190 – Status dan TugasGahyeon dan JiU masih menunggu apa yang hendak Dami katakan, tapi karena Dami merasa ini tidak penting, ia memutuskan untuk mengurungkan niatnya.
“Tidak jadi, lupakan saja.” Dami menggeleng pelan.
“Ya sudah.”
“Intinya, aku akan menjaga kalian seusai kesepakatan.” Ia menambahkan membuat JiU dan Gahyeon tersenyum, keduanya mendekat hendak memeluk Dami.
“Terima kasih banyak.” Gahyeon hampir meraih Dami, tapi gadis itu sudah lebih dulu menghindar.
“Menjauh dariku! Aku tidak lupa jika tangan kalian bekas ingus.” Dami memasang penjagaan, ia tampak jijik dengan kedua tangan mereka yang sudah terjulur hendak menangkapnya.
“Ini sudah bersih, lihat saja, tidak ada bekasnya.” Gahyeon membalik tangan memperlihatkan telapak tangannya, hal serupa dilakukan oleh JiU, mereka menunjukkan jika tangan mereka bersih dari kotoran apa pun.
“Ya, sudah bersih. Aku sudah membuang ingusku.” JiU menambahkan setelah ia memperlihatkan telapak tangannya.
“Tetap saja menjijikkan. Cepat kalian pimpin jalannya.” Dami tetap tak percaya, meski ia sudah melihat tangan mereka yang bersih, tapi bayangan yang kemarin masih tergambar dalam otaknya.
“Tidak bisakah kamu membuat api? Ini sangat dingin.” Gahyeon memohon.
Dami melihat penampilan keduanya yang minim pada bagian bawah, mungkin saja atasan mereka sudah cukup untuk melindungi tubuh bagian atas, tapi bawahnya, itu parah.
“Maaf, membuat api tanpa dudukan tidak bisa kulakukan.”
“Menyebalkan.”
Terpaksa Gahyeon dan JiU melakukan perjalanan dengan keadaan kedinginan. Keduanya kembali melangkahkan kaki mereka dengan memaksakan diri menembus hawa dingin dengan pakaian seadanya.
Selama beberapa detik lamanya, tidak ada percakapan apa-apa di antara mereka, JiU dan Gahyeon juga tidak mengobrol, mereka hanya merasakan penderitaan dengan suhu dingin di sekitarnya.
“Nah, jika aku guardian, kalian apa?” tanya Dami secara tiba-tiba, pertanyaan itu terbesit begitu saja dalam kepalanya. Saat itulah Gahyeon berbalik arah, sambil berjalan mundur ia bertatapan dengan Dami.
“Kau penasaran dengan status kami?” tanya Gahyeon yang memberi ekspresi ramah seperti sebelumnya lagi.
“Terserah mau dijawab atau tidak.” Dami membalas dengan tak peduli.
“Aku adalah Engineer and programer.” Gahyeon menjawab sambil menaruh dua jari di depan matanya. Entah kenapa ia melakukan pose itu, Dami sendiri tidak memiliki reaksi apa-apa dengan posenya. Gahyeon menghentikan posenya lalu mengulurkan tangan ke arah JiU.
“Kakak ini Rider and doctor.” Ia memberitahukan. JiU hanya mengangguk saja.
“Dan apa buktinya?” tanya Dami. Jika berdasarkan percakapan sebelumnya, status adalah tanda mengenai apa-apa saja yang dilakukan dan menjadi tugas orang yang memiliki status itu sendiri.
“Aku sudah mengatakannya bukan? Aku bisa melakukan banyak hal dengan bayi-bayi dan laptopku.” Gahyeon membalas dengan santai, ia masih saja berjalan mundur. Agak aneh rasanya karena ia sama sekali tidak tersandung meski banyak gumpalan salju di jalanan, apalagi banyak reruntuhan yang tidak tertutupi lantai es.
“Kau juga merakit sesuatu?” tanya Dami lagi.
“Ya.” Gahyeon mengangguk. Melihat Gahyeon dapat berjalan mundur, maka JiU segera menirunya.
“Bagaimana denganmu?” Dami menoleh ke arah JiU yang sudah bertatap muka dengannya.
“Aku tidak mengerti dengan apa yang kalian maksud .... Aahhhh!” Setelah berbicara, JiU langsung terjatuh karena kakinya mengait kakinya sendiri.
“Kakak! Apa kau baik-baik saja?” Gahyeon segera membantunya berdiri, sedangkan Dami hanya menonton.
“Aku baik-baik saja, aku tidak terluka.” JiU membalas dengan senyuman. Keduanya segera berdiri, mereka tidak melanjutkan langkah, tapi malah berdiri di sana.
“Dari ceritanya, kakak cantik ini bisa mengendarai helikopter dan saat pertama kita bertemu, kakak juga bisa menunggangi monster. Lalu pengetahuannya soal medis dan tentang tubuh manusia juga luas.” Gahyeon segera mengatakan bukti dari status JiU.
“Tapi aku tidak mengerti, rider dan driver mungkin bisa disatukan, kenapa bisa ada doctor juga?”
“Entahlah.”
Dami kembali teringat dengan JiU yang mengatakan nama-nama anggota tubuhnya yang cedera, bukan hanya itu, ia juga tahu seberapa dalam luka yang dimilikinya, luka-luka yang dimiliki oleh tubuhnya juga pulih dengan cepat. Bahkan Dami tidak tahu cara JiU menangani tangan Gahyeon yang sebelumnya terkenal tetesan darah panas milik JiU sendiri.
“Jika seperti itu kenyataannya, wanita lain tidak akan bisa melakukan apa yang menjadi status orang lain. Ada kemungkinan aku tidak akan mampu mengendarai kendaraan atau menunggangi sesuatu. Tapi apakah itu faktanya? Jika iya, maka keadaan menjadi sulit dan merepotkan.” Dami berucap dalam benaknya.
“Memang benar, setiap status memerlukan keahlian dan latihan, tidak akan mungkin dikuasai dengan mudah. Hanya saja, kenapa bisa kita memiliki status seperti ini? Apa ada tujuan dan alasan di baliknya?”
“Lalu bagaimana dengan kamu?” Karena Dami tak kunjung berbicara, Gahyeon berinisiatif untuk melontarkan pertanyaan padanya. Saat itulah Dami tersadar dari pikirannya, ia mengangkat wajah memandang Gahyeon dan JiU.
“Aku tidak mengerti, selama ini aku hampir tidak melakukan apa-apa. Statusku yang lain adalah knight dan fighter, mungkin semua hal yang sudah kulakukan sudah masuk itu, lalu apa maksudnya dengan guardian? Apa yang harus kujaga dan kulindungi?’ tanyanya dalam benak. Ia sama sekali tidak mengutarakannya pada kedua gadis di hadapannya.
“Entah. Aku tidak mengerti.” Hanya itu saja kalimat yang bisa diberikan oleh Dami.
“Apa mungkin guardian juga adalah alasan dari atribut perisaiku? Tapi wanita otak otot itu juga memilikinya, meski bentuknya agak berbeda.” Perisai milik Handong memiliki riakan sehingga jika dilihat dari dekat itu akan terlihat, berbeda dengannya, perisainya seperti kaca yang bisa dihancurkan dan disusun ulang, tentu saja sejauh ini hanya dirinya sendiri yang bisa menghancurkan perisainya.
“Kupikir kau memiliki suatu keahlian atau semacamnya, atau mungkin kau sudah pernah melindungi sesuatu sebelumnya?” tanya Gahyeon yang berspekulasi.
“Aku tidak tahu dan tidak ingat.” Dami menggeleng. “Selama ini aku hanya melarikan diri dan bertarung saja, tidak lebih dari itu.” Ia menambahkan dengan nada yang pelan.
“Lalu bagaimana dengan ....”
“Cukup, aku kira aku sudah selesai berbicara denganmu.” Dami langsung menyela perkataan Gahyeon. Ia tidak ingin membahas lebih tentang dirinya, itu membuatnya agak pusing dan kesal, hal ini dikarenakan ia sendiri tidak tahu apa-apa tentang dirinya.
“Menyebalkan.” Gahyeon berucap ketus sambil memanyunkan bibirnya, setelah melakukan itu ia lalu berbalik melanjutkan langkahnya, JiU juga mengikutinya dari belakang.
***
10 bab lagi menuju bab 200. Wah, gak kerasa udah sejauh ini aja. 😱
KAMU SEDANG MEMBACA
Nightmare - Escape the ERA (DreamCatcher)
Science FictionIni cerita fanfiction ya, buat yang gak suka, mungkin boleh lihat-lihat dulu, siapa tahu jadi penasaran lalu bisa tertarik dan berakhir suka. Cerita mengandung humor, mohon maklumi kalau ada hal-hal yang konyol dan candaan tak sesuai kondisi, sengaj...