41 - Tubuh yang Berbeda, Sang Dokter

249 53 13
                                    


Kita rampungkan satu persatu cerbung ff DC yah, aku mau menamatkan yang ini dulu deh. Soalnya ini udah hampir setahun. Yang lain harus nunggu, selain belum dapat ide baru, nulis banyak sekaligus rasanya keteteran dan pusing, Cuma gara-gara DC aja aku masih mampu berjuang dengan keteguhan hati (apaan sih? Apa maksudnya?).

Guys, yang aktif komennya dong. Soalnya dengerin lagu DC gak cukup buat moodbooster. Butuh banyak tanggapan juga.

Spoiler, pada part tiga orang ini, Yoohyeon bakal bilang soal cowok yang ada dalam ingatannya dan tanpa sengaja nama cowok itu diucap oleh Handong ketika ia berhadapan sama Dami. Karena secara tak langsung, Handong adalah orang pertama yang melihat dan bertemu dengan para cowok, belum diceritain sih adegan detailnya, tapi intinya kayak gitu ceritanya. Orang kedua adalah Dami yang berhadapan dengan cowok api. Duh, Dami sampai kebakar tuh gara-gara ngelawan cowok itu. Apa dia bakal mati atau terselamatkan oleh ciuman dari Cinta sejati?(emang ini cerita Putri tidur ya?)😅😅😋. Berharap aja ada penolong yang tepat waktu menyelamatkan nyawanya. Dami stan mana nih?



41 - Tubuh yang Berbeda, Sang Dokter


Yoohyeon memiliki segudang pertanyaan sejak lama dan hampir semuanya belum terjawab. Salah satu pertanyaan utamanya adalah mengenai kode hitam atau blacklist. Apa maksudnya mengenai semua itu? Sejak pertemuan pertama dengan Gahyeon, gadis muda itu sudah menyinggungnya, sayangnya sampai sekarang ia tak mau menjelaskan. Yoohyeon tentu tak bisa mencari tahu juga karena laptop itu hanya bisa diakses oleh Gahyeon dan kumpulan kata di dalam sana ditulis dengan huruf yang amat aneh dan sulit dipahami. Lagi-lagi hanya Gahyeon saja yang mampu membacanya.

Ia mengira, dengan mengetahui apa artinya blacklist mungkin akan menjadi jawaban mengenai kenapa dirinya ada di sini dan banyak sekali makhluk yang memburunya, tapi bagaimana sekarang? ekarang, ada satu wanita yang memiliki kode whitelist. Itu sangat bertentangan dengan mereka, terlebih wanita ini tak memiliki senjata dan mampu menjinakkan monster atau mungkin sosok alien yang seharusnya memburunya.

Ini sangat memusingkan, satu-satunya agar semua keanehan ini terpecah adalah dengan Gahyeon yang harus mengatakan semua yang ia ketahui.

"Oke, apa maksudnya white list dan black list? Kau harus mengatakannya sekarang juga, kau sudah berjanji." Yoohyeon segera mendesak Gahyeon untuk berbicara. Gahyeon menggelengkan kepalanya.

"Kakak, ini bukan waktu yang tepat. Kita akan membahasnya di lain hari."

"Kapan itu?"

"Jika sudah tepat, aku janji akan menjelaskannya. Masih ada banyak hal yanh menggangguku."

"Itu bukan alasan. Aku ingin sekarang."

"Kakak, aku memercayaimu. Seluruh kepercayaanku kuberikan padamu, apa kau bisa menaruh kepercayaan padaku juga? Aku janji. Tapi bukan sekarang." Gahyeon berbicara dengan halus dan penuh perhatian. Yoohyeon jadi agak tak nyaman padahal dia berniat mendesak bahkan mengancam gadis muda itu.

"Baiklah. Itu berarti aku harus terus melindungimu hingga saatnya tiba. Licik sekali strategimu."

"Kakak, kau berdalih, melindungiku adalah sesuatu yang kau inginkan atas dasar perasaan baikmu. Bukan gara-gara aku yang memiliki beberapa jawaban dari banyaknya pertanyaan yang kau miliki."

"Bagaimana kau bisa terlalu percaya diri seperti itu? Menggelikan." Yoohyeon benar-benar tak mau mengakui. Anggap saja dia tsundere, ada bagian dari dirinya yang memiliki rasa kasih sayang, padahal karakternya seperti itu.

"Kau terlalu menyanjung dirimu. Lupakan itu dan katakan apa yang terjadi padanya. Sungguh ane dia benar-benar lupa dengan segala hal termasuk namanya sendiri, seolah dia benar-benar tak punya otak." Yoohyeon menoleh sesaat pada JiU. Gadis itu mendekat.

Nightmare - Escape the ERA (DreamCatcher)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang