136 – Beberapa Pertanyaan Terjawab
Seperti yang sudah diperkirakan oleh Yoohyeon, air banjir tidak akan sampai setinggi bangunan ini sehingga jendela lantai teratas masih aman. Karena Yoohyeon tidak suka dengan sesuatu yang kotor, maka ruangan tiga kali empat meter itu dibersihkan dengan alat seadanya. Ketiganya berkumpul di sana dan kembali membuat api.
Sudah sekitar setengah jam berlalu pasca banjir besar itu. Hujan masih turun dengan derasnya, langit sudah sepenuhnya gelap menandakan jika malam sudah menguasai keadaan kota. Tanpa mereka rasakan jika kejadian yang telah mereka lalui terus berlangsung selama seharian, rasanya sangat melelahkan dikarenakan ketiganya hampir tidak memiliki waktu untuk beristirahat.
Hari yang panjang penuh dengan kejadian yang menantang adrenalin dan menguras tenaga itu pada akhirnya berakhir. Mereka bertiga selamat tanpa ada satu pun yang kekurangan anggota badan, meski ada sedikit perasaan kecewa dari Yoohyeon karena batu kristal biru yang memilki kemungkinan besar sebagai pengganti energi mereka kini belum juga kembali.
Yoohyeon masih memikirkan hal-hal yang mungkin saja terjadi setelah ini, ia sangat yakin jika semua yang terjadi adalah awal, masih banyak peristiwa yang akan akan terjadi dan pastinya akan mereka alami pada hari-hari mendatang. Entah seperti apa esok, apakah akan melelahkan dan lebih menakutkan atau akan lebih baik lagi.
Yoohyeon, JiU dan Gahyeon melepaskan sepatu mereka karena semuanya terisi air yang rasanya tidak nyaman. Berbeda dengan JiU dan Yoohyeon yang hanya melepaskan sepatu, Gahyeon melepaskan kedua tasnya, ia juga melepaskan jaket yang basah. JiU dan Yoohyeon menoleh dengan tatapan terkejut saat melihat bentuk tubuh Gahyeon yang padat, berisi dan menggiurkan tanpa tertutup oleh jaket.
NB : Ini adalah model pakaian Gahyeon jika ia tidak memakai jaketnya.
Pada bagian dadanya terlalu kecil dan rendah sehingga hampir setengah bagian payudaranya terlihat. Ternyata di balik Jaketnya yang memiliki banyak kantung, Gahyeon memiliki pakaian yang terlalu minim dan menggoda, tapi tampaknya ia tidak peduli dengan apa yang dikenakannya dan reaksi yang diberikan oleh JiU dan Yoohyeon terhadapnya.
“Ah rasanya nyaman. Andaikan saja di sini ada ranjang yang empuk, lengkaplah sudah.” Gahyeon tampak sangat lega setelah melepaskan semua yang menempel pada tubuhnya. Tampak jelas jika saat ini JiU dan Gahyeon sedang kedinginan, tubuh mereka masih basah dengan kulit yang pucat, jelaa jika saat ini mereka juga tengah menggigil kedinginan. Lain halnya dengan Yoohyeon yang tampak biasa saja, warna kulitnya masih sama seperti biasanyaーyang selalu terlihat pucat sejak awal.
“Kamu ternyata memiliki tubuh yang bagus juga ya. Kupikir hanya celana kamu saja yang pendek.” JiU mengomentari penampilan Gahyeon, ia tersenyum dengan ekspresi wajah yang tidak sehat sama sekali, tampak tidak sehangat seperti sebelumnya.
“Oh ini,” gumamnya sambil memandang ke arah tubuhnya sendiri. “Seperti yang sudah kukatakan sebelumnya, pakaianku sudah seperti ini sejak aku bangun.” Gahyeon tampak tidak ambil pusing dengan penampilannya saat ini. Yang ingin dirinya lakukan adalah menaikkan suhu tubuh sebelum beristirahat. Atas perkataan Gahyeon, JiU jadi teringat sesuatu yang seharusnya ia bahas dan pikirkan sejak awal.
“Benar juga, aku juga sama. Jika mengingat akan hal itu, aku jadi penasaran kenapa bisa kita ada di sini, dijadikan makhluk percobaan hingga memiliki kemampuan aneh.” Ia bergumam pelan dengan bingung.
“Dia baru penasaran dengan itu?” tanya Yoohyeon yang sedang memeriksa katananya. Ia berbicara dalam benaknya karena tidak terlalu suka banyak bicara. Tampak jika katana itu tidak memiliki goresan atau noda setelah semua yang terjadi, tak ada yang cacat tertinggal di sana seolah senjata itu baru saja selesai dibuat.
“Aku juga memang penasaran terhadap banyak hal. Nah, jika mengenai tempat kita berada, kupikir aku tahu kita berada di mana saat ini.” Gahyeon membalas, ia sengaja merapat mendekat pada JiU.
“Benarkah? Kamu tahu?”
“Hm.” Gahyeon mengangguk menanggapi, “saat ini kita sedang berada di Planet Bumi.”
“Bumi?” tanya JiU yang tampak jelas terkejut, sementara Yoohyeon sendiri tidak menampakkan keterkejutannya, ia hanya menoleh tiba-tiba pada Gahyeon sebagai reaksi dari kalimat itu. Mereka ada di Bumi.
“Ya, ini adalah Planet Bumi, aku pikir sebelumnya keterangan dari bayi-bayiku sedikit keliru, tapi setelah merasakan alam dam mengamati keadaan kota dan bangunannya, aku yakin jika ini adalah bumi.”
“Jika ini Bumi, kita berada di kota apa dan negara mana?” tanya Yoohyeon yang sangat jelas tidak mengerti dengan tebakan dan perkiraan Gahyeon. Sontak saja Gahyeon dan JiU memutar pandangan ke arahnya.
“Jika tidak salah, ini adalah New York. Tahun 2099. Tapi sudah banyak sekali perubahan dari kota ini. Sudah banyak yang hancur dan menyatu dengan alam, bangunan-bangunan baru yang didirikan pada tahun 2060 ke bawah juga sudah sepenuhnya hilang dikarenakan bahan-bahan bakunya sudah terlalu tua.” Gahyeon memberikan jawaban secara cukup panjang dan jelas.
“Selama ini, aku tidak melihat ada gambar atau huruf yang tertera di seluruh kota. Bagaimana bisa itu terjadi?” Yoohyeon kembali mengajukan pertanyaan itu pada Gahyeon. Sebenarnya JiU dan Gahyeon sama sekali tidak mengamati keadaan kota hingga menyadari jika apa yang dikatakan Yoohyeon memang benar. Meski begitu, Gahyeon memiliki beberapa spekulasi yang bisa menjawab pertanyaan itu.
“Itu dikarenakan gejala alam di sini, hujan asam bisa membuat segalanya korosi, bahkan matahari yang sangat panas seperti kemarin bisa melelehkan segalanya. Cat dan segala hal bisa luruh sehingga bentuk-bentuk alami dari kota sudah menghilang. Bahan dari bangunan yang bagus adalah satu-satunya alasan yang membuat beberapa kota masih memiliki bangunan yang berdiri.” Gahyeon dengan cermat memberikan jawaban.
“Kupikir, beberapa jenis binatang monster juga menjadi alasan hancurnya kota.” JiU menambahkan dengan gumaman pelan, ia seperti menduga. Gahyeon segera menoleh pada JiU sebelum kemudian mengangguk.
“Ya, kakak benar. Sepertinya para binatang monster yang hidup di sini juga berperan dalam proses berubahnya penampilan dan pemandangan seluruh kota yang ada di Planet ini.”
“Lalu bagaimana dengan barang-barang yang hilang dari dalam setiap bangunan yang kita temui?” tanya Yoohyeon lagi yang sepertinya sangat penasaran dengan keadaan setiap kota yang sudah pernah mereka singgahi.
“Aku kurang tahu, jika ada binatang monster pemakan segala, aku kira merekalah yang memakan semua barang yang ada di dalam semua bangunan. Seperti yang sudah kukatakan sebelumnya, binatang monster juga ikut membantu alam dalam mengubah susunan kota sehingga keadaan bisa berubah seperti ini.”
“Meski itu hanya spekulasi, tapi cukup masuk akal dan memberikan jawaban. Setidaknya aku tahu jika kita masih berada di bumi.” Yoohyeon menunduk saat ia berbicara dalam benaknya. Beberapa pertanyaan yang selama ini berada dalam pikirannya sudah terjawab, meski sebebanrnya masih banyak yang masih dirinya pertanyakan tapi ia yakin dengan seiring berjalannya waktu, jawaban atas semua pertanyaan dalam kepalanya akan ditemukan.
“Kalau begitu, tahun berapa sekarang? Apa kamu tahu?” tanya JiU lagi. Gahyeon kembali menggelengkan kepalanya satu kali.
“Aku kurang tahu, kota sepertinya berhenti berkembang pada tahun 2099 saja. Kita tidak tahu hidup pada tahun berapa dan kapan menjadi manusia percobaan. Kita tidak bisa menafsirkan waktu dengan melihat keadaan kota. Cuaca ekstrem yang berlangsung selama satu hari bisa memberikan perubahan pada pemandangan kota, entah berapa banyak anomali alam dan cuaca yang sudah menempa setiap kota yang ada.” Meski berbicara panjang, itu sama sekali bukan suatu jawaban, hanya spekulasi yang menegaskan jika lama waktu yang telah berlalu tidak bisa ditafsirkan oleh apa yang saat ini mereka saksikan.
****
Yah, seperti itulah bab kali ini. 64 lagi menuju 200 bab. Pasti bisa, fighting!
KAMU SEDANG MEMBACA
Nightmare - Escape the ERA (DreamCatcher)
Science FictionIni cerita fanfiction ya, buat yang gak suka, mungkin boleh lihat-lihat dulu, siapa tahu jadi penasaran lalu bisa tertarik dan berakhir suka. Cerita mengandung humor, mohon maklumi kalau ada hal-hal yang konyol dan candaan tak sesuai kondisi, sengaj...