57 - Jenis Senjata (4)

207 41 92
                                    

Siyeon merasakan nyeri pada seluruh tubuhnya, ini adalah luka pertama dan paling parah yang dirinya dapatkan. Sepertinya banyak tulang-tulang dari dalam sana yang patah, tentu saja organ-organ dalamnya juga banyak yang mengalami cedera.

Meski begitu, selama ada tenaga dan masih bernapas, Siyeon berusah bangkit dan melawan pria yang memiliki tujuan yang buruk padanya, pada mereka.

BM tampak bugar dan tak memperlihatkan jika dirinya telah mengalami beberapa pertarungan, bahkan bekas ledakan yang sebelumnya tak tampak lagi.

Pria itu berdiri dengan langkah kaku bersiap untuk melukai Siyeon lebih parah, bahkan mungkin akan membunuhnya.

"Target terkunci, siap dimusnahkan." Itulah kalimat yang pria itu ucapkan dengan nada yang datar. Siyeon merasakan jika ini adalah akhir baginya, andaikan saja ia masih memegang senjatanya, maka setidaknya akan ada perlawanan, meski itu adalah sesuatu yang lemah.

Ia kesal, padahal baru beberapa hari ia ada di dunia ini, masih banyak pertanyaan yang menumpuk belum mendapat jawaban yang memuaskan, masih banyak hal yang belum dirinya lakukan.

Siyeon benci karena dalam kepalanya ia tak memiliki kenangan apa pun. Tak ada dari dirinya yang bisa dibawa menuju kematian.

Andaikan ia bisa mengingatnya, mengingat masa lalu hidupnya, setidaknya kekesalan dan kesedihannya berkurang, setidaknya dirinya tahu siapa ia sebenarnya, bagaimana masa lalu dan seperti apa jati dirinya.

Ingatan yang samar adalah ketika ia berlari bersama dengan seekor serigala hitam yang selalu menemaninya, bahkan makhluk itu tak ada di sini, ia sendirian sekarang.

Kemudian ingatannya mengenai SuA masuk. Ingatan yang sedikit sekaligus paling banyak dalam kepalanya itu muncul. Mereka baru saja bertemu tadi siang, bertarung bersama beberapa kali dan mereka memiliki banyak kesamaan.

"Ya, aku memang belum lama berada di sini, baru pertama kali juga bertemu makhluk sejenis ku. Lalu kenapa? Aku tak mau jika harus mati terlalu dini." Siyeon memukul aspal jalanan dengan kuat hingga kepalannya melesak ke dalam sana. Matanya terbuka dengan cepat, ada sesuatu yang berubah di sana. Pupil mata yang harusnya berwarna hitam, kini warnanya menjadi merah. Ia beranjak berdiri sambil memasang tatapan keras dan berani.

"Mau membunuhku? Coba saja. Tapi percayalah, aku tak akan memberi kemudahan bagimu." Siyeon berkata dengan yakin. Darah yang membasahi sekujur tubuhnya perlahan mulai bergerak dan melayang di udara.

Darah-darah yang keluar dari lukanya membentuk cairan yang melayang di udara di sekitar tubuhnya, itu membentuk tali yang terbuat dari darah. Semuanya melayang seolah tak terpengaruhi oleh gravitasi. Luka-luka pada tubuhnya ditutupi oleh darah yang mengeras sehingga pendarahan terhenti.

BM memindai situasi abnormal itu.
Kemampuan tubuh aktif, spesialis tubuh : pengendalian darah.

BM agak terperangah dengan apa yang didapatnya. Ia bahkan sampai lupa jika dirinya masih harus menghabisi wanita itu, wanita yang saat ini sudah lenyap dari hadapannya.

BM mencari keberadaan Siyeon, irisnya menyisir ke sekitar. Tapi sosok yang dicarinya tak kunjung terlihat.

"Mencariku?" tanya Siyeon yang sudah berada di belakang pria itu, nada suara yang mengancam dan tatapannya yang seperti itu membuatnya tampak menakutkan.

BM hendak berbalik, tapi Siyeon sudah menikam dadanya dari belakang menggunakan darah yang memadat.

Ketika darah pria itu masuk bercampur dengan darah memadat itu, ada denyutan terang pada darahnya. Siyeon mundur buru-buru karena merasakan sesuatu dari pria itu.

Nightmare - Escape the ERA (DreamCatcher)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang