannya.

“Kali ini aku harus bergerak ke tempat SuA berada, ini jarak yang jauh, aku harus melakukan sesuatu.” Siyeon bergerak secepat yang dirinya bisa menuju ke arah di mana dia meninggalkan tas SuA.

Ia harus melakukan suatu rencana untuk mencapai ke tempat SuA berada, dikarenakan jarak yang cukup jauh, ia tidak yakin jika strategi yang sama akan menyelamatkannya. Cara seperti ini tidak akan mampu mengelabui banyak mesin otomatis yang sedang melakukan penyisiran, harus ada rencana untuk bisa terbebas dari situasi ini dan memang Siyeon sudah memilikinya.

Suara guyuran hujan yang cukup keras membuatnya tak perlu menghilangkan suara langkah kaki saat melewati drone dan robot, ia hanya perlu bergerak dan bersembunyi agar tidak ada yang bisa menemukannya. Pakaian yang sebelumnya dipenuhi oleh tanah, saat ini sudah bersih dikarenakan air hujan yang terus mengguyur tubuhnya.

Siyeon bersembunyi di balik sebuah dinding fondasi bangunan, ia memcoba mengingat-ingat di mana lokasi terakhir tas itu berada. Dengan mengandalkan ingatan dan perkiraan di antara fondasi-fondasi, Siyeon akhirnya tiba di tempat di mana ia terakhir kali meninggalkan tas itu. Namun, masalah baru muncul, di tempat itu sama sekali tidak terdapat benda apa pun, tak ada tas atau sesuatu yang Siyeon cari.

“Sialan, tasnya menghilang, pasti ada robot yang sudah menemukannya.” Siyeon mengumpat dalam benaknya, meski ia tahu jika suaranya tidak akan terdengar, tapi ia berjaga-jaga untuk tidak berbicara selama ada para robot dan drone di sekitarnya.

“Di mana benda itu?” tanyanya, ia menyeka wajah penuh air itu lalu mencari ke sekeliling. Ketika ada kaki yang hendak menendangnya, Siyeon segera menghindar. Ada robot setinggi lebih dua meter melewatinya. Pemindai-pemindai mereka tampak agak terganggu dengan air hujan sehingga penemuan mereka tidaklah efektif.

“Aku harus menemukan tas itu.” Siyeon melihat bekas jejak kaki, di sana ada sekitar dua jejak kaki yang menjadi genangan air hujan. Salah satu robot pasti mendapatkan tas itu lalu membawanya. Siyeon bingung harus mengikutinya ke arah mana, tapi jika ia diam terlalu lama, maka ia akan kehilangan jejak.

Ia mendongak ke arah atas mencoba melihat di mana posisi pesawat luar angkasa yang paling dekat. Gadis cantik itu hanya memperkirakan jika robot yang membawa tas itu akan pergi menuju ke pesawat terdekat yang ada di sekitar sana. Bermodalkan dengan perkiraan itu, Siyeon memyisir ke arah langit mencoba mencari tahu mana pesawat yang paling dekat dengan tempatnya berada.

Keberadaan pesawat-pesawat itu tampak jelas karena beberapa bagian permukaan tampak teduh tanpa terkena guyuran hujan. Hanya memerlukan waktu beberapa detik sebelum ia melihat pesawat terdekat dari lokasinya berada.

“Aku harus ambil yang ini, ini adalah jalan yang paling dekat dengan pesawat.” Siyeon langsung mengambil keputusan tanpa banyak berpikir, ia segera mengikuti jejak kaki salah satu robot sambil berlari, jejak kaki itu teramat sangat kebetulan mengarah ke arah pesawat terdekat.

Sayang sekali ia menabrak salah satu robot, sebelum robot itu menyadari keberadaannya, ia merangakak menjauh. Satu tangannya masih kuat menyeret senjata milik SuA.

“Sial, ini agak sakit. Untung saja robot tidak memiliki sensor sakit atau sentuhan.” Ia bicara dalam benaknya, sepertinya robot itu tidak menyadari keberadaannya sehingga tidak mengejar, hanya saja tabrakan itu membuatnya merasa sedikit sakit.

Siyeon terus bergerak mengikuti jejak kaki itu. Di tanah basah nan gosong ini banyak sekali jejak kaki para robot, tapi Siyeon mampu membedakan setiap jejak kaki satu persatu robot sehingga dalam waktu sekitar satu menit, ia mampu mengejar robot yang menenteng tas SuA yang besar.

“Sudah ketemu.” Siyeon tampak agak senang setelah melihat tas itu, hanya saja ia belum bisa lega karena ini masih setengah jalan menuju rencana yang hendak dilancarkan olehnya.

Beberapa meter di hadapannya, tepat di antara rintik hujan dan drone yang beterbangan, sosok unit robot yang membawa tas SuA tampak cukup jelas. Keberuntungan berada di pihaknya karena ia tidak salah dalam memperkirakan di mana keberadaan robot yang membawa tas besar itu.

“Aku harus melakukan ini.” Siyeon mengendap-endap mengikuti robot yang membawa tas itu, ia berusaha setenang mungkin, tidak tergesa agar ia tidak diketahui oleh para drone yang ada di sekitar sana. Namun, ini adalah kesialan baginya karena tiba-tiba saja ada suara di belangkangnya.

MAKHLUK ASING TERDETEKSI, HANCURKAN!

Siyeon tidak berbalik, sebagai gantinya ia langsung berlari menuju ke arah robot yang membawa tas. Tembakan yang memuntahkan banyak desingan peluru segera saja menemani perjuangannya. Karena suara itu juga, robot yang memegang tas dan satu robot lain di depan, bahkan lima drone langsung mengalihkan perhatian ke arahnya.

“Sialan!” Gadis itu mengumpat kesal dikarenakan rencananya tidak berjalan dengan mulus seperti yang dirinya rencanakan.

Siyeon segera menuju ke arah tas itu, sebelum si robot sempat mengarahkan senjatanya pada Siyeon, ia melemparkan senjata SuA ke arah atas dengan kuat membuat benda itu membumbung sangat tinggi. Kedua tangannya yang bebas sesegera mungkin mengeluarkan belatinya.

Ia mengayunkan kedua senjata itu lalu menaiki tubuh robot itu, robot di belakangnya terus menembaki. Siyeon meloncat ke arah robot itu lalu membelah kepalanya. Tak lupa di atas sana ia juga menebas beberapa drone. Siyeon melompat salto ke arah depan di mana ada satu unit robot yang siap mengarahkan senjata padanya.

Sayang sekali gerakan gadis itu lebih cepat, ia memutar tubuh lalu menebas senjata beserta tangan mesin itu, tak lama setelah itu, robot yang tangannya ia tebas segera dibabat habis oleh berondongan peluru yang dilepaskan oleh robot di belakang Siyeon.

Siyeon menaruh kedua senjatanya lalu melompat menangkap senjata pelontar milik SuA sebelum kedua kakinya mendarat di tanah. Ia kemudian berlari secepat yang dirinya mampu mengabaikan para robot yang berlalu lalang dan drone yang melayang di sekitar sana.

****

Aku harap kalian jawab pertanyaan ini, entah yang mampir tanpa ninggalin jejak apa-apa, entah yang ngelike doang atau yang aktif komen.

Kalian suka gak sama cerita ini? Rela kalau sampai harus keluar biaya demi terus mengikuti dan mengetahui seluruh kisah dari awal sampai tamat?

Perkiraan jumlah bab sampai 400. Cerita ini juga ada prekuel yang mengisahkan awal mula kejadian,sudah diputuskan kalau judulnya Inception. Lalu ada sekuel yang melanjutkan kisah ketujuh cewek ini di tempat lain. Judulnya The Beginning of the End. Garapan cerita ini emang masih panjang dan kuharap sepanjang tahun 2021 bisa selesai semua. Mohon tanggapannya ya.

Nightmare - Escape the ERA (DreamCatcher)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang