110 - Kalah Jumlah

116 25 34
                                    

Ini adalah visual sosok perubahan wujud Yeosang dalam bab kali ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini adalah visual sosok perubahan wujud Yeosang dalam bab kali ini.

Ini pertama kalinya DC bikin judul ada kata "love" nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ini pertama kalinya DC bikin judul ada kata "love" nya. Meski kata itu setelah ada "poison"

"Poison Love"

Otw bikin cerbung lagi dari salah satu judul. 😅😋😋(Garap cerita yang lain dulu oey!😠)

Btw, hari ini aku seharian ngetik 3 bab ini, huh, akhirnya berhasil juga. 😢

***

Part JiU, Yoohyeon dan Gahyeon.

Yoohyeon tak memedulikan apa yang sedang Gahyeon perbuat, ia mengalihkan pandangan ke arah sisi lain mencoba mencari sosok yang membuatnya harus meningkatkan kewaspadaan. Merupakan hal alami bagi Yoohyeon yang merupakan ahlinya bertarung di mana ia dapat merasakan adanya bahaya berdasarkan insting dan intuisi. Sementara di sisi lain, keadaan Gahyeon berubah seketika tatkala sesosok monster muncul secara tiba-tiba saat ia memecahkan sebutir telur.

Gahyeon merasakan perasaan yang tak nyaman saat ini, rasa takutnya perlahan bergerak mengalir ke seluruh tubuh, hal itu membuatnya merinding, terlebih saat mendengarkan kalimat yang JiU lontarkan, jelas jika ada sesuatu yang dilihat oleh gadis itu.

“Kenapa kakak tahu jika di sini adalah sarang monster?” tanya Gahyeon yang mulai merasa tak nyaman, ia ketakutan.

“Karena wanita yang ada di belakangmu tampak mirip monster dan dia terlihat sangat marah.” JiU membalas dengan nada yang polos. Mendengar perkataan dari JiU, rasa takutnya segera saja semakin menjadi. Meski sudah mengira apa yang ada di belakangnya, Gahyeon tetap menoleh ke arah belakangnya dan  di sana memang terdapat sosok monster.

“Ahhhhh!” Gahyeon menjerit lalu berlari sekencang, monster di belakangnya langsung meraung sangat keras dengan penuh amarah dan kemurkaan. Tanpa diduga, dari dalam tanah, dari balik reruntuhan, dan dari dalam bangunan yang masih berbentuk, di sana terdapat banyak sekali monster-monster dengan bentuk yang mengerikan, bagian tubuh depannya besar dan tubuhnya memiliki kulit dengan tekstur keras dan padat sehingga tubuh makhluk itu seolah seperti dilapisi baja.

“Itu bukan wanita! Itu monster!” Gahyeon berteriak.

“Wah, ada monster.” Yeosang langsung bersiaga, siap bertarung, meski tak tampak jika ia akan segera melakukan perubahan wujud. Sementara Yoohyeon baru saja sadar dengan keberadaan monster yang mengejar Gahyeon karena gadis itu berteriak.

“Sudah kuduga ada yang tidak beres.” Yoohyeon menarik katananya lalu menebas sosok monster hitam itu tepat pada bagian mulutnya yang tampak paling lunak dari seluruh tubuh itu. Monster yang mengejar Gahyeon langsung tumbang dengan tubuh terbelah, sementara Gahyeon langsung menghambur ke pelukan JiU.

Darah segera membasahi tanah kering bersama dengan jatuhnya tubuh monster itu, Yoohyeon mengibaskan tangannya membuat darah yang menempel pada katana itu segera sirna semuanya. Yoohyeon tak merasa lega karena telah berhasil mengalahkan satu, karena yang maju berikutnya memiliki jumlah yang banyak. Para monster hitam itu menyerbu dalam satu pasukan. Sepertinya dengan terbunuhnya satu monster, monster yang lain menyimpulkan jika itu adalah tanda jika para makhluk yang datang ke sarang mereka mengajak perang.

“Oh, yang benar saja. Aku baru selesai berpakaian.” Melihat serbuan monster, Yeosang segera melepaskan pakaiannya lagi, ia segera bertransformasi menjadi sosok monster yang memiliki tubuh besar dan tinggi. Ia ikut membantu menyerang para monster yang ada di sana.

“Sial, seharusnya aku tidak membunuh monster itu.” Yoohyeon berdecak kesal karena menyadari jika apa yang barusan telah dirinya perbuat menyulut kemarahan para monster yang ada di sekitar sana. Tapi semuanya sudah terlambat, pertarungan ini sudah tak bisa terelakkan lagi.

“Kakak, aku takut.” Gahyeon segera menyembunyikan diri ke balik punggung JiU, kedua tangannya masih memeluk gadis itu.

“Aku juga sebenarnya takut, tapi dengan ukuran sebesar ini, aku bisa mengendalikan mereka.” JiU lalu mengonsentrasikan pikirannya, ia memengaruhi para monster, jumlah monster yang berhasil berada dalam kendalinya hanya sekitar enam saja. Jumlah itu sudah cukup untuk menjadi pelindung mereka sehingga di sekitar JiU, para monster itu saling menyerang dan bertarung satu sama lain.

Dengan gerakan yang buas, Yeosang menghadapi para monster itu, monster lawan monster, kedudukan lebih tinggi Yeosang karena tubuh monsternya memiliki ukuran yang lebih besar. Meski ia unggul dalam ukuran, ia tetap kalah dalam jumlah. Meski ia beringas memukul dan menghancurkan tubuh monster yang menyerang, tetap saja ia terkena beberapa serangan sekaligus.

Yeosang melakukan perlawanan dengan menyemburkan api berwarna hijau pada para monster, api yang hanya menghalangi pandangan mereka saja dikarenakan kulit mereka cukup sukar untuk dapat terbakar. Yeosang sendiri merasa agak menyesal karena telah berubah menjadi sosok monster bersayap.

Tak ada waktu untuk berubah wujud, salah satu kelemahannya adalah ia tidak bisa berubah ke bentuk monster lain ketika dirinya berada dalam wujud satu monster. Yeosang harus berubah menjadi manusia terlebih dulu sebelum ia berubah menjadi sosok monster lain. Karena mulai merasa terdesak, Yeosang memutuskan untuk terbang. Saat itulah ia merasakan nyeri luar biasa pada salah satu sayapnya, ternyata sayap kirinya cedera terkena gigitan monster itu.

Sementara Yoohyeon dengan amat mudah menebas dan menghindari serangan demi serangan. Dengan menggunakan kedua tangan ia memegang katana, senjata itu terayun mulus membelah setiap musuh yang mendekat ke arahnya. Potensi sebenarnya dari katana itu tidak ia munculkan karena itu akan menguras tenaganya.

Yoohyeon merunduk saat ada sosok monster yang melompat ke arahnya, sambil merunduk, ia mengarahkan ujung katana pada bagian bawah perut si monster sehingga saat tubuh makhluk itu melewatinya, tubuh si monster tumbang dengan berlumuran darah.

Yoohyeon tak berhenti di situ, ia menebas tangan atau kaki depan salah satu monster yang hendak menyerangnya, tebasannya lurus dari belakang ke arah depan sehingga tangan si monster terbalah sampai bagian siku. Tak membuang waktu, gadis berekspresi dingin itu memutar katananya lalu menusukkan ujung tajam pada leher monster itu.

Ia melihat dari kejauhan jika bantuan atau monster yang mungkin adalah jantan segera berlari menuju ke arah mereka. Para monster itu berada dalam pasukan yang besar. Jelas jika terus seperti ini, Yoohyeon harus mengeluarkan seluruh kemampuannya yang mana itu akan berakhir membuatnya sekarat, Yeosang mungkin bisa melindungi dirinya sendiri, tapi yang lain tidak bisa dirinya tolong.

“Ini hanya akan membuang-buang waktu dan energi saja, mereka sangat banyak.” Yoohyeon segera menyarungkan katananya lalu beralih pada Yeosang. Mereka kalah jumlah dan jalan terakhir adalah mereka harus melarikan diri.

“Kita pergi dari sini, mereka tidak akan asa habisnya,” katanya dengan nada yang datar, maka Yeosang segera terbang kembali ke tempat ia meninggalkan pakaian, mulutnya menggigit pakaiannya lalu bergerak menuju ke arah JiU dan Gahyeon, makhluk itu langsung berhenti di hadapan mereka dalam beberapa detik.

Hal tersebut membuat JiU dan Gahyeon terkejut, bahkan karena itu, konsentrasi JiU agak buyar sehingga ia sempat kehilangan kontrol selama beberapa detik atas pengendaliannya.

“Ihhhh, kenapa, kenapa kamu berubah jadi monster yang seram?!” Gahyeon berjengit ngeri melihat sosok Yeosang yang tampak menyeramkan.

“I ... itu membuatku agak takut.” JiU tampak gemetaran melihat sosok Yeosang.

“Jangan banyak bicara dan naik saja!” Yoohyeon berbicara dengan dingin, maka JiU dan Gahyeon menurut. Yoohyeon menendang salah seekor monster yang hendak menyerang kaki JiU. Yoohyeon kemudian memutar tubuhnya lalu melayangkan pukulan pada rahang monster lain yang berniat menyerangnya.

JiU tampak lebih dulu membantu Gahyeon yang tampak kesusahan untuk naik ke atas tubuh Yeosang.

“Cepat, kita bisa dimakan.” JiU mendesak, bagusnya sikap kekanakannya tidak muncul sehingga itu mempermudah mereka dalam bergerak. Setelah Gahyeon selesai naik, JiU dengan amat mudah melompat naik ke atas tubuh monster itu.

“Sudah!” seru JiU. Yoohyeon segera memutar pandangannya pada Gahyeon dan JiU, setelah memastikan jika mereka sudah naik, maka Yoohyeon memerintahkan pria monster itu untuk segera pergi.

“Pergi sekarang!”

Mereka segera melarikan diri dari sana. Yoohyeon berlari di belakang tubuh monster Yeosang, sesekali ia memukul dan menendang monster yang berhasil mengejar mereka. Ia sengaja melakukan itu untuk menjauhkan Yeosang dari cedera, Yoohyeon tahu jika beberapa bagian sayap Yeosang sudah terluka sehingga monster itu tak bisa terbang terlalu tinggi dan cepat.

Sebagai manusia yang merupakan hasil percobaan yang berhasil dan mendekati sempurna, Yoohyeon mampu berlari dengan kecepatan yang abnormal sehingga ia mampu mengejar Yeosang yang terbang tak jauh di depannya.

***

Behind the Story.

Yoohyeon segera memutar pandangannya pada Gahyeon dan JiU untuk melihat apakah mereka sudah naik atau belum. Saat ia menoleh, amarahnya segera memuncak tatkala JiU dan Gahyeon tampak naik ke atas tubuh Yeosang menggunakan bantuan tangga.

Yang membuat Yoohyeon murka adalah Gahyeon naik secara perlahan, ia melangkah seelegan mungkin seperti seorang bangsawan, tak lupa ia memakai jubah, tongkat, sepatu dan mahkota Ratu yang entah didapat dari mana. Sementara JiU di belakangnya membawa keranjang penuh kelopak bunga pada satu tangan lalu menggunakan tangan lain untuk melempar banyak kelopak bunga ke atas kepala Gahyeon.

"Ratu Gahyeon naik pesawat. Wuuu..." JiU menghujani Gahyeon dengan banyak kelopak bunga lagi.

"Makasih dayang, tolong dong kasih bunga anggrek juga."

"Oke, ini dia, wuuuu.... " Dengan polosnya JiU menghunaji kepala Gahyeon dengan bunga tambahan.

"Mereka ... mereka ... mereka kurang ajar!" Yoohyeon marah lalu berlari menuju ke arah keduanya. Tanpa aba-aba dan peringatan, Yoohyeon langsung memberikan tendangan tanpa alasan pada pantat JiU.

"Ahhhhhh!" Jiu dan Gahyeon segera terbang dan menghilang ke langit.

****

Yang nyimak soal waktu, kalian tahu dalam cerita, mereka udah ada di kota ini selama berapa hari?
Kujawab langsung, tiga hari. Ini yang kupikirin pas ngetik, kalau ceritanya di sini baru tiga hari, tapi jumlah babnya udah di atas 100 bab, gimana kalau nanti ceritanya mereka bertahan selama setahun di sana. Wah berapa ribu bab tuh bakal muncul. Tiga hari aja lebih dari 100 bab, Seminggu sekitar 200 bab. 😅😅😅

Yah, gak gitu juga sih, di sini setting waktu sengaja agak diabaikan, dalam cerita juga gak ada tokoh yang peduli sama waktu.

Nantinya makin nambah chapter bakal dipersingkat waktunya. Skip time beberapa hari atau bahkan beberapa minggu, tergantung konten cerita. Btw cerita masih jauh dari pertengahan, spoiler aja nih, pertengahan cerita ini adalah scene di mana ketujuh cewek ini berkumpul. Yeosang bakal ada temennya, satu cowok lagi. Mendekati akhir cerita, Member Suju and SNSD muncul. Dah itu aja spoilernya, kebanyakan spoiler nanti malah gak seru.
Jadi yang perlu diingat, ketika mereka udah berkumpul, maka cerita udah setengah jalan, ketika member SNSD or Suju muncul, berarti cerita udah mendekati akhir. Wah aku berharap cerita ini ending di atas 400 bab 😵, dan kuharap akhir tahun ini ceritanya tamat.

Nightmare - Escape the ERA (DreamCatcher)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang