179 - Petir yang Berjatuhan

87 27 13
                                    

Niatnya aku mau nulis judulnya drop thunder, tapi takutnya kalian malah lanjutin gudge, geol-eo jamgeulge BOCA  😅.
Ujungnya bukan baca cerita, tapi malah nyanyi Boca. 🤣

***

Bab terakhir muncul Yoohyeon adalah bab 159, sekarang muncul lagi di bab 179, 20 bab dia gak muncul 😋. Untungnya setting waktunya masih tetap. Yoohyeon stan mana? Cung ☝️.

Btw, kenapa ini berspekulasi? Harusnya bersirkulasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Btw, kenapa ini berspekulasi? Harusnya bersirkulasi. Astaga, bagian yang kubaca malah langsung nemu kesalahan gara-gara autokoreksi yang laknat. 😭
Mana ada udara berspekulasi😭 🤧🤧.

***

179
Petir yang Berjatuhan.


Part Yoohyeon

Dengan beberapa gerakan dan sedikit perjuangan, Yoohyeon bisa berpindah dari posisinya yang terakhir. Saat Yoohyeon sedang berusaha untuk membebaskan diri dari timbunan longsor lumpur basah, tiba-tiba ia menemukan sesuatu yang bercahaya. Ternyata itu adalah benda yang ditinggalkan oleh Somin, sosok wanita pemburu yang melawan Yoohyeon sebelumnya.

Benda itu adalah batu meteor yang mampu menyerap sambaran petir dari langit. Terakhir kali Yoohyeon melihatnya, benda itu masih bercahaya setelah menyerap energi dari petir. Yoohyeon ingat jika ia menggagalkan usaha Somin untuk mendapatkan batu meteor tersebut.

Siapa sangka jika benda itu malah terkubur tidak terlalu jauh dengannya. Yoohyeon tidak senang dan tidak bersyukur atas apa yang didapatnya, yang ia harapkan bukan benda ini yang dirinya temukan, yang dirinya harapkan adalah katana miliknya yang hilang.

Karena cahaya dari batu meteor, Yoohyeon mendapat penerangan dari ruangan sempit tersebut. Meski itu tidak cukup membantu situasinya, setidaknya ia dapat melihat keadaan sekitar.

“Batu ini, padahal aku ingin melemparkannya sejauh mungkin agar wanita aneh itu pergi mengejarnya, hasilnya malah seperti ini.” Yoohyeon menggerutu dalam benaknya.

Entah berapa lama waktu telah berlalu, rasanya Yoohyeon sangat tidak nyaman berada di dalam tanah seperti ini. Andaikan ia adalah manusia biasa, jelaslah dirinya akan tewas karena kekurangan oksigen dan tidak kuat menahan suhu dan tekanan tanah. Ada keuntungannya karena ia sudah berubah menjadi manusia luar biasa, hal-hal normal yang dapat mencelakainya kini tidak menjadi perhatiannya.

Yoohyeon secara perlahan meraih batu putih keperakan tersebut. Ukurannya yang tidak besar membuatnya tidak sulit untuk mengambilnya. Ketika kulitnya menyentuh benda itu, tidak ada perasaan khusus yang dirinya dapatkan, padahal terlihat jelas jika ada rambatan listrik yang bergerak-gerak di sekitar kulitnya. Mungkin saja tegangan yang kecil membuatnya tidak tersengat oleh listrik itu, bisa disimpulkan itu sama sekali tidak membahayakannya.

Baru saja Yoohyeon menyentuh batu tersebut, tiba-tiba ia merasa jika tanah basah di sekitarnya terasa semakin berair. Ketika ia menerangi sekitarnya menggunakan batu itu, Yoohyeon baru sadar jika banyak air mengalir dari celah tanah dan reruntuhan yang terkubur bersamanya.

Nightmare - Escape the ERA (DreamCatcher)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang